Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SISTEMATIK REVIEW PERBANDINGAN ANTARA MRI DAN PET/CT DALAM MENDETEKSI METASTASIS KELENJAR GETAH BENING PADA KANKER SERVIKS Amaliya, Shafitri Firda; Puspita, Eka Ari; Pratiwi, Vivi Irma
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/healthy.v4i2.5873

Abstract

ABSTRACT An estimated 660,000 new cases of cervical cancer are identified each year globally, with mortality rate of approximately 350,000 cases. Early detection and accurate detection of Lymph Node Metastasis (LNM) is important aspect on determining the appropriate stage, prognosis and choice of therapy in cervical cancer patients. Magnetic resonance imaging (MRI) and Positron Emission Tomography/Computed Tomography (PET/CT) are common imaging modalities to detect lymph node metastasis. The purpose of this study is to evaluate the diagnostic sensitivity and specificity of PET/CT and MRI in identifying lymph node metastases (LNM) in cervical cancer. The PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) was considered to be the guideline of this systematic review. A comprehensive literature search was performed in several database including PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar. The current findings show that PET-CT had higher sensitivity and AUC values than MRI in diagnosing lymph node metastasis in cervical cancer patients. But MRI may have higher specificity. The advantage PET/CT is generally more effective than MRI in evaluating distant metastasis. While MRI offers several advantages including no radiation exposure, potential improved accessibility, and also superior ability to evaluate local structures. The combination of MRI and PET/CT are preferred for cervical cancer patients planning therapy, though in terms of, MRI is more accessible than PET/CT in developing countries, particularly Indonesia. ABSTRAK Angka insiden kanker serviks mencapai 660.000 kasus baru per tahun secara global, dengan tingkat mortalitas sekitar 350.000 kasus. Deteksi dini dan akurat terhadap metastasis kelenjar getah bening (KGB) merupakan aspek penting dalam menentukan staging, prognosis, dan pilihan terapi yang tepat pada pasien kanker serviks. Modalitas imaging yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya metastasis Kelenjar Getah Bening (KGB) meliputi Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography/Computed Tomography (PET/CT). Tujuan dari review ini untuk menilai sensitivitas dan spesifisitas diagnostik MRI dan PET/CT dalam mendeteksi metastasis Kelenjar Getah Bening (KGB) pada kanker serviks. Ulasan sistematis ini mengikuti pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses). Pencarian komprehensif dilakukan di beberapa database, termasuk PubMed, Science Direct, dan Google Scholar. Hasil menunjukkan bahwa PET-CT menunjukkan sensitivitas dan AUC yang lebih tinggi dibandingkan MRI dalam mendeteksi metastasis kelenjar getah bening pada pasien kanker serviks. Namun, MRI memiliki spesifisitas yang lebih tinggi. Kelebihan PET/CT lebih efektif untuk mengevaluasi metastasis lebih jauh dibandingkan MRI. Walaupun begitu MRI memiliki kelebihan tidak adanya paparan radiasi, akses lebih tersedia, dan lebih baik dalam mengevaluasi struktur lokal. Kombinasi keduanya lebih direkomendasikan untuk perencanaan terapi pasien kanker serviks, walaupun dari segi fasilitas MRI lebih tersedia dibandingkan PET/CT terutama di negara berkembang khususnya di Indonesia.
Pencitraan CT Pada Trauma Tumpul Usus dan Mesenterika : Laporan Kasus Khumairoh, Dewi Masyitoh; Nurwanto; Djauhari, Thantawy; Putra, Muslim Andala; Pratiwi, Vivi Irma; Limanto, Nico Hariono
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 1 No 3 (2024): Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v1i3.24767

Abstract

Trauma abdomen merupakan salah satu penyebab kematian ke-3 pada pasien trauma dan dapat terjadi pada sekitar 7-10% dari seluruh kasus trauma. Trauma usus dan mesenterika termasuk kasus cedera yang relatif jarang ditemui, hanya terjadi sekitar 1-5% dari keseluruhan cedera tumpul abdomen, hal ini berkaitan dengan morbiditas dan mortilias yang tinggi. Deteksi diagnosis trauma tumpul usus dan mesenterika dapat dilakukan secara dini sehingga perbaikan kerusakan usus dan mesenterika dapat segera dilakukan untuk mencegah komplikasi lanjutan. Keterlambatan diagnosis yang relatif singkat dalam diagnosis dapat memiliki dampak negatif yang beresiko tinggi bagi pasien, peningkatan resiko komplikasi dan peningkatan mortalitas. CT scan adalah suatu standar emas dari trauma tumpul abdomen karena sensitif dan dapat menyajikan spesifik dan gambaran tidak spesifik terhadap trauma tumpul usus dan mesenterika.