<![CDATA[Penelitian ini dilatar belakangi oleh remaja yang sedang mengalami stress membutuhkan sarana untuk mengurangi stress tersebut, salah satunya ialah dengan menggunakan media sosial. Remaja yang mengekpresikan diri dan menceritakan masalahnya di media sosial kemudian mendapat dukungan dari pengguna lain, hal ini menjadi salah satu alasan mengapa media sosial dapat dijadikan salah satu cara coping terhadap stres. Namun, penggunaan media sosial juga memiliki sisi negatif yang dapat memperparah stress apabila digunakan secara berlebihan. Oleh karena itu penting untuk memahami bagaimana remaja menggunakan media sosial sebagai strategi coping untuk mengatasi stress yang mereka rasakan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami strategi coping stres melalui media sosial pada remaja di Panganak Bukittinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, penulis melaksanakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh diuji keabsahannya dengan triangulasi data. Informan kunci dalam penelitian ini ialah empat orang remaja dan informan pendukung ialah orang tua dan kakak remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping stres yang diterapkan oleh remaja bervariasi sesuai dengan masalah yang mereka hadapi. Terdapat dua bentuk strategi coping stres yang digunakan, yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping. Salah satu sarana yang digunakan oleh remaja untuk mengurangi stress ialah melalui media sosial. Platform media sosial yang sering digunakan adalah WhatsApp, Instagram, TikTok, dan YouTube. Remaja mengungkapkan bahwa dengan menggunakan media sosial ketika stress dapat membuat mereka merasa senang dan rileks serta sejenak dapat melupakan stress yang sedang mereka rasakan.]]>
