Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bevak Pintar: Taman Belajar Anak Merauke dalam Mengatasi Buta Aksara Juli Arianti; Yohannes Putra Perkasa Sinambela; Najdah T; Riris Lawitta Maulina Siahaan; Prima Lestari Situmorang
Masyarakat Berkarya : Jurnal Pengabdian dan Perubahan Sosial Vol. 1 No. 4 (2024): November: Masyarakat Berkarya : Jurnal Pengabdian dan Perubahan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/karya.v1i4.793

Abstract

Papua Province remains at the top in addressing illiteracy issues. The Community Literacy Development Index (IPLM) in Papua Province stands at 20.02, significantly lower than the national IPLM average of 64.48. In 2022, it was reported that the literacy rate among individuals aged 15–59 in Papua Province was 81.53%, indicating that nearly 20% of this age group in the province is still unable to read, write, or perform basic arithmetic. According to the head of the South Papua Province Education and Culture Office, over 36,252 children who should be attending primary to senior high school are either out of school or have dropped out. Merauke Regency contributes the highest numbers compared to other regencies. The purpose of this community service initiative is to provide literacy and numeracy (calistung) education to children who have dropped out or never attended school. The implementation method comprises three stages: planning, execution, and evaluation.The results of three months of calistung teaching at *Bevak Pintar* showed significant improvement in the reading, writing, and arithmetic skills of children who had dropped out of school or had never attended school.
ANALISIS PERAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEBAGAI PREDIKTOR KETERAMPILAN LITERASI DIGITAL MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE Riris Lawitta; Najdah T
Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) Vol. 4 No. 1 (2024): SEMNASTEKMU
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/12k32319

Abstract

Tantangan dalam implementasi Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 di Indonesia perlu dikaji secara mendalam untuk merumuskan solusi yang tepat dan efektif. Meskipun telah dimulai sejak tahun 2011 dan diikuti oleh Era Society 5.0 di Jepang pada tahun 2019, implementasi Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Keterampilan digital menjadi bagian penting dalam pendidikan masa depan karena merupakan bagian dari sistem pendidikan modern, namun tidak menggantikan keaksaraan tradisional, melainkan melengkapinya dengan pengetahuan dan atribut baru. Perguruan tinggi selaku institusi Pendidikan perlu menyesuaikan kurikulum yang dipergunakan untuk menjadi wadah membangun mahasiswa untuk memiliki keterampilan 4C pembelajaran abad 21, yaitu keterampilan communication (berkomunikasi), Critical thinking (berpikir kritis), creative thinking (berpikir kreatif), dan collaborator (berkolaborasi). Jenis penelitian ini merupakan ex post facto dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan open-ended question yang disusun dan disebarkan melalui Google Form. Hasil penelitian terhadap 62 responden menunjukkan tingkat literasi digital mahasiswa di level cukup (lower middle). Sebanyak 67,74% mahasiswa dikategorikan memiliki tingkat berpikir kritis yang cukup, 19,35% memiliki tingkat berpikir kritis tinggi, dan 12,9% dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah. Berpikir kritis berperan signifikan sebagai predictor keterampilan literasi digital sebesar 46,6% pada mahasiswa jurusan Pendidikan ekonomi Universitas Musamus Merauke.