Infeksi mikroba telah menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat karena dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Infeksi mikroba adalah gangguan yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi tubuh. Terapi umum yang digunakan untuk pengobatan infeksi mikroba adalah antimikroba. Salah satu alternatif pengobatan yang dapat digunakan adalah produk alami dari tanaman obat. Tanaman obat memiliki keunggulan diantaranya adalah harga terjangkau, mudah ditemukan, memiliki khasiat, dan efek samping yang minimal. Pegagan (Centella asiatica) merupakan salah satu tanaman yang digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit infeksi akibat mikroba. Berbagai penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa pegagan memiliki aktivitas antimikroba melalui pengujian secara in vitro terhadap beberapa mikroba seperti Bacillus cereus, serovar Typhimurium, Aspergillus niger dan lainnya. Review ini bertujuan untuk menganalisis potensi pegagan sebagai antimikroba secara in vitro yang diharapkan bermanfaat dalam pengembangan obat berbasis bahan alam. Metode yang digunakan dalam penyusunan literature review ini adalah dengan melakukan pencarian dan pengumpulan artikel penelitian terkait aktivitas pegagan sebagai antimikroba pada basis data yang tersedia yaitu Google Scholar dan Pubmed dengan memasukkan kata kunci “Centella asiatica”, “pegagan”, “antimicrobial”, “antimikroba”, dan “in vitro” lalu dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Hasilnya menunjukkan bahwa pegagan memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Hal ini dapat diamati pada data artikel penelitian yang melakukan pengujian in vitro. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegagan memiliki aktivitas sebagai agen antimikroba terhadap beberapa bakteri seperti Aspergillus niger, Bacillus subtilis, E. coli, S. typhi, S. aureus, B. subtilis, S. sonnei dan lainnya. Oleh karena itu, pegagan dapat menjadi solusi alternatif pengembangan agen antimikroba berbahan alam.