Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Komparatif Stabilitas Timbunan Tanah dengan Perkuatan Sabut Kelapa Menggunakan Software GeoStudio Slope/W terhadap Hasil PLAXIS Trianto, Adden; Pradhana, Rakhan Dhawy; Fansuri, Muhammad Hamzah
Jurnal Komposit: Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Sipil Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/komposit.v9i2.19189

Abstract

Infrastructure development often faces slope stability challenges due to suboptimal soil conditions. One possible solution is the use of coconut coir as a soil reinforcement material to improve slope stability. This study analyzes the stability of embankment slopes reinforced with coconut coir using GeoStudio Slope/W 2012 software with the limit equilibrium Method and compares the results with Fahriani's (2016) study, which utilized Plaxis. The analysis was conducted on embankment slopes with varying percentages of coconut coir addition (0%–5%) using five limit equilibrium Methods: Morgenstern-Price, Spencer, Bishop Simplified, Janbu Simplified, and the Ordinary Method of Slices. The results indicate that all analysis Methods show an increase in the factor of safety (FoS) as the percentage of coconut coir increases. The comparison with Plaxis results shows a small FoS difference, ranging from 0.154% at 0% coconut coir to 1.397% at 5% coconut coir, with 0%–3% having a difference of less than 1%, indicating that both Methods provide relatively consistent results. The trend of increasing the factor of safety due to the addition of coconut coir remains similar in both software programs, reinforcing the effectiveness of coconut coir as a slope reinforcement material.
Analisis Kapasitas Jalan dan Derajat Kepadatan Berdasarkan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 pada Ruas Jalan Underpass Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Putra Juniper, Rakha Dwi; Hamzah Fansuri, Muhammad; Trianto, Adden Trianto; Rahmasari, Fernanda; Tambunan, Lando Pardomuan; Wibawa, Muhammad Rendy; Setiawan, Febri Dwi; Chusnia, Chizanatul; Pradhana, Rakhan Dhawy; Aryanto, Defri; Aradea, Rafi Helmi; Jatnika, Febriananta; Purba, Gilbert Christado; Valentino Hutabarat, Raja Natimbul; Bago, Imanuel Triando; Yudhistira, Arya Kellyn; Tua Lumban Tobing, Andrew Kolose Tua; Samudra, Samudra; Christoper, Adriano; Auliarrachman, Reivicca; Nabila, Isnani Meidivia; Haloho, Natanael Nugraha; Naufal, Rafi Ahmad; Wicaksono, Aryandhito Danendra; Pratama, Satria Apta Mozza; Menara Iman, Adam Akbar
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 22 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekretariat Badan Kebijakan Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/mtm.v22i2.2385

Abstract

Permasalahan transportasi perkotaan terjadi akibat ketidakseimbangan kapasitas jalan dengan kepadatan yang ditimbulkan oleh volume lalu lintas. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor berdampak terhadap peningkatan kemacetan lalu lintas, kapasitas jalan, dan derajat kepadatan pada suatu ruas jalan. Studi ini mendiskusikan penilaian kapasitas jalan, derajat kepadatan, dan tingkat pelayanan di ruas jalan underpass Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Hasil penilaian kapasitas jalan melalui pendekatan MKJI 1997 menunjukkan pada jalan perkotaan dengan empat lajur-dua arah terbagi (4/2 T) menunjukkan 2915 smp/jam. Arus lalu lintas arah utara-selatan dan sebaliknya menunjukkan hasil derajat kepadatan maksimal ( ) sebesar 0,26 dan 0,57, secara berturut-turut. Melalui metode forecasting, arah selatan-utara diprediksi selama 30 tahun ke depan memiliki  yang bertambah secara signifikan mencapai kategori F dengan model persamaan =0,0005 +0,0113 +0,4147. Sebaliknya, arah utara-selatan memiliki model persamaan =0,0002 +0,0048 +0,1758. Kedua pendekatan menunjukkan bahwa arah selatan-utara cenderung lebih padat dibanding arah sebaliknya pada ruas underpass Mampang Prapatan yang diperiksa. Penelitian ini menunjukkan bahwa derajat kepadatan lalu lintas cenderung meningkat, yang dapat berdampak negatif terhadap tingkat pelayanan jalan. Oleh karena itu, disarankan agar pemangku kepentingan mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung peningkatan kapasitas jalan serta pengaturan lalu lintas yang lebih efisien.