Subawa, Y
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Siku-siku: Koreografi berdasarkan Kegelisahan Tanaya, I Made Agus Tresna; Dana, I Wayan; Subawa, Y
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i2.13094

Abstract

Karya tari Siku-Siku merupakan bentuk refleksi diri dari satu perjalanan kehidupan pengkarya. Terinspirasi dari pengalaman pribadi pengkarya yang mengalami kegelisahan dalam tatanan pembangunan suatu rumah di Bali. Hal ini berawal dari adanya bangunan rumah pengkarya yang berada di kota dan desa yang memiliki perbedaan tatanan Asta Kosala Kosali. Selain itu, adanya penolakan dari seorang Mangku (orang suci) pada saat mengupacarai rumah pengkarya yang berada di kota menimbulkan pertanyaan dalam diri pengkarya. Proses penciptaan karya tari Siku-siku mengacu pada metode penciptaan yang dijelaskan oleh Hawkins, yang meliputi eksplorasi, improvisasi, komposisi, dan evaluasi. Karya tari Siku-Siku menggunakan pengembangan motif gerak tari Bali serta dipadukan dengan bentuk ukuran rumah yang terdapat dalam tatanan Asta Kosala Kosali, sehingga muncul motif gerak sikut pada karya ini. Motif gerak sikut pengkarya pilih sebagai gerak inti dikarenakan dalam motif gerak tersebut meliputi bentuk pengukuran rumah yang ada di dalam tatanan Asta Kosala Kosali. Pada proses pencarian jawaban mengenai kegelisahan pengkarya yang dialami, pengkarya mendapatkan satu jawaban pasti yaitu Desa Kala Patra dalam pembangunan rumah di Bali. Konsep Desa Kala Patra menjadi titik terang dari proses perjalanan penciptaan karya tari Siku-siku, selain itu karya tari ini menjadi media ungkap yang tepat untuk menyampaikan keluh kesah dalam proses mencari jawaban. Siku-siku: Choreography based on AnxietyThe Siku-Siku dance work is a form of self-reflection from the artist's life journey. Inspired by the personal experience of the creator who experienced anxiety during the construction of a house in Bali. This started with the existence of craftsman's houses in cities and villages that had different Asta Kosala Kosali. Apart from that, the rejection from the Mangku (saint) when performing a ceremony on the artist's house in the city raised questions within the artist. The process of creating the Siku-Siku dance work refers to the method described by Hawkins, which includes exploration, improvisation, composition, evaluation. The Siku-Siku dance work uses the development of Balinese dance movement motifs and combines them with elbow shapes in the Asta Kosala Kosali arrangement, so that the elbow movement motif appears in this work. The artist chose the elbow movement motif as the core movement because the movement motif includes the form of measuring the house in the Asta Kosala Kosali arrangement. In the process of searching for answers regarding the anxiety the creator was experiencing, the creator got one definite answer, namely Kala Patra Village in building houses in Bali. The concept of Kala Patra Village is a bright spot in the process of creating the Siku-Siku dance work, apart from that, this dance work is a medium for expressing complaints in the process of searching for answers.
Cemplang: Koreografi Berbasis Kecemasan Cahya, Oktavia Dwi; Subawa, Y; Prakasiwi, Galih
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i2.13562

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kecemasan menjadi pijakan karya tari. Cemplang merupakan koreografi kelompok dengan tujuh penari yang berpijak dari pengalaman empiris saat mengalami kecemasan. Secara spesifik, kecemasan tersebut berasal dari faktor internal dan faktor eksternal ketika dirasa tidak mampu melakukan suatu hal yang tidak biasanya (wagu: Bahasa Jawa). Kecemasan merupakan bagian dari emosi manusia yang merespons saraf somatic, pada saat mengalaminya muncul ketegangan pada area bahu, sehingga gerak utama dalam karya ini bersumber dari bahu. Penciptaan karya tari ini menggunakan metode Moving from Within: A New Method for Dance Making oleh Hawkins. Metode tersebut terdiri dari 5 tahap, yaitu merasakan, menghayalkan, eksplorasi, pembentukan, dan evaluasi. Karya tari Cemplang sebuah karya baru yang berpijak pada gerak bahu ke depan, ke samping kanan, ke samping kiri, ke belakang, dan memutar. Dinamika pertunjukan dibangun melalui pembagian segmen dengan pengembangan pola gerak dasar, ruang, tenaga, dan waktu. Proses latihan sebanyak 58 kali menghasilkan sembilan motif unik yang berpijak dari teknik gerak bahu. Struktur penyajian karya ini terdiri dari 4 segmen. Setiap segmen memiliki intensitas gerak yang kuat dengan pengolahan variasi motif dasar. Karya ini ingin menyampaikan perasaan cemas yang berakibat area bahu menegang dengan kuat dan tubuh bergerak rileks agar tidak terjadi cemas berlebihan. Cemplang: Anxiety-Based ChoreographyThe research aims to see how anxiety becomes the basis for creating dance work. Cemplang is a group choreography with seven dancers based on empirical experiences when experiencing anxiety. Specifically, this anxiety comes from internal factors and external factors when one feels unable to do something that is not usual (wagu: Javanese). Anxiety is part of human emotions that responds to the somatic nerves, when experiencing it tension appears in the shoulder area, so the main movement in this work originates from the shoulders. This dance work was created using the Moving from Within: A New Method for Dance Making method by Hawkins. This method consists of 5 stages, namely feeling, imagining, exploring, forming and evaluating. The Cemplang dance work is a new work that is based on moving the shoulders forward, to the right, to the left, backwards and in circles. The dynamics of the performance are built through segment division with the development of basic movement patterns, space, energy and time. The exercise process 58 times resulted in nine unique motifs based on shoulder movement techniques. The presentation structure of this work consists of 4 segments. Each segment has a strong movement intensity with variations in the basic motif. This work wants to convey a feeling of anxiety which results in the shoulder area tightening strongly and the body moving to relax so that excessive anxiety does not occur.