Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh Pemerintah Republik Indonesia merupakan intervensi pangan berskala nasional yang dirancang untuk menurunkan prevalensi malnutrisi dan stunting serta memperbaiki status gizi anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok rentan. Meski demikian, Implementasi MBG menghadapi tantangan logistik, keberlanjutan pendanaan, dan kesesuaian menu terhadap kebutuhan nutrisi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau nilai gizi dan efektivitas program MBG dalam konteks kesehatan masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literatur diperoleh dengan cara menelaah artikel atau jurnal ilmiah yang diunduh dari PubMed, NCBI (National Library Of medicine) dan Google Scholar. Hasil analisis memnunjukkan rata-rata menu MBG menyediakan 500-700 kkal per porsi dengan protein 18-28 g, yang setara dengan 25-35% kebutuhan protein usia anak sekolah. Menu MBG disesuaikan dengan kearifan lokal, potensi pangan, dan ketersediaan bahan pangan di masing-masing daerah. Namun, kontribusi mikronutrien seperti kalsium, zat besi, dan vitamin A masih terbatas pada sebagian menu, terutama tray yang tidak menyertakan susu. Program MBG memiliki sejumlah kelebihan strategis, baik dari sisi gizi, sosial, maupun ekonomi. Program MBG disimpulkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemenuhan gizi anak sekolah, ketahanan pangan nasional dan pemberdayaan ekonomi lokal, namun keberhasilannya memerlukan sistem monitoring dan evaluasi yang berbasis evidence. Koordinasi lintas sektor diperlukan agar program ini berjalan efektif, berkelanjutan, dan benar-benar menjawab tantangan gizi di masyarakat Indonesia.