Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Relationship of Neoadjuvant Taxanes, Anthracyclines, Cyclophosphamide Chemotherapy on Nutritional Status Based on Body Mass Index (BMI) and Albumin Measurements in Locally Advanced Stage Breast Cancer Patients in Bahteramas Hospital Kendari S Limba, Afirah Khairunnisa; Royani, Ida; Muchsin, Achmad Harun; Kamaluddin, Irna Diyana Kartika; Irsandy, Febie
Indonesian Journal of Cancer Vol 18, No 4 (2024): December
Publisher : http://dharmais.co.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v18i4.1283

Abstract

Background: Breast cancer is a disease caused by cancer cells in breast tissue. The most frequently found is locally advanced. The locally advanced stage refers to stages IIIA, IIIB, and IIIC. Neoadjuvant is the treatment for locally advanced. The Taxane, Anthracycline, and Cyclophosphamide (TAC) is a neoadjuvant chemotherapy regimen that can cause nausea and vomiting resulting in decreased appetite and lack of nutritional intake in patients. This study aims to determine the relationship between neoadjuvant TAC chemotherapy and nutritional status based on measurements of BMI and albumin in breast cancer patients at Bahteramas Kendari Hospital.Method: This study was conducted with a retrospective cross-sectional design. The sampling technique was consecutive sampling using 41 medical records of breast cancer patients from the years 2023 to 2024 in Bahteramas Kendari Hospital.Result: There were significant changes in the nutritional status of patients who received neoadjuvant TAC chemotherapy. Before chemotherapy, the patient’s BMI was found to be in the normal category of 34.1% and decreased to 31.7% after chemotherapy. Likewise, patients with obesity were 34.1% before chemotherapy and changed to 19.5% after chemotherapy. Furthermore, there were significant changes in the patient’s albumin levels. Before chemotherapy, 38 patients had normal albumin levels (92.7%), whereas after chemotherapy only 24 patients had normal albumin levels (58.5%).Conclusion: There was a relationship between TAC neoadjuvant chemotherapy and nutritional status based on BMI and Albumin measurements before and after chemotherapy in patients with locally advanced breast cancer.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Terapi pada Fraktur Terbuka dan Tertutup Muzakky, Andi Novalika; Dhedie, Andi; Kidingallo, Yusuf; Mula, Fadil; Irsandy, Febie
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14037

Abstract

Sebagian besar kualitas hidup pasien fraktur terganggu pada domain fungsi fisik dan keterbatasan fisik, sedangkan kualitas hidup ditinjau dari mental secara keseluruhan baik. Diperlukan edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien pasca operasi. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui faktor keberhasilan terapi pada pasien fraktur. Puncak distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun) dan orang tua (diatas 70 tahun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan terapi pada fraktur tertutup dan fraktur terbuka Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa lokasi pada fraktur ekstremitas bawah mempengaruhi lama penyembuhan, hubungan antara usia pasien dengan lama rawat inap dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001 (p < 0,05), pada jenis kelamin di dapatkan (80%) pasien berjenis kelamin laki-laki, vitamin D berhubungan dengan penyembuhan fraktur dan mobilisasi dini mampu melancarkan sistem peredaran darah dan membantu system tubuh kembali normal dengan cepat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan lokasi, usia, jenis kelamin, konsumsi vitamin D dan mobilisasi merupakan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan terapi pada fraktur tertutup dan infeksi merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan terapi pada fraktur terbuka.
KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS EKSTRA PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT DAN RS IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2018-2022 Utami Haerunnisya, Putri; Pandu Wiriansya, Edward; Mutmainnah Musa, Inna; Eka Yanti, Kartini; Irsandy, Febie
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25539

Abstract

Tuberkulosis Ekstra Paru adalah penyakit Tuberkulosis yang menyerang organ di luar paru-paru seperti pleura, selaput otak, kelenjar getah bening, tulang, persendian, kulit, saluran pencernaan, peritoneum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat dan RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2018-2022. Penelitian ini merupakan  penelitian dekstriptif menggunakan data sekunder rekam medik pasien. Metode pengambilan sampel yaitu metode cross sectional yang diolah menggunakan SPSS. Hasil penelitian karakteristik Tuberkulosis Ekstra Paru berdasarkan usia didapatkan usia terbanyak  yaitu 26-62 tahun 50,7%, jenis kelamin laki-laki 53,4% dan perempuan 46,6%, status gizi yang terbanyak yaitu underweight 67,1%, riwayat merokok 97,3% adalah pasien tidak merokok. Berdasarkan Jenis Tuberkulosis Ekstra Paru Limfadenitis TB 74%, Pleura TB 19,2%, TB Abdominal 12,3%, TB Tulang 1,4%, TB Miliar 4,1% dan laringitis TB 1,4%. Sputum Basil Tahan Asam positif 24,7% dan negatif 75,3%, X-Ray Thorax didapatkan adanya lesi 80,8% dan tidak ada lesi 19,2%. Tes Cepat Molekuler negatif 100%, Riwayat kontak dengan pasien Tuberkulosis tidak diketahui 100%, Riwayat penyakit Tuberkulosis didapatkan kasus baru 94,5% dan kasus relaps 5,5%. Pasien Tuberkulosis Ekstra Paru pada Tahun 2018-2022 terbanyak pada usia rentan 26-62 tahun dengan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki dan jenis Tuberkulosis Ekstra Paru yang terbanyak adalah Limfadenitis TB.
HUBUNGAN NILAI KOMPREHENSIF AKHIR DAN NILAI TRYOUT AIPKI DENGAN HASIL CBT UJIAN KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER (UKMPPD) Ardiansyah Paputungan, Muhammad; Maharani, Ratih Natasha; Safitri, Asrini; Irsandy, Febie; Aisyah, Windy Nurul
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.31401

Abstract

Pendidikan dokter di Indonesia saat ini sudah memiliki standar kompetensi sebagai acuan kompetensi lulusan dokter berupa standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI). Proses pendidikan dokter di Indonesia melalui 2 tahapan yaitu, tahap pendidikan sarjana kedokteran yang kemudian dilanjutkan ke tahap profesi (tahap pendidikan klinik). Tujuan penelitian melihat hubungan nilai komprehensif akhir dan nilai tryout AIPKI dengan hasil CBT ujian kompetensi mahasiswa program profesi doker (UKMPPD). Penelitian ini merupakan penelitian Literature Review dengan desain Narrative Review. Sumber jurnal ilmiah dan/atau prosiding PubMed, Google Scholar, ScienceDirect, tahun publikasi jurnal ilmiah dan/atau prosiding antara 2019-2024. Hasil penelitian didapatkan 20 jurnal yang membahas terkait hubungan nilai komprehensif akhir dan nilai tryout AIPKI dengan hasil CBT ujian kompetensi mahasiswa program profesi doker (UKMPPD). adanya hubungan nilai komprehensif akhir dan nilai tryout AIPKI dengan hasil CBT ujian kompetensi mahasiswa program profesi doker UKMPPD). MPPD yang memiliki nilai komprehensif akhir yang baik dan lulus TO AIPKI rata-rata lebih siap untuk menghadapi ujian komptensi mahasiswa program profesi dokter karena dengan kepercayaan diri lebih karena telah selesai melaksanakan TO AIPKI. Dalam hal ini pun nilai komprehensif akhir  dan TO AIPKI mempunyai pengaruh besar terhadap nilai kelulusan CBT UKMPPD fakultas kedokteran. 
HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN MEROKOK DENGAN DERAJAT OBSTRUKSI PPOK Zahiyah, Azzah; Irsandy, Febie; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Nasruddin, Hermiaty; Anggita, Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.24747

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit pernafasan kronis yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan penyumbatan saluran nafas yang menetap dan progresif disebabkan oleh paparan partikel atau gas berbahaya sehingga menimbulkan peningkatan respon inflamasi. Data yang ada untuk Indonesia menunjukkan bahwa tingkat prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah sebesar 3,7%. Sulawesi Selatan memiliki tingkat prevalensi sebesar 6,7%. Faktor risiko utama PPOK adalah merokok. Merokok mengakibatkan perubahan struktur, jaringan paru, serta fungsi saluran pernafasan. Keseringan merokok mengakibatkan penurunan fisiologi paru. Badan Pusat Statistik (2020) memperlihatkan presentase merokok pada penduduk umur >15 tahun sebanyak 28,96%. Presentase merokok di Sulawesi Selatan yaitu sekitar 24,91%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Makassar. Metode yang digunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner dan rekam medik. Hasil dari penelitian ini melibatkan 50 responden dari sampel pasien PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dan menunjukkan adanya hubungan antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK pada pasien PPOK. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.029, berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK.
Faktor Risiko Kanker Payudara yang Ditemukan Pada Perempuan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Yw Umi Makassar Tahun 2021 Almunawwarah, Nur Annisa; Rasfayanah, Rasfayanah; Indarwati Abdullah, Rezky Putri; Rijal, Syamsu; Irsandy, Febie
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8913

Abstract

Latar belakang: Kanker payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, serta jaringan penunjang payudara. Sel kanker dapat timbul apabila telah terjadi mutasi genetik sebagai akibat dari adanya kerusakan DNA pada sel normal. Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia. Tujuan: Untuk melihat faktor risiko kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI Makassar Tahun 2021. Metode: Observasi dengan rancangan cross sectional dimana data diperoleh data sekunder yang berupa rekam medis penderita. Hasil: Dari 74 data yang diambil, didapatkan prevalensi kejadian kanker payudara pada usia dengan rentang usia 25-29 tahun 1,4%, 30-34 tahun 4,1%, 35-39 tahun 6,8%, 40-44 tahun 20,2%, 45-49 tahun 25,7%, 50-54 tahun 21,6% dan ≥55 tahun 20,2%. Prevalensi ada riwayat keluarga 29,7% dan tidak ada riwayat keluarga 70,3%. Prevalensi status gizi obesitas 2 sebanyak 13,5%, obesitas 1 sebanyak 32,4%, overweight sebanyak 29,7%, normal sebanyak 16,2% dan underweight sebanyak 8,1%. Prevalensi riwayat konsumsi alkohol 0% dan riwayat tidak konsumsi 100%. Prevalensi riwayat merokok 0% dan riwayat tidak merokok 100%. Prevalensi tidak melakukan olahraga rutin 93,2% dan melakukan olahraga rutin 6,8%. Kesimpulan: Prevalensi rentang usia tertinggi pada penderita kanker payudara yaitu usia 45-49 tahun sebanyak 25,7%, prevalensi riwayat keluarga sebanyak 29,7%, prevalensi tertinggi pada status gizi obesitas 1 sebanyak 32,4%, prevalensi riwayat konsumsi alkohol dan riwayat merokok sebanyak 0% dan prevalensi tidak melakukan olahraga rutin sebanyak 93,2%.
Gambaran Keselamatan Radiasi Sinar-X Pada Petugas Di Unit Radiologi RSKD Dadi Makassar Tahun 2023 Putry, Resti Anisha; Syahril, Erlin; Safitri, Asrini; Rahmawati, Rahmawati; Irsandy, Febie
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.9414

Abstract

Keselamatan radiasi adalah upaya untuk melindungi pasien, pekerja, dan anggota masyarakat dari bahaya radiasi. Keselamatan pekerja radiasi tidak lepas dari dosis radiasi. Dosis radiasi yang dibutuhkan adalah 20 mSv. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan keselamatan radiasi sinar-x di Unit Radiologi RSKD Dadi Makassar 2023. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penerapan perizinan sebanyak 1 poin (100%) telah terpenuhi; Berdasarkan hasil komponen persyaratan manajemen yang terdiri atas 5 komponen (15 poin), sebanyak 12 poin (80%) telah terpenuhi di unit Radiologi RSKD Dadi Makassar dan sesuai dengan standar acuan, sebanyak 2 poin (13,3%) sudah terpenuhi di unit Radiologi RSKD Dadi Makassar tetapi belum sesuai dengan standar, sebanyak 1 poin (6,7%) tidak terpenuhi; Berdasarkan hasil komponen persyaratan proteksi yang terdiri atas 3 komponen (3 poin), sebanyak 3 poin (100%) telah terpenuhi dan sesuai dengan standar acuan; Berdasarkan hasil komponen persyaratan teknik yang terdiri atas 3 komponen (6 poin), sebanyak 6 poin (100%) telah terpenuhi dan sesuai dengan standar acuan; Berdasarkan hasil komponen verifikasi keselamatan yang terdiri atas 3 komponen (3 poin), sebanyak 2 poin (100%) telah terpenuhi dan sesuai dengan standar acuan, sebanyak 1 poin (100%) tidak terpenuhi. Secara keseluruhan dari 5 variabel, 15 komponen, 28 poin, diantaranya sebanyak 24 poin (86%) telah terpenuhi dan sesuai dengan standar/peraturan. Sebanyak 2 poin (7%) telah terpenuhi tetapi belum sesuai dengan standar/peraturan. Sebanyak 2 poin (7%) tidak terpenuhi.
Peran Ultrasonografi Grayscale dalam Menentukan Tumor Payudara Alifian, Ahmad Fahd; Irsandy, Febie; Abduh, Muhammad; Christina, Lidya Paulina; Rusdam, Sulfikar
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 5 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i5.14910

Abstract

Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, prevalensi tumor payudara di Indonesia mencapai 42,1 per 100.000 penduduk pada tahun 2018, dengan rata-rata angka kematian mencapai 17 per 100.000 penduduk. Indonesia berada di peringkat ke-23 di Asia dalam hal prevalensi tumor payudara. Ultrasonografi (USG) grayscale menjadi metode utama dalam mendeteksi karsinoma payudara invasif, yang merupakan jenis paling umum (65%-80%) dan termasuk tumor ganas yang berpotensi menyebar ke jaringan sekitarnya dan organ lainnya. USG grayscale berguna dalam menilai karsinoma payudara invasif dengan menampilkan karakteristik seperti hipoekoik dengan tekstur tidak homogen, tepi yang tidak rata, spikula, dan bayangan akustik posterior. Selain itu, USG grayscale mampu mendeteksi distorsi jaringan. Sensitivitas dan spesifisitas USG grayscale dalam penilaian karsinoma payudara invasif masing-masing adalah 89,1% dan 79,1%. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur dengan sumber dari Google Scholar, National Centre for Biotechnology Information (NCBI), dan Research Science, menghasilkan 10 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil identifikasi dan tinjauan literatur, USG grayscale menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yakni masing-masing sebesar 85,18% dan 95,0% dalam membedakan antara tumor payudara jinak dan ganas, dengan nilai prediksi positif lebih dari 95,83%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa USG grayscale memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis tumor payudara invasif.