Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TOXICITY OF PM 10 PARTICLES FROM COAL DUST AND FACTORS ASSOCIATED WITH THE INCIDENCE OF PULMONARY FUNCTION IMPAIRMENT AND IN COAL MINE WORKERS Arumdani, Intan Sekar; Ilma, Khaira; Husni, Siti Hajar; Rachmawati, Ike
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27734

Abstract

Debu batu bara bersifat fibrogenik, yaitu jenis debu yang sangat beracun dan telah terbukti menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, terutama gangguan fungsi paru-paru. Pekerja tambang batubara merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami gangguan kesehatan karena berada di lingkungan kerja dan terus menerus menghirup debu batubara. Terjadinya gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko paparan debu batubara terhadap gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara. Penelitian ini dilakukan melalui metode systematic review dari berbagai artikel. Pencarian artikel dilakukan melalui situs jurnal Science Direct, JSTOR,, SpringerLink, Scopus, PubMed, Google Scholar, Sinta, dan Garuda Portal. Kriteria inklusi adalah variabel dependen pada artikel penelitian adalah gangguan fungsi paru pada pekerja, variabel independen pada artikel penelitian adalah pajanan debu batu bara, full text open access dan artikel yang dipilih adalah artikel dengan tanggal publikasi tidak lebih dari sepuluh tahun terakhir. Terdapat 7 artikel yang direview. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar debu total, kebiasaan merokok, masa kerja, penggunaan APD dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara. Tidak ada hubungan antara umur pekerja, status gizi, kebiasaan olahraga, masa kerja, dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara. Pajanan debu batubara berhubungan secara signifikan dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara, terlihat dari hasil analisis statistik pada masing-masing penelitian yang menunjukkan bahwa nilai p < 0,05. Gangguan fungsi paru yang dialami adalah gangguan fungsi paru restriktif.
The Relationship Between Mosquito Nest Eradication Practice and The Existence of Larvae Aedes Aegypti with Dengue Incidence in Penjaringan District, North Jakarta Nurdin, Nurdin; Martini, Martini; Raharjo, Mursid; Husni, Siti Hajar
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 10 (2023): October
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i10.4953

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Indonesia and still often causes extraordinary events with a high mortality rate. All regions in Indonesia are at risk of contracting dengue disease, because the virus that causes and mosquitoes has spread widely in residential and public places in Indonesia. Penjaringan District North Jakarta City has 70% densely populated residential areas, so it has a risk for dengue disease transmission. The sample in this study amounted to 80 people, with a division of 40 case groups and 40 control groups. This research uses observational analytical design with case control method. The variables studied were Mosquuito Nest Eradication practice and the presence of larvae. Data on Mosquuito Nest Eradication Behavior-DHF variables were obtained through questionnaires and variable data on the presence of larvae were obtained through direct observation of the environment around the respondent's house. Based on the results of Chi Square analysis showed that the practice of Mosquuito Nest Eradication (p = 0.007) and the presence of larvae (p = 0.047) had a significant relationship. Respondents who are lacking in Mosquuito Nest Eradication practice are at 5,952 times greater risk of developing DHF compared to people who are good in Mosquuito Nest Eradication practice. There is a relationship between the practice of Mos and the existence of larvae with dengue incidence in densely populated settlements in Penjaringan District, North Jakarta. The community should pay attention to the eradication of their nest by conducting the 3M Plus program regularly