This study examines the management of internalizing Islamic educational values in Buya Hamka’s novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck and its relevance as a literary-based learning source for Islamic Religious Education. Using a qualitative content analysis approach through close reading, this research maps the organization and implementation of value internalization encompassing aqidah, morality, muamalah, and Islamic social ethics reflected in the narrative. The findings reveal that the novel provides structured moral experiences that can be managed pedagogically to strengthen students’ religious character. Through literary literacy, teachers can optimize the novel as a medium for value internalization by guiding students in interpreting texts, engaging in reflective reading, and connecting narrative experiences with Islamic teachings. This research highlights that Islamic literature is a strategic instrument for managing value-based learning, enabling PAI to be more contextual, humanistic, and relevant to modern educational needs. Penelitian ini mengkaji manajemen internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka serta relevansinya sebagai sumber pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis literasi sastra. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis isi melalui pembacaan mendalam, penelitian ini memetakan pengelolaan internalisasi nilai yang meliputi nilai akidah, akhlak, muamalah, dan etika sosial keagamaan sebagaimana tercermin dalam alur dan karakter tokoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel tersebut menyediakan pengalaman moral terstruktur yang dapat dikelola secara pedagogis untuk memperkuat pembentukan karakter religius peserta didik. Melalui literasi sastra, guru dapat mengoptimalkan proses internalisasi nilai dengan strategi interpretasi teks, pembacaan reflektif, serta pengaitan pesan naratif dengan ajaran Islam. Penelitian ini menegaskan bahwa karya sastra Islami merupakan instrumen strategis dalam manajemen pembelajaran berbasis nilai, sehingga pembelajaran PAI menjadi lebih kontekstual, humanis, dan relevan dengan kebutuhan pendidikan modern.