Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Bengawan Solo: Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal di Kota Surakarta Trihananto, R. Novia; Winarno, Budi; Supriyanto, Arseto Endro; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.76

Abstract

Penanaman modal merupakan salah satu elemen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, termasuk Kota Surakarta. Investasi yang optimal tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan daya saing daerah di tingkat nasional dan internasional. Kota Surakarta, sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah dengan tingkat urbanisasi yang cukup tinggi, memiliki berbagai potensi untuk menarik investor, baik domestik maupun asing. Namun, dalam proses penanaman modal, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal di Kota Surakarta melalui pendekatan studi pustaka. Metode studi pustaka dipilih karena memberikan ruang untuk mengeksplorasi berbagai hasil penelitian sebelumnya, serta kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah daerah maupun pusat terkait penanaman modal. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat menggali lebih dalam mengenai tren, tantangan, serta peluang yang dihadapi Kota Surakarta dalam menarik dan mempertahankan investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal di suatu daerah dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup berbagai aspek yang berasal dari dalam daerah tersebut, seperti kondisi infrastruktur, regulasi daerah, kualitas sumber daya manusia, serta stabilitas politik dan keamanan. Dalam konteks Kota Surakarta, infrastruktur yang memadai, seperti akses transportasi, sarana dan prasarana publik, serta ketersediaan energi, menjadi faktor penting dalam menarik investor. Selain itu, kebijakan pemerintah daerah yang pro-investasi juga menjadi salah satu daya tarik utama. Regulasi yang jelas, perizinan yang transparan, serta insentif fiskal yang diberikan kepada para investor dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif. Di sisi lain, faktor eksternal mencakup kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah pusat, serta tren global yang dapat memengaruhi aliran modal. Kondisi ekonomi nasional, seperti tingkat inflasi, suku bunga, serta nilai tukar mata uang, dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan investor untuk berinvestasi di suatu daerah. Selain itu, tren global, seperti perubahan kebijakan perdagangan internasional, perjanjian perdagangan bebas, serta fluktuasi harga komoditas, juga memainkan peran penting dalam memengaruhi arus investasi. Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa Kota Surakarta memiliki potensi besar untuk menarik penanaman modal dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, seperti posisi geografis yang strategis, potensi pariwisata, serta kebudayaan yang kaya. Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti birokrasi yang masih kompleks, keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah, serta tingkat daya saing sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan. Pemerintah daerah perlu terus berupaya untuk menciptakan kebijakan yang mendukung investasi, serta memperbaiki aspek-aspek yang menjadi kendala bagi para investor. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal di Kota Surakarta, serta memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam menarik lebih banyak investasi. Keberhasilan penanaman modal di kota ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan Kota Surakarta sebagai pusat ekonomi regional yang kompetitif.
Peran Penanaman Modal dalam Pengembangan Infrastruktur Kota Surakarta Widawati, Galuh Murya; Pratio, Gunawan Adi; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali; Supriyanto, Arseto Endro
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.77

Abstract

Penanaman modal memiliki peran yang sangat krusial dalam pengembangan infrastruktur di Kota Surakarta. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan infrastruktur yang berkualitas, peran investasi menjadi semakin penting untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi penanaman modal terhadap pengembangan infrastruktur di Surakarta, dengan mengidentifikasi berbagai faktor yang mendorong dan menghambat investasi. Surakarta, sebagai salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia, menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi, kesehatan, dan pendidikan. Penanaman modal dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut melalui pembangunan fisik dan penyediaan layanan yang diperlukan. Investasi yang masuk ke kota ini tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari sektor swasta, baik lokal maupun internasional. Melalui kolaborasi ini, diharapkan infrastruktur kota dapat diperbaiki dan diperluas, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat. Dalam konteks ini, peneliti menggunakan metode studi pustaka untuk menggali informasi dari berbagai sumber, termasuk jurnal, buku, dan laporan terkait yang membahas penanaman modal dan pengembangan infrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara penanaman modal dan perkembangan infrastruktur. Penanaman modal yang efektif dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup, dan daya tarik investasi lebih lanjut di Surakarta. Di samping itu, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam penanaman modal, seperti kurangnya kepastian hukum, birokrasi yang rumit, dan ketidakpastian ekonomi. Faktor-faktor ini menjadi hambatan bagi investor untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang mendukung, transparansi dalam proses perizinan, dan peningkatan koordinasi antarinstansi pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Melalui penguatan penanaman modal, Kota Surakarta berpotensi untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu, penanaman modal tidak hanya dilihat sebagai sumber pendanaan, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan memperhatikan semua aspek tersebut, diharapkan Surakarta dapat mencapai pengembangan infrastruktur yang lebih baik dan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.
Konsep Urban Farming Pada Kota Tanpa Lahan Pertanian Pratio, Gunawan Adi; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali; Supriyanto, Arseto Endro
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.78

Abstract

Urban farming merupakan salah satu solusi inovatif yang menjawab tantangan pertanian di kota-kota yang minim atau bahkan tanpa lahan pertanian. Seiring dengan pesatnya urbanisasi dan berkurangnya lahan hijau, konsep ini semakin relevan untuk diterapkan di perkotaan sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsep urban farming pada kota-kota yang tidak memiliki lahan pertanian tradisional serta mengeksplorasi manfaat dan tantangan yang dihadapi dalam penerapannya. Studi pustaka dilakukan untuk menggali berbagai literatur terkait praktik urban farming di berbagai kota besar di dunia yang mengalami kendala keterbatasan lahan. Konsep urban farming mencakup beragam teknik, seperti hidroponik, akuaponik, vertikultur, serta penggunaan atap gedung atau ruang kosong perkotaan sebagai lahan tanam. Masing-masing metode memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri yang dapat disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial suatu kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urban farming dapat memberikan banyak manfaat bagi kota tanpa lahan pertanian, termasuk peningkatan akses terhadap pangan segar, pengurangan emisi karbon akibat transportasi pangan, serta peningkatan kualitas lingkungan dengan lebih banyaknya area hijau. Selain itu, urban farming juga berkontribusi terhadap pemberdayaan komunitas lokal dengan memberikan peluang kerja dan meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan pangan. Implementasi konsep ini juga dapat mendukung program pengelolaan limbah organik dengan memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik yang digunakan dalam pertanian perkotaan. Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapan urban farming di kota tanpa lahan pertanian. Tantangan utama mencakup keterbatasan sumber daya, seperti air, pupuk, dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dalam lingkungan perkotaan. Selain itu, masalah regulasi dan kebijakan pemerintah juga menjadi kendala dalam mengembangkan pertanian perkotaan di beberapa wilayah. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, serta komunitas lokal guna menciptakan kebijakan yang mendukung perkembangan urban farming dan memberikan akses terhadap sumber daya yang diperlukan. Secara keseluruhan, urban farming menawarkan pendekatan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan di kota-kota yang tidak memiliki lahan pertanian. Melalui pengelolaan yang tepat dan dukungan kebijakan yang kuat, konsep ini berpotensi menjadi solusi bagi kota-kota yang menghadapi tekanan urbanisasi, degradasi lingkungan, dan ketidakstabilan pangan. Urban farming bukan hanya tentang produksi pangan, tetapi juga tentang menciptakan kota yang lebih hijau, sehat, dan berdaya.
Praktek Smart Farming Pada Kota-Kota Di Dunia Pratio, Gunawan Adi; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali; Supriyanto, Arseto Endro
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.79

Abstract

Smart farming, sebagai inovasi teknologi dalam pertanian, telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, memberikan solusi yang efektif untuk berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di kota-kota di seluruh dunia. Dalam konteks urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan populasi yang meningkat, praktik smart farming menawarkan pendekatan yang berkelanjutan untuk meningkatkan produksi pangan serta efisiensi penggunaan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan praktik smart farming di berbagai kota di dunia, dengan fokus pada manfaat, tantangan, dan dampak dari teknologi pertanian cerdas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yang mencakup analisis berbagai literatur dan studi kasus dari kota-kota yang telah menerapkan teknologi smart farming. Berbagai teknologi yang menjadi fokus dalam penelitian ini mencakup Internet of Things (IoT), drone, sensor tanah, dan sistem manajemen pertanian berbasis data. Penerapan teknologi ini tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertanian, mengingat pentingnya keberlanjutan dalam konteks perubahan iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa smart farming memberikan banyak manfaat bagi kota-kota, seperti peningkatan efisiensi dalam penggunaan air dan pupuk, pengurangan biaya operasional, dan peningkatan ketahanan pangan. Misalnya, dengan menggunakan sensor tanah, petani dapat memantau kelembapan tanah secara real-time, sehingga dapat melakukan irigasi yang lebih efisien dan mengurangi pemborosan air. Selain itu, penggunaan drone dalam pemantauan tanaman memungkinkan petani untuk mendeteksi masalah seperti serangan hama atau penyakit dengan lebih cepat, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil sebelum kerusakan meluas. Namun, meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, penerapan smart farming juga menghadapi beberapa tantangan. Keterbatasan dalam akses terhadap teknologi, kurangnya pelatihan bagi petani, dan masalah regulasi menjadi hambatan signifikan dalam adopsi teknologi ini di beberapa daerah. Selain itu, ketidakpastian biaya awal yang tinggi untuk investasi teknologi dapat menjadi penghalang bagi petani kecil untuk beralih ke praktik pertanian cerdas. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dari pemerintah dan lembaga swasta untuk memberikan pelatihan, sumber daya, dan insentif bagi petani yang ingin mengadopsi teknologi ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa smart farming memiliki potensi besar untuk merevolusi cara pertanian di kota-kota di seluruh dunia. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, praktik ini dapat meningkatkan ketahanan pangan, efisiensi penggunaan sumber daya, dan keberlanjutan lingkungan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak kota yang dapat mengadopsi dan menerapkan teknologi smart farming untuk menghadapi tantangan pertanian di era modern ini.
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kota Surakarta dalam Era Industri 4.0 Pambudi, Nirwan; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali; Supriyanto, Arseto Endro
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.80

Abstract

Era Industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga tidak luput dari dampak perkembangan revolusi industri ini. Pengembangan SDM yang adaptif terhadap perubahan teknologi, otomatisasi, dan digitalisasi menjadi salah satu tantangan utama bagi pemerintah dan masyarakat Surakarta dalam menghadapi era ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan SDM di Kota Surakarta dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh Industri 4.0 melalui metode studi pustaka. Dalam era Industri 4.0, digitalisasi dan otomatisasi menjadi tulang punggung perkembangan industri, di mana keterampilan yang relevan dengan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), big data, dan automasi menjadi sangat penting. Kota Surakarta, dengan segala potensi dan keterbatasannya, perlu mempersiapkan SDM yang kompeten dan mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Berdasarkan kajian literatur, pengembangan SDM dalam era ini menuntut peningkatan keterampilan teknis serta soft skills yang mencakup kemampuan berpikir kritis, inovasi, dan kolaborasi. Di Kota Surakarta, upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM telah dilakukan melalui berbagai program pemerintah yang berfokus pada peningkatan keterampilan berbasis teknologi dan inovasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama dalam pengembangan SDM di Surakarta adalah keterbatasan akses terhadap teknologi mutakhir, minimnya program pelatihan yang berorientasi pada Industri 4.0, dan masih rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat umum. Pemerintah Kota Surakarta telah mencoba mengatasi hal ini melalui berbagai kebijakan, seperti pengembangan pusat-pusat pelatihan teknologi, program pendidikan vokasi, dan kerja sama dengan sektor swasta dalam penyediaan pelatihan yang lebih terfokus pada pengembangan keterampilan teknologi. Namun, upaya tersebut masih memerlukan peningkatan dari sisi inklusivitas dan kesinambungan agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya peran pendidikan formal dalam menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di era Industri 4.0. Kurikulum di lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, perlu diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan pasar kerja di masa depan. Pendidikan yang mengintegrasikan teknologi digital, pemrograman, analisis data, dan inovasi menjadi kunci dalam mencetak SDM yang mampu bersaing di tingkat global. Di samping itu, kolaborasi antara sektor pendidikan, pemerintah, dan industri menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Lebih lanjut, penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengembangan SDM di Surakarta tidak hanya memerlukan investasi dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam aspek budaya kerja. Budaya kerja yang inovatif, kolaboratif, dan berfokus pada peningkatan produktivitas perlu ditanamkan sejak dini. Peran pemerintah sebagai fasilitator dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan SDM yang berbasis teknologi menjadi krusial. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa Kota Surakarta memiliki potensi besar untuk mengembangkan SDM yang kompetitif di era Industri 4.0, tetapi masih diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor pendidikan, dan industri untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada. Peningkatan literasi digital, pembaruan kurikulum, dan pengembangan program pelatihan berbasis teknologi menjadi langkah-langkah penting yang harus diambil untuk memastikan kesiapan SDM Surakarta dalam menghadapi era Industri 4.0. Dengan strategi yang tepat dan komprehensif, Kota Surakarta dapat menjadi salah satu pusat pengembangan SDM unggul yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di era digital ini.
Model Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Maggot dalam Kerangka Ekonomi Sirkular di Kota Surakarta Widiyanto, Herri; Yusmaman, Waringin Margi; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.81

Abstract

Pengelolaan sampah organik merupakan tantangan yang signifikan di berbagai kota, termasuk Kota Surakarta. Seiring dengan meningkatnya populasi dan konsumsi, volume sampah organik juga semakin meningkat. Pendekatan tradisional dalam pengelolaan sampah seringkali tidak efektif, sehingga diperlukan inovasi yang dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan ekonomi sirkular. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pemanfaatan maggot, terutama dari jenis Black Soldier Fly (BSF), dalam proses pengelolaan sampah organik. Model pengelolaan sampah organik berbasis maggot dapat mengurangi volume sampah secara signifikan, sekaligus menghasilkan produk yang bernilai, seperti pakan ternak dan pupuk organik. Proses ini melibatkan beberapa tahap, dimulai dari pengumpulan sampah organik, pengolahan menggunakan maggot, hingga pemanfaatan hasil akhir. Maggot mampu menguraikan sampah organik dengan cepat dan efisien, mengubahnya menjadi biomassa yang berguna. Selain itu, pemanfaatan maggot dalam pengelolaan sampah sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular, yang berfokus pada pengurangan limbah, penggunaan kembali, dan daur ulang material. Dalam konteks Kota Surakarta, penerapan model ini dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat, pengusaha lokal, dan pemerintah daerah. Edukasi tentang manfaat dan cara pengelolaan sampah organik berbasis maggot perlu disebarluaskan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, kerjasama antara berbagai pihak juga penting untuk membangun infrastruktur yang mendukung, seperti tempat pengolahan sampah yang dilengkapi dengan fasilitas untuk budidaya maggot. Studi pustaka ini menyajikan analisis berbagai literatur yang menjelaskan tentang keberhasilan model pengelolaan sampah organik berbasis maggot di berbagai daerah. Ditemukan bahwa pendekatan ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model ini, Kota Surakarta dapat meningkatkan kualitas lingkungan, mengurangi pencemaran, serta menciptakan lapangan kerja baru melalui pengembangan usaha berbasis maggot. Kesimpulannya, pengelolaan sampah organik berbasis maggot merupakan langkah strategis dalam mencapai tujuan ekonomi sirkular di Kota Surakarta. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selanjutnya, pengembangan kebijakan yang mendukung implementasi model ini menjadi kunci untuk keberhasilan pengelolaan sampah organik di Kota Surakarta. Melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan pengelolaan sampah organik dapat menjadi contoh yang baik untuk daerah lain di Indonesia.
Urgensi Reduksi Sampah Organik Sebelum Dibuang Ke TPA dalam Kerangka Ekonomi Sirkular di Kota Surakarta Yusmaman, Waringin Margi; Widiyanto, Herri; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i2.82

Abstract

Permasalahan sampah organik di Kota Surakarta semakin mendesak untuk ditangani secara berkelanjutan guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu solusi yang relevan dalam konteks ini adalah penerapan ekonomi sirkular, yang menekankan pentingnya pengelolaan limbah secara efektif sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penelitian ini mengkaji urgensi reduksi sampah organik sebelum sampai ke TPA dalam kerangka ekonomi sirkular, dengan menggunakan metode studi pustaka. Melalui kajian literatur, diidentifikasi berbagai pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di TPA, termasuk melalui pemanfaatan teknologi pengomposan, biokonversi dengan maggot, dan optimalisasi proses daur ulang organik. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan ekonomi sirkular memberikan kerangka kerja yang ideal untuk mengelola limbah organik karena bertujuan untuk memperpanjang siklus hidup material, meminimalkan limbah, serta memaksimalkan nilai ekonomi dari limbah tersebut. Di Kota Surakarta, terdapat tantangan dalam pengelolaan sampah organik, terutama dalam hal infrastruktur dan kesadaran masyarakat. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik di sumbernya akan meningkatkan beban di TPA, menyebabkan produksi gas metana yang berbahaya bagi lingkungan dan mempercepat laju kerusakan lahan. Reduksi sampah organik sebelum dibuang ke TPA dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas dan teknologi. Pemanfaatan metode seperti pengomposan di skala rumah tangga atau komunal, serta inovasi penggunaan maggot dalam penguraian sampah organik, berpotensi besar untuk diimplementasikan di Surakarta. Dalam kerangka ekonomi sirkular, sampah organik dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti pupuk kompos atau pakan ternak, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, edukasi dan partisipasi masyarakat memegang peranan penting dalam mengubah perilaku terkait pemisahan dan pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga. Kajian ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengimplementasikan strategi-strategi pengelolaan sampah organik berbasis ekonomi sirkular. Penerapan kebijakan yang mendukung, seperti insentif untuk pengolahan sampah organik dan regulasi yang mewajibkan pemisahan sampah, akan memperkuat sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan. Pemerintah Kota Surakarta perlu memprioritaskan investasi pada infrastruktur pengelolaan limbah yang ramah lingkungan serta memfasilitasi inisiatif-inisiatif lokal yang mendukung pengurangan sampah organik sebelum mencapai TPA. Secara keseluruhan, kajian ini menyimpulkan bahwa reduksi sampah organik sebelum dibuang ke TPA sangat penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal di Kota Surakarta. Implementasi kerangka ekonomi sirkular memungkinkan terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien, mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan, serta menciptakan peluang ekonomi baru. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk segera menerapkan strategi-strategi pengelolaan sampah organik berbasis sirkular di Surakarta guna mencapai target pengurangan sampah dan mendukung pembangunan berkelanjutan di kota tersebut.
Bahaya Lingkungan Pada Open Dumping Sampah Organik Perkotaan Yusmaman, Waringin Margi; Widiyanto, Herri; Rohmah, Siti Nur; Akbarsyah, Muhammad Ali
Jurnal Bengawan Solo Pusat Kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta Vol. 2 No. 2 (2023): Desember : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v2i2.83

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk di kawasan perkotaan seiring dengan perkembangan ekonomi menyebabkan produksi sampah organik meningkat secara signifikan. Open dumping, atau pembuangan sampah secara terbuka, masih menjadi salah satu metode pengelolaan sampah yang banyak digunakan di kota-kota besar di Indonesia. Metode ini, meskipun mudah dan murah, menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sampah organik yang dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan terbuka tanpa pengelolaan yang baik akan mengalami proses dekomposisi secara anaerobik, yang menghasilkan gas metana (CH4), salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, cairan leachate yang dihasilkan dari pembusukan sampah dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah serta sumber air bersih di sekitarnya. Kondisi ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembuangan, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk. Selain risiko pencemaran air, penumpukan sampah organik di tempat terbuka juga memicu berkembangnya vektor penyakit, seperti lalat dan tikus, yang dapat menyebarkan berbagai penyakit menular. Studi pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh praktik open dumping sampah organik di kawasan perkotaan. Penelitian ini memanfaatkan berbagai literatur dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan dampak lingkungan dari pengelolaan sampah organik yang tidak memadai. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, ditemukan bahwa open dumping sampah organik tidak hanya berdampak pada kualitas udara dan air, tetapi juga memengaruhi ekosistem secara keseluruhan. Kualitas udara menurun akibat emisi gas rumah kaca dan senyawa organik yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah. Polusi udara yang dihasilkan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pernapasan bagi masyarakat, terutama di wilayah perkotaan yang memiliki tingkat polusi tinggi. Di samping itu, pencemaran air akibat leachate yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air dan merusak habitat flora dan fauna. Di sisi lain, praktik open dumping juga memberikan dampak negatif terhadap keberlanjutan ekonomi kota. Pengelolaan sampah yang tidak efektif menyebabkan biaya kesehatan meningkat karena tingginya kasus penyakit yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Selain itu, tanah yang tercemar oleh leachate memerlukan biaya rehabilitasi yang besar agar bisa kembali berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih berkelanjutan dalam mengelola sampah organik, seperti penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi biogas atau kompos, yang dapat mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan kebijakan yang lebih ketat dalam pengelolaan sampah organik, terutama di kawasan perkotaan yang padat penduduk, serta edukasi yang lebih mendalam bagi masyarakat mengenai bahaya lingkungan dari praktik open dumping. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan publik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi dan praktisi dalam memahami dan mencari solusi yang tepat terhadap masalah pengelolaan sampah organik di perkotaan. Upaya pengelolaan sampah yang lebih baik tidak hanya akan melindungi lingkungan dari degradasi, tetapi juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.