Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Deteksi dini melalui metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks. Namun cakupan pemeriksaan IVA masih rendah, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Baringin Kabupaten Tapin, yaitu hanya 9,04% dari pasangan usia subur (PUS) yang telah menjalani pemeriksaan. Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Baringin tahun 2025. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah berjumlah 2.419 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 97 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, serta dianalisis menggunakan uji statistik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasangan usia subur (PUS) tidak bersedia melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) sebanyak 65 orang (67%), PUS yang memiliki pendidikan dasar sebanyak 55 orang (56,7%), pengetahuan baik sebanyak 47 orang (48,5%), dan dukungan suami tidak mendukung sebanyak 63 orang (64,9%). Kesimpulan ada hubungan pendidikan (p=0,000), pengetahuan (p=0,003), dan dukungan suami (p=0,000) dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Baringin tahun 2025. Oleh karena itu PUS disarankan meningkatkan pengetahuan, dukungan suami dan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA sebagai langkah pencegahan sejak dini