Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBANG ULANG Mustika, Heny; Isnaniah, Isnaniah; Kristiana, Efi; Hapisah, Hapisah
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i2.10395

Abstract

Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) injectable contraception is the most widely used method, with the highest number of acceptors in Tambang Ulang District in 2023 reaching 1,329 individuals (40.27%). One of the most frequently reported side effects is weight gain, which can impact women's health. This study employs a quantitative approach with a cross-sectional design to analyze the relationship between the duration of DMPA injectable contraception use and weight gain. Secondary data from family planning registers and primary data from measurements were used, with a population of 180 DMPA injectable contraception acceptors from January 2021 to December 2023 and a sample of 64 respondents determined using the Slovin formula. Univariate analysis revealed that 62.5% of respondents had used DMPA injectable contraception for ≥ 2 years, and 76.56% experienced weight gain. The chi-square test yielded a p-value of 0.008 (p < 0.05), indicating a significant relationship between the duration of DMPA use and weight gain. These findings confirm that using DMPA injectable contraception for ≥ 2 years poses a risk of weight gain, highlighting the need for education and communication regarding its effectiveness and side effects to help acceptors make informed decisions Kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan metode yang paling banyak digunakan, dengan jumlah akseptor terbanyak di Kecamatan Tambang Ulang pada tahun 2023 mencapai 1.329 orang (40,27%). Salah satu efek samping yang sering dikeluhkan adalah peningkatan berat badan, yang berpotensi mempengaruhi kesehatan wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional, menganalisis hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan peningkatan berat badan. Data sekunder dari register KB dan data primer hasil pengukuran digunakan dalam penelitian ini, dengan populasi sebanyak 180 akseptor suntik DMPA periode Januari 2021–Desember 2023, serta sampel sebanyak 64 responden yang ditentukan melalui rumus Slovin. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 62,5% responden telah menggunakan kontrasepsi suntik DMPA selama ≥ 2 tahun, dan 76,56% mengalami peningkatan berat badan. Uji chi-square menghasilkan nilai ρ = 0,008 (ρ < 0,05), yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara lama penggunaan DMPA dan peningkatan berat badan. Temuan ini menegaskan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik DMPA selama ≥ 2 tahun berisiko menyebabkan peningkatan berat badan, sehingga diperlukan edukasi dan komunikasi informasi efektivitas serta efek samping kontrasepsi agar akseptor dapat mengambil keputusan yang lebih tepat
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah di SMPN 8 Banjarmasin Astuti, Sekar Sriwahyu Wulan; Yuliastuti, Erni; Tunggal, Tri; Kristiana, Efi
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.222

Abstract

Latar Belakang : Anemia merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi di masyarakat dan sering dijumpai di seluruh dunia. Angka prevalensi anemia di SMPN 8 Banjarmasin sebanyak 16,27%. Anemia sering terjadi pada remaja perempuan, ini dikarenakan remaja putri kehilangan zat besi saat menstruasi sehingga membutuhkan lebih banyak asupan zat besi. Pengetahuan dan sikap merupakan faktor penyebab rendahnya kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia dengan kepatuhan minum tablet tambah darah di SMPN 8 Banjarmasin. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian adalah remaja putri kelas VII dengan jumlah sampel sebanyak 101 responden. Teknik sampel menggunakan metode Random Sampling. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen yaitu kepatuhan dan variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap.Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi Square Test. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan responden minum tablet tambah darah paling banyak yaitu kurang patuh (65,3%),sedangkan pengetahuan responden paling banyak yaitu kurang (59,4%) dan sikap responden paling banyak yaitu positif (61,4%).Analisa data dengan uji chi square didapatkan ρ-value 0,211 α 0,05 dan p-value 0,092 α 0,005.Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri dengan kepatuhan minum tablet tambah darah di SMPN 8 Banjarmasin. Kesimpulan : Pengetahuan remaja putri tentang anemia dalam kategori kurang, sedangkan sikap remaja putri dalam kategori positif dan kepatuhan minum tablet tambah darah dalam kategori kurang patuh. Pemberian edukasi dan sosialisasi untuk memberikan informasi mengenai pentingnya konsumsi tablet tambah darah perlu ditingkatkan.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (K6) Di Wilayah Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2024 Zubay, Irma Damayanti; Yuniarti, Yuniarti; Kristiana, Efi; Tunggal, Tri
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.223

Abstract

K6 adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 6 kali selama masa kehamilannya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk mencegah, mendeteksi, dan mengelola faktor risiko di masa kehamilan. Puskesmas Alalak Selatan memiliki K6 masih dibawah target yaitu sebanyak 52% dan menempati urutan ke 6 dari 27 puskesmas. Untuk mengetahui hubungan pendidikan, paritas, pengetahuan dan dukungan suami dengan K6 di wilayah Puskesmas Alalak Selatan tahun 2024. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survey analitik dengan desain cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 85 ibu nifas dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden, menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan studi dokumentasi dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis Spearman’s Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas (ρ value = 0,048), pengetahuan (ρ value = 0,000), dan dukungan suami (ρ value = 0,000) dengan K6. Pendidikan (ρ value = 0,070) tidak ada hubungan dengan K6 di wilayah Puskesmas Alalak Selatan tahun 2024. Faktor yang berhubungan dengan K6 adalah paritas, pengetahuan dan dukungan suami. Ibu hamil dengan paritas sedikit memiliki pengalaman yang sedikit dalam kehamilan sehingga lebih rajin melakukan K6. Ibu dengan pengetahuan K6 yang baik akan menganggap penting K6 dan menjadikannya sebagai kebutuhan. Dukungan suami seperti bersedia mendengarkan keluhan ibu hamil dan mencari informasi akan kesehatan selama kehamilan mampu meningkatkan K6.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Lestiarini, Erina; Zakiah, Zakiah; Kristiana, Efi; Yuniarti, Yuniarti
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.231

Abstract

Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih tinggi prevalensinya di Indonesia dan menjadi perhatian utama dalam bidang kebidanan. Kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan 12,35 % dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang meliputi usia, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu hamil. Menganalisis hubungan umur, pendidikan dan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III dan di periksa Hb yang terdokumentasi dalam kohort/rekaman medis Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin diambil dari bulan Januari - Agustus 2024, sejumlah 98 orang dengan menggunakan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar pengumpulan data yang didapatkan dari register kohort ibu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia 39,8%, umur tidak beresiko 86,7%, memiliki pendidikan menengah 56,1%, ibu hamil dengan paritas rendah 68,4%. Variabel umur (p value= 0,008 < 0,05), pendidikan (p value = 0,012 < 0,05) dan paritas (p value = 0,006 < 0,05) yang artinya ada hubungan umur, pendidikan dan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan. Kesimpulan dalan penelitian ini bagi ibu hamil agar rutin periksa ke Puskesmas untuk mendeteksi kejadian anemia dan ibu hamil sering mengikuti penyuluhan agar mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN BABY BLUES PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2024 RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND BABY BLUES INCIDENCE IN POST-POST MOTHERS IN THE WORK AREA OF Adhiestya, Della; Hapisah, Hapisah; Kristiana, Efi
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i3.9937

Abstract

Baby blues ditandai dengan perasaan sedih, menangis, mudah tersinggung, emosi labil, serta gangguan nafsu makan. Studi pendahuluan pada 20–23 Agustus 2024 terhadap enam ibu nifas di Puskesmas Perawatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, menunjukkan bahwa empat di antaranya mengalami gejala baby blues. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian baby blues pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Simpang Empat tahun 2024. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional pada 58 ibu nifas usia 2–14 hari postpartum yang dipilih menggunakan teknik incidental sampling. Variabel independen adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel dependen adalah kejadian baby blues. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kejadian baby blues pada ibu nifas, dengan nilai ρ-value = 0,000 (α ≤ 0,05). Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa dukungan keluarga berperan penting dalam mengurangi risiko baby blues pada ibu nifas, di mana dukungan emosional dan instrumental dari keluarga dapat membantu ibu menghadapi masa postpartum dengan lebih baik. Kata Kunci: baby blues, dukungan keluarga, ibu nifas, postpartum Baby blues are characterized by feelings of sadness, crying, irritability, emotional instability, and appetite disturbances. A preliminary study conducted from August 20–23, 2024, on six postpartum mothers at the Simpang Empat Care Health Center, Tanah Bumbu Regency, found that four of them experienced baby blues symptoms. This study aims to analyze the relationship between family support and the incidence of baby blues among postpartum mothers in the working area of the Simpang Empat Care Health Center in 2024. The research employs a quantitative approach with a cross-sectional design, involving 58 postpartum mothers aged 2–14 days, selected using the incidental sampling technique. The independent variable is family support, while the dependent variable is the incidence of baby blues. Data were collected through questionnaires, interviews, and observations and analyzed using the chi-square test. The results indicate a significant relationship between family support and the incidence of baby blues in postpartum mothers, with a p-value of 0.000 (α ≤ 0.05). The study concludes that family support plays a crucial role in reducing the risk of baby blues among postpartum mothers, as emotional and instrumental support from the family can help mothers navigate the postpartum period more effectively.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN KEPATUHAN MINUM TABLET TAMBAH DARAH DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SIMPANG EMPAT TAHUN 2024 Selviana, Noor Fitri; Rafidah, Rafidah; Megawati, Megawati; Kristiana, Efi
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 11 No. 5 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v11i5.10735

Abstract

Anemia adalah salah satu faktor utama penyebab kematian tidak langsung pada ibu hamil, sering kali disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya zat besi. Kebutuhan akan zat besi meningkat selama masa kehamilan dan sulit terpenuhi hanya dari konsumsi makanan, sehingga diperlukan konsumsi tablet tambah darah (TTD). Penelitian ini memakai desain analitik observasi dengan pendekatan cross-sectional melibatkan 64 ibu hamil yang dipilih sebagai partisipan melalui teknik Accidental Sampling di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Simpang Empat tahun 2024. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi buku KIA, kemudian dianalisis memanfaatkan uji chi-square. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil mengalami anemia (68,8%), memiliki pengetahuan kurang (42,2%), dan tidak patuh minum TTD (68,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dan kejadian anemia (p-value = 0,000 < 0,05), serta antara kepatuhan minum TTD dan kejadian anemia (p-value = 0,000 < 0,05). Kesimpulannya, rendahnya pengetahuan dan kepatuhan meningkatkan risiko anemia, sehingga diperlukan edukasi intensif dan berkelanjutan mengenai manfaat TTD untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi Anemia is a leading indirect cause of maternal mortality, often attributed to a lack of knowledge about the importance of iron. During pregnancy, the increased demand for iron cannot be adequately met through diet alone, necessitating the consumption of iron supplementation tablets. This research utilized an analytic observational design with a cross-sectional approach, involving 64 pregnant women selected through accidental sampling in the working area of Puskesmas Perawatan Simpang Empat in 2024. Data were collected using questionnaires and observations of maternal health books (KIA), and analyzed using the chi-square test. The results revealed that the majority of pregnant women experienced anemia (68.8%), had low levels of knowledge (42.2%), and were noncompliant in consuming iron tablets (68.8%). There was a significant relationship between pregnant women’s knowledge and the incidence of anemia (p-value = 0.000 < 0.05), as well as between compliance with iron tablet consumption and the incidence of anemia (p-value = 0.000 < 0.05). In conclusion, low knowledge and poor compliance are associated with a higher risk of anemia, emphasizing the need for intensive and continuous education on the benefits of iron supplementation to improve adherence
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN BABY BLUES PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2024 Adhiestya, Della; Hapisah, Hapisah; Kristiana, Efi; Kirana, Rita
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 12 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v12i3.11005

Abstract

Baby blues adalah kondisi psikologis yang kerap dialami oleh ibu nifas, ditandai dengan rasa sedih, menangis, mudah tersinggung, dan gangguan pola makan. Penelitian berikut berfungsi demi mengevaluasi korelasi antara bentuk support keluarga terhadap kejadian baby blues yang menimpa ibu nifas pada wilayah kerja Puskesmas Perawatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, pada tahun 2024. Penelitian memanfaatkan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan melibatkan 58 ibu nifas berusia 2–14 hari pascapersalinan yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Variabel bebas adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel terikatnya adalah kejadian baby blues. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil menunjukkan bahwa 32,8% ibu nifas di wilayah penelitian mengalami baby blues, dengan nilai ρ-value = 0,000 (α ≤ 0,05), yang mengindikasikan korelasi yang berarti antara bentuk support keluarga dan peristiwa baby blues. Dukungan emosional dan instrumental dari keluarga terbukti memiliki peran penting dalam membantu ibu melewati masa nifas dengan lebih baik. Baby blues is a psychological condition commonly experienced by postpartum mothers, characterized by feelings of sadness, frequent crying, irritability, and disruptions in appetite. This study explores the correlation between family support and the occurrence of baby blues among postpartum mothers in the working area of Puskesmas Perawatan Simpang Empat, Tanah Bumbu Regency, in 2024. Utilizing a quantitative approach with a cross-sectional design, the research involved 58 postpartum mothers, aged 2–14 days, selected through an accidental sampling method. The independent variable was family support, while the dependent variable was the occurrence of baby blues. Data were gathered using questionnaires and analyzed through the chi-square test. The findings revealed that 32.8% of postpartum women in the study area experienced baby blues, with a ρ-value = 0.000 (α ≤ 0.05), indicating a significant relationship between family support and the incidence of baby blues. The study underscores the critical role of family support, particularly emotional and instrumental assistance, in helping postpartum mothers navigate the challenges of the postpartum period more effectively.
Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Spotting di PMB Bakti Ibu Martapura Raihana, Raihana; Isnaniah, Isnaniah; Kristiana, Efi; Rafidah, Rafidah
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.242

Abstract

Latar Belakang: Spotting keluarnya darah dari vagina diluar siklus menstruasi yang sedikit berupa bercak. Data dari WHO lebih dari 50% pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan mengalami spotting. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di PMB Bakti Ibu Martapura didapati sebanyak 11 orang akseptor menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 7 (77%) akseptor dengan lama penggunaan   ≤ 1  tahun mengalami spotting. Dampak kejadian spotting dapat menyebabkan terjadinya anemia, iritasi genetalia, perasaan cemas, stress dan mudah tersinggung. Tujuan : Mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting di PMB Bakti Ibu Martapura. Metode Penelitian :  Penelitian analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi sejumlah 280 akseptor, teknik sampling yaitu sampling jenuh. Variabel dalam Penelitian ini kejadian spotting dan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari register KB dilakukan uji menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian :  Kejadian spotting sebanyak 84 orang (30%) dengan lama penggunaan > 1 tahun sebanyak 189 akseptor  (67,5%) lama penggunaan < 1 tahun. Uji Chi Square menunjukkan p-value 0,000, (p<0,05), artinya Ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan kejadian spotting pada akseptor di PMB Bakti Ibu Martapura. Kesimpulan : Bahwa lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan saling mempengaruhi dengan kejadian spotting. Saran : Diharapkan tenaga kesehatan terus memberikan edukasi kepada pasangan usia subur tentang dampak kontrasepsi suntik 3 bulan sehingga pasangan usia subur dapat  mempertimbangkan dan mendiskusikan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan
Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dengan Peningkatan Berat Badan Akseptor Di PMB DN Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kota Banjarbaru Habibah, Nor; Yuliastuti, Erni; Suhrawardi, Suhrawardi; Kristiana, Efi
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.244

Abstract

Latar belakang : Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu program pemerintah dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Pada tahun 2023 jumlah akseptor KB suntik di wilayah Kota Banjarbaru Selatan sebanyak 23.519 orang (55,3%). Efek samping yang sering ditemukan pada penggunaan kontrasepsi suntik adalah kenaikan berat badan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PMB DN, didapatkan dari 9 akseptor KB suntik dengan lama penggunaan 1-2,5 tahun (sedang) sebanyak 7 orang (77,8%) mengalami peningkatan berat badan. Tujuan : mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan akseptor di PMB DN. Metode : Penelitian ini adalah survey analitik, dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini 248 akseptor KB suntik di PMB DN. Sampel penelitian ini 228 akseptor. Variabel dalam penelitian ini adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik dan peningkatan berat badan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari status akseptor KB dilakukan uji menggunakan uji chi square. Hasil : Akseptor yang mengalami peningkatan berat badan sebanyak 114 akseptor (50,0%) dari 228 akseptor. Sebagian besar akseptor yang mengalami peningkatan berat badan menggunakan kontrasepsi suntik selama >2,5 tahun (lama) sebanyak 65 akseptor (57,0%). Hasil uji Chi Square menunjukkan p-value 0,008 <α0,05, artinya ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan akseptor. Kesimpulan : Lama penggunaan kontrasepsi suntik berpengaruh terhadap peningkatan berat badan akseptor. Diharapkan tenaga kesehatan selalu memberikan informasi mengenai efek samping penggunaan kontrasepsi dalam jangka panjang sehingga akseptor dapat mengetahui dengan baik terkait kontrasepsi yang akan digunakannya.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Si SMA Negri 1 Kusan Hilir Tahun 2024 Normalia, Normalia; Rusmilawaty, Rusmilawaty; Kristiana, Efi; Tunggal, Tri
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 1 No. 8 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v1i8.254

Abstract

Latar Belakang: Remaja memiliki peranan yang sangat penting akan keberlangsungan masa depan, karena pada masa remaja sering kali disebut masa kritis. Remaja putri yang mengalami anemia berisiko menjadi wanita usia subur dengan anemia, yang kemudian dapat menjadi ibu hamil dengan anemia. Pengetahuan dan sikap yang baik dapat meningkatkan kesadaran akan risiko anemia dan pentingnya pencegahan melalui konsumsi tablet tambah darah dan gizi seimbang. SMAN 1 Kusan Hilir merupakan wilayah Puskesmas Perawatan Pagatan dengan tingkat anemia tertinggi 132 (33,5%) dari 394 remaja putri mengalami anemia. Tujuan penelitian : Penelitian ini Menggunakan desain penelitian kuantitatif observasional dengan metode survei analitik dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri sebanyak 394 siswi, sampel 198 responden. Pengambilan jumlah sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan oleh peneliti, Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang di gunakan adalah Chi-Square. Hasil Penelitian : Didapatkan bahwa dari 198 remaja putri, mengalami anemia 115 orang (58,1%). Pengetahuan cukup 124 orang (62,6%), pengetahuan baik (23,2%). Sikap negatif 115 orang (58,1). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan pengetahuan baik dengan kejadian anemia sebanyak 53,0%  (p-value = 0,000), ada hubungan sikap negatif dengan kejadian anemia sangat tinggi 99,1% (p-value = 0,000). Kesimpulan Adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kusan Hilir tahun 2024.