Penelitian ini bertujuan menganalisis posisi Turning Point USA (TPUSA) sebagai civil society sayap kanan dalam konteks demokrasi Amerika Serikat serta melihat bagaimana organisasi ini memengaruhi dinamika politik kontemporer melalui strategi mobilisasi ideologis. TPUSA merupakan organisasi yang berkembang pesat sejak didirikan pada tahun 2012 oleh Charlie Kirk dan memosisikan diri sebagai gerakan konservatif yang fokus pada aktivisme politik di kalangan pemuda, terutama melalui jaringan pendidikan, media sosial, kampanye politik, dan wacana ideologis. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan analisis wacana untuk menelaah narasi, strategi komunikasi politik, dan praktik mobilisasi yang dilakukan TPUSA. Kerangka teori Philippe Schmitter digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik TPUSA sebagai aktor non-negara, sedangkan perspektif Muthiah Alagappa membantu menelaah peran ambivalen civil society yang tidak selalu demokratis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPUSA merupakan civil society dengan orientasi ideologis konservatif yang kuat dan relasi erat dengan kepentingan politik Partai Republik, khususnya melalui afiliasi dengan Donald Trump. TPUSA tidak hanya memainkan peran edukatif dan advokatif, tetapi juga terlibat dalam peningkatan polarisasi politik, kampanye disinformasi, serta delegitimasi proses demokrasi melalui keterlibatan dalam gerakan “Stop the Steal”. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa TPUSA menjadi contoh nyata bagaimana civil society dapat berperan dalam erosi demokrasi ketika beroperasi secara partisan, eksklusif, dan ideologis. Kata Kunci: Civil Society, Demokrasi, TPUSA, Polarisasi Politik, Konservatisme.