Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Objek Wisata Hidden Canyon Beji Guwang Anggreswari, Ni Putu Yunita; Jayaningsih, A.A. Raka
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.196 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v4i1.13952

Abstract

Bali merupakan pulau penyumbang devisa pariwisata di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya pariwisata di Bali. Besarnya pendapatan dibidang pariwisata ternyata bukan jawaban terhadap masalah kemiskinan di Bali. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kemiskinan di Bali adalah 4,14%. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah provinsi dan daerah dapat melakukan program-program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki masyarakat. Melalui program-program tersebut, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dan mengurangi angka pengangguran.Hidden Canyon merupakan atraksi wisata yang terletak di desa Guwang, kabupaten Gianyar, Bali. Hidden Canyon telah berhasil berkembang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal dan menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya dan tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh desa Guwang melalui objek wisata Hidden Canyon. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pemerintah desa Guwang melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara meyerap tenaga kerja lokal untuk bergabung di dalam pengelolaan Hidden Canyon. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan : pertama adalah tahap penyadaran dan pembentukan perilaku yang mana pada tahap ini masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif. Kedua merupakan tahapan transformasi. Pada tahapan ini, pihak pengelola Hidden Canyon memberikan pelatihan berbahasa Inggris kepada tenaga kerja lokal. Tahapan ketiga, adalah tahapan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan di mana terjadi peningkatan terhapad ketrampilan pekerja lokal.Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Obyek Wisata
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA HIDDEN CANYON DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN A.A Raka Jayaningsih; Ni Putu Yunita Anggreswari
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.243 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i1.1730

Abstract

Bali merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran yang terdiri dari periklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan. Penelitian ini akan berfokus pada bauran komunikasi pemasaran yang diimplementasikan dalam memperkenalkan destinasi wisata Hidden Canyon Beji Guwang. Hidden Canyon Beji Guwang merupakan objek wisata susur alam yang berlokasi di desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari kepala desa adat Guwang, manajer dan pengelola Hidden Canyon, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hidden Canyon menerapkan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas serta promosi penjualan. Hidden Canyon menerapkan periklanan dengan cara beriklan di televisi untuk menjangkau wisatawan domestik, iklan juga dimuat dalam media cetak lokal. Sementara itu pemasaran langsung dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan tour travel di Bali. Penjualan personal sendiri diterapkan oleh seluruh pengelola Hidden Canyon yang mana seluruh pengelola serta guide Hidden Canyon dibekali dengan kemampuan untuk melakukan personal selling. Seluruh pengelola juga berperan sebagai Public Relations yang bertugas untuk menjaga hubungan antara pihak internal dan masyarakat eksternal. Sementara itu dalam promosi penjualan Hidden Canyon menawarkan paket-paket harga yang menarik untuk wisatawan.Kata Kunci: Strategi, Komunikasi Pemasaran
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROMOSI ONLINE MENGGUNAKAN DIGITAL MARKETING Ida Ayu Gde Suwiprabayanti Putra; A. A. Raka Jayaningsih; Putu Eny Suhardiyani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.216 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5325

Abstract

Abstrak: Mitra pengabdian adalah Bapak A.A. Manik, seorang pengusaha yang menjual Lawar Bali. Berdasarkan hasil wawancara, promosi yang dilakukan mitra berupa promosi dari mulut ke mulut dan mengandalkan penjualan keliling. Kegiatan untuk PKM ini dimulai dari sosialisasi kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan digital marketing dan ditutup oleh evaluasi kegiatan. Sosialisasi dilakukan dengan membahas mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan. Kegiatan kedua yaitu pelatihan Digital Marketing diberikan materi mengenai pengertian, manfaat dan keunggulan Digital Marketing dibandingkan cara konvensional, strategi meningkatkan pemasaran dengan Digital Marketing dan cara memulai Digital Marketing. Kegiatan terakhir yaitu evaluasi, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar mitra merasa kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan promosi mereka kedepannya. Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian meliputi pemahaman mengenai Digital Marketing, Platform untuk Digital Marketing dan Pemasaran dengan Digital Marketing. Berdasarkan hasil wawancara terhadap penguasaan materi Digital Marketing diketahui bahwa peserta sudah mencapai 90% penguasaan terhadap materi. Luaran yang dihasilkan dalam pengabdian ini adalah adanya peningkatan daya saing berupa peningkatan promosi.Abstract: The service partner is Mr. A.A. Manik, a businessman who sells Balinese Lawar. Based on the results of interviews, promotions carried out by partners are in the form of word of mouth promotion and rely on mobile sales. Activities for this PKM started with socialization of activities followed by digital marketing training and closed by evaluation of activities. Socialization is done by discussing what activities will be carried out. The second activity, namely Digital Marketing training, was given material on the understanding, benefits and advantages of Digital Marketing compared to conventional methods, strategies to improve marketing with Digital Marketing and how to start Digital Marketing. The last activity, namely evaluation, was carried out to find out how much partners felt this activity was useful to improve their promotion in the future. The evaluation is carried out by providing an assessment including an understanding of Digital Marketing, Platforms for Digital Marketing and Marketing with Digital Marketing. Based on the results of interviews on the mastery of Digital Marketing material, it is known that the participants have achieved 90% mastery of the material. The output produced in this service is an increase in competitiveness in the form of increased promotions.
Pelatihan Digital Marketing di Thinker Bee Learning Center Ida Ayu Gde Suwiprabayanti Putra; A.A. Raka Jayaningsih
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 3 No. 3 (2021): Juli
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v3i3.276

Abstract

Thinker Bee Learning Center adalah salah satu tempat pendidikan non formal di Bali. Di tempat ini menyediakan Tenaga Pengajar untuk anak-anak yang ingin mempelajari baca tulis hitung, matematika, bahasa inggris dan robotika. Thinker Bee Learning Center memiliki target siswa yang harus dicapai, di mana target tersebut bervariasi disesuaikan dengan kategori program belajar yang ditawarkan. Strategi yang selama ini dilakukan adalah bergantung terhadap word of mouth marketing (promosi dari mulut ke mulut). Pegawai Thinker Bee Learning Center hanya melakukan kegiatan pemasaran dengan mendatangi dan membujuk secara langsung target marketnya serta melakukan persuasi kepada wali siswa untuk menambah jenis program belajar yang diikuti. Seiring dengan bertambahnya lembaga pendidikan non formal di Bali, strategi tersebut belum berhasil meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target sejak tahun 2019. Oleh sebab itu diperlukan adanya penambahan strategi lain untuk meningkatkan jumlah siswa mereka sehingga bisa mencapai target dan peningkatan branding Thinker Bee Learning Center. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan produk kepada pelanggan untuk meningkatan pengenalan perusahaan kepada target pasar adalah Digital Marketing. Oleh sebab itu, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan untuk meningkatkan branding perusahaan dengan memanfaatkan jejaring sosial dan blog melalui pemahaman Digital Marketing.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Objek Wisata Hidden Canyon Beji Guwang Ni Putu Yunita Anggreswari; A.A. Raka Jayaningsih
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v4i1.13952

Abstract

Bali merupakan pulau penyumbang devisa pariwisata di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya pariwisata di Bali. Besarnya pendapatan dibidang pariwisata ternyata bukan jawaban terhadap masalah kemiskinan di Bali. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kemiskinan di Bali adalah 4,14%. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah provinsi dan daerah dapat melakukan program-program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki masyarakat. Melalui program-program tersebut, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dan mengurangi angka pengangguran.Hidden Canyon merupakan atraksi wisata yang terletak di desa Guwang, kabupaten Gianyar, Bali. Hidden Canyon telah berhasil berkembang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal dan menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya dan tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh desa Guwang melalui objek wisata Hidden Canyon. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa pemerintah desa Guwang melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara meyerap tenaga kerja lokal untuk bergabung di dalam pengelolaan Hidden Canyon. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan : pertama adalah tahap penyadaran dan pembentukan perilaku yang mana pada tahap ini masyarakat disadarkan akan kemampuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki serta rencana dan harapan akan kondisi mereka yang lebih baik dan efektif. Kedua merupakan tahapan transformasi. Pada tahapan ini, pihak pengelola Hidden Canyon memberikan pelatihan berbahasa Inggris kepada tenaga kerja lokal. Tahapan ketiga, adalah tahapan peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan di mana terjadi peningkatan terhapad ketrampilan pekerja lokal.Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Obyek Wisata
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING DAN PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PANTI ASUHAN KHOIRUL UMMAH Kadek Ray Gangga Jyotika Marchendy; I Putu Agus Bayu Bimantara; Komang Hari Santhi Dewi; A.A. Raka Jayaningsih; I Putu Gede Abdi Sudiatmika; Rifky Lana Rahardian; I Gusti Ayu Sri Melati; Wayan Andrika Putera
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.17713

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak Panti Asuhan Khoirul Ummah saat berkomunikasi dan pengenalan lebih dalam mengenai penggunaan teknologi dalam kehidupan. Mitra pengabdian kegiatan ini yaitu Panti Asuhan Khoirul Ummah yang berlokasi di Jl. Lange IV, Br.Batannyuh, Pemecutan Kelod Denpasar Barat, Bali. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan secara tatap muka dengan jumlah peserta kegiatan sebanyak 18 anak. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi, survei, analisis permasalahan mitra, pelatihan dan sharing session, pengisian kuesioner pra dan pasca pelatihan, dan evaluasi hasil pelaksanaan. Hasil kegiatan pengabdian menunjukan peningkatan persentase pemahaman public speaking sebesar 16,05% dengan nilai persentase awal 54,54% meningkat menjadi 70,59%. Sedangkan untuk peningkatan persentase pemahaman teknologi sebesar 17,26% dari persentase awal 45,09% menjadi 62,35%. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman anak-anak terhadap public speaking dan pengenalan teknologi informasi yang disampaikan pada pelatihan.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA HIDDEN CANYON DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN Jayaningsih, A.A Raka; Anggreswari, Ni Putu Yunita
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.243 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i1.1730

Abstract

Bali merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran yang terdiri dari periklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan. Penelitian ini akan berfokus pada bauran komunikasi pemasaran yang diimplementasikan dalam memperkenalkan destinasi wisata Hidden Canyon Beji Guwang. Hidden Canyon Beji Guwang merupakan objek wisata susur alam yang berlokasi di desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari kepala desa adat Guwang, manajer dan pengelola Hidden Canyon, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hidden Canyon menerapkan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas serta promosi penjualan. Hidden Canyon menerapkan periklanan dengan cara beriklan di televisi untuk menjangkau wisatawan domestik, iklan juga dimuat dalam media cetak lokal. Sementara itu pemasaran langsung dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan tour travel di Bali. Penjualan personal sendiri diterapkan oleh seluruh pengelola Hidden Canyon yang mana seluruh pengelola serta guide Hidden Canyon dibekali dengan kemampuan untuk melakukan personal selling. Seluruh pengelola juga berperan sebagai Public Relations yang bertugas untuk menjaga hubungan antara pihak internal dan masyarakat eksternal. Sementara itu dalam promosi penjualan Hidden Canyon menawarkan paket-paket harga yang menarik untuk wisatawan.Kata Kunci: Strategi, Komunikasi Pemasaran
Pelatihan Personal Selling di Thinker Bee Learning Center Suwiprabayanti Putra, Ida Ayu Gde; Jayaningsih, A.A. Raka
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Thinker Bee Learning Center adalah salah satu tempat pendidikan non formal di Bali. Di tempat ini menyediakan Tenaga Pengajar untuk anak-anak yang ingin mempelajari baca tulis hitung, matematika, bahasa inggris dan robotika. Thinker Bee Learning Center sudah memiliki 14 orang Tenaga Pengajar. Sebagai salah satu lembaga profit yang berorientasi terhadap laba, Thinker Bee Learning Center memiliki target jumlah siswa yang harus dicapai setiap bulan dan setiap tahunnya untuk mempertahankan eksistensinya. Target tersebut harus dicapai oleh para pegawai yang diharapkan dapat melakukan persuasi kepada target market untuk mendaftar dan konsumen yang telah terdaftar agar memperpanjang durasi keikutsertaannya. Thinker Bee Learning Center memiliki target siswa yang harus dicapai dalam periode 3 bulan di mana target tersebut bervariasi disesuaikan dengan kategori program belajar yang ditawarkan. Strategi yang selama ini dilakukan adalah bergantung terhadap word of mouth marketing (promosi dari mulut ke mulut). Pegawai Thinker Bee Learning Center hanya melakukan kegiatan pemasaran dengan mendatangi dan membujuk secara langsung target marketnya serta melakukan persuasi kepada wali siswa untuk menambah jenis program belajar yang diikuti. Seiring dengan bertambahnya lembaga pendidikan non formal di Bali, strategi tersebut belum berhasil meningkatkan jumlah siswa sesuai dengan target sejak tahun 2019. Oleh sebab itu diperlukan adanya penambahan strategi lain untuk meningkatkan jumlah siswa mereka sehingga bisa mencapai target dan peningkatan branding Thinker Bee Learning Center. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan produk kepada pelanggan adalah Personal Selling. Oleh sebab itu, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan untuk melatih Personal Selling pegawai dalam menjual produk.
Twitter vs. Threads: Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Pandangan Politik di Kalangan Pengguna Aktif Jayaningsih, A.A. Raka; Abdi Sudiatmika, I Putu Gede; artana, Wayan Widya
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13794

Abstract

Dalam era digital, media sosial menjadi platform utama bagi masyarakat untuk mengakses informasi dan membentuk pandangan politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Twitter dan Threads memengaruhi pandangan politik di kalangan pengguna aktif. Dengan menggunakan metode campuran, survei dilakukan terhadap 500 pengguna aktif Twitter dan Threads, serta wawancara mendalam dengan 20 pengguna untuk memperoleh wawasan lebih mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Twitter cenderung menyebarkan informasi politik dengan cepat dan luas, tetapi sering kali kurang diverifikasi. Sementara itu, Threads menawarkan diskusi yang lebih mendalam dan analitis, yang dianggap lebih terpercaya oleh pengguna. Kesimpulannya, Twitter dan Threads memiliki peran berbeda dalam membentuk pandangan politik; Twitter efektif dalam penyebaran informasi cepat, sedangkan Threads lebih unggul dalam menyediakan diskusi berkualitas. Kedua platform ini memainkan peran penting dalam dinamika pembentukan opini publik di era digital.
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING DAN DIGITAL MARKETING KEPADA GURU SMK TI BALI GLOBAL JIMBARAN Jayaningsih, A.A. Raka; Aryawan, I Komang Budi Mas; Purwanti, Dian Eki
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.29159

Abstract

Keterampilan public speaking atau berbicara di depan umum merupakan salah satu soft skill penting yang harus dimiliki setiap orang, termasuk guru. Kemampuan ini dapat membantu seseorang membangun hubungan erat, berkomunikasi dengan baik dan jelas, serta meningkatkan kepercayaan diri ketika menyampaikan gagasan. Keterampilan berbicara bagi guru penting. Hal itu agar ketika menyampaikan materi pelajaran, siswa dapat menangkap pesan dan informasi dengan mudah karena guru dapat berkomunikasi dengan efektif dan efisien. Keterampilan public speaking yang baik akan membuat guru percaya diri dan mampu menyampaikan informasi atau materi dengan optimal. Begitu pula pada SMKTI Bali Global Jimbaran, hasil wawancara dengan kepala Sekolah para guru masih membutuhkan keterampilan public speaking untuk menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara juga disampaikan bahwa para guru juga membutuhkan pelatihan digital marketing, digital marketing bertujuan untuk meningkatkan penerimaan siswa baru pada saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan berjalan lancar, mitra dapat memahami materi yang telah diberikan yaitu personal selling untuk membantu penjualan yang dapat dilihat dari hasil penilaian mendapatkan 80%. Mitra merasa materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk melancarkan pekerjaan mitra