Bachri, Aep Saeful
Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University Of Education)

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS MAKNA UNGKAPAN ~ TO OMOU PADA NOVEL TORABERU X ROMANSU KARYA EMA KOHINATA Fatati, Evat Ramadhani; Bachri, Aep Saeful; Sudjianto, Sudjianto
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3291

Abstract

AbstrakSuatu ungkapan dalam bahasa Jepang apabila dicetuskan pada kondisi atau situasi tertentu akan menghasilkan makna yang berbeda. Namun kadang-kadang ungkapan yang berbeda dapat menghasilkan makna yang sama. Persamaan makna atau sinonim (ruigigo) ini juga menjadi salah satu faktor sulitnya mempelajari bahasa Jepang. Hal ini disebabkan proses penerjemahan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dengan tidak menggunakan padanan kata yang tepat maka akan terjadi kesalahan dalam memahami apa yang dimaksud. Sehingga dalam penerjemahan bahasa Jepang perlu penggunaan ungkapan yang tepat agar maksud yang kita harapkan dapat tersampaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas makna penggunaan pola kalimat ~to omou agar maksud atau apa yang ingin pengarang novel sampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Penelitian ini menggunakan metode padan, metode ini merupakan cara menganalisis data untuk menjawab masalah yang diteliti dengan alat penentu berasal dari luar bahasa. Berdasarkan hasil analisis penelitian, terdapat bermacam-macam makna ungkapan ~to omou juga makna pada konjugasinya. Bentuk ini digunakan untuk mengungkapkan sesuatu/kejadian yang bersifat emosional (dari hati), dalam bentuk ini terdapat makna yang sama juga makna yang berbeda. Makna yang berbeda di pengaruhi subjek penutur, perubahan bentuk kalimat (konjungsi),  objek yang dinyatakan, dan waktu penuturan.  Kata kunci : makna ungkapan, ruigigo, ~to omou,  ABSTRACT   A phrase in Japanese will have different meaning when conceived at certain situation or condition. But sometimes different phrase can make the same meaning. The same meaning or synonym (ruigigo) are also being the one of difficulty learning the Japanese. This is caused by not using proper word when change the Japanese sentence into Indonesian that will make a mistake in understanding what is meant. It is meant when changing the Japanese into Indonesian we must using proper word so it will contain meaning that we want to. This research purpose is to explaining  the meaning of using ~to omou pattern so the intent or what the author want to can be understood by the reader. This research using unified (padan) method, this method  is a way to analyze the data to answer the problem with determinants of instrument that derived from the outside of  languange. Based on the analysis of research, there are various meaning on ~to omou pattern also on the conjugations. This phrase used to express something/events that have emotional feeling (from heart), in this phrase also have same meaning and different meaning too. A different meaning influenced by the subject, change of sentence form (conjunction), the object, and a time when it uttered.  Keyword : meaning of phrase, ruigigo, ~to omou
MODEL LISTEN READ DISCUSS (LRD) DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI Shirath, Eliza Fauzia; Bachri, Aep Saeful; Sutedi, Dedi
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i1.2653

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan model Listen Read Discuss (LRD)  dalam pembelajaran dokkai pada mahasiswa tingat I Departemen pendidikan bahasa Jepang. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif eksperimen murni dengan desain penelitian Pretest posttest control group design. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model Listen Read Discuss (LRD) dan kelas kontrol yang menggunakan model  Think-Pair-Share (TPS). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa tingkat I Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Teknik pengambilan sample dilakukan dengan Random Sampling yang diperoleh kelas C sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebagai kelas kontrol. Data diperoleh dari pretest, post-test, dan angket. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (t hitung ≥ t tabel) yaitu 5,30 ≥ 2,71 pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Listen Read Discuss (LRD) efektif digunakan dalam pembelajaran dokkai. Kata Kunci : Listen Read Discuss (LRD),  Dokkai, Membaca.  AbtractThe aims of the research are to describe the effectiveness of using Listen Read Discuss (LRD) model in dokkai learning on the first grade students of  Department Japan educations FPBS UPI. This research is the kind of  pure experimenting research with using Pretest posttest control group design. In this research, researcher using two class of experiments. First was experiment class that using Listen Read Discuss (LRD). Second was control class that using of  Think-Pair-Share (TPS). The population of this reseach is the whole first grade students of Department Japan educations FPBS UPI. The technique of the sample is done with using Random Sampling which are obtained class C as experimenting class and class B as controlled class. The data are obtained by pretest and posttest with essay and true-fault test forms with the result value, t hitung more high then t tabel (t hitung ≥ t tabel) namely 5,30 ≥ 2,71 on the 5%  and 1% signifikansi level. In reality, it can be concluded that Listen Read Discuss (LRD) model  can be used in dokkai learning effectively. Keyword : Listen Read Discuss (LRD), Reading Comprehensive, Reading
MODEL MATERI PEMBELAJARAN POLA UNGKAPAN YANG TERDAPAT PADA LIRIK LAGU JEPANG KARYA GRUP MUSIK STEREOPONY Kasidi, Tiarayanti; Sugihartono, Sugihartono; Bachri, Aep Saeful
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i1.2655

Abstract

AbstrakPola ungkapan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam bahasa Jepang. Pemahaman dan penggunaan pola ungkapan sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi. Namun tentunya dalam bahasa Jepang ini ada beberapa pola yang sama akan tetapi penggunaannya berbeda. Pembelajar pastinya memerlukan pemahaman yang baik agar dapat menggunakan pola-pola tersebut sesuai dengan konteksnya. Agar pembelajar lebih mudah menguasai dan membedakan pola-pola tersebut diperlukan metode atau pun materi yang tepat. Penelitian akan berbagai metode dan media dalam pengajaran bahasa Jepang memang sudah banyak dilakukan. Namun penelitian akan materi pembelajaran itu sendiri pun diperlukan agar pengajar dapat mengemas materi pembelajaran yang memudahkan pembelajar dalam memahami pola yang diajarkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 lagu karya Stereopony sebagai materi pembelajaran pola ungkapan tingkat dasar menengah atau setara N4. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 15 pola ungkapan tingkat dasar menengah yang terdapat pada ke 3 lirik tersebut. Kemudian penulis mencari makna dan fungsi dari pola-pola ungkapan tersebut dari berbagai sumber, serta contoh-contoh lain dalam penggunaan pola tersebut dalam berbagai konteks. Lagu tersebut beserta fungsi dan contohnya diharapkan dapat menjadi materi pembelajaran yang dapat memudahkan pembelajar dalam memahami pola-pola ungkapan. Kata kunci: pola ungkapan, materi pembelajaran, lirik lagu  AbtractThe pattern of expression is one very important aspect in Japanese. Understanding and usage of the expression pattern is needed in communicating. But of course in Japanese, there are some patterns are the same but different usage. Learners certainly requires a good understanding in order to use the patterns according to the context. So that learners more easily master and distinguish the patterns required method or any appropriate material. Research about a variety of methods and media in the teaching of the Japanese language is already done. However, the research about  the learning material  was necessary, so that the teacher can pack the learning materials that facilitate learners in understanding the pattern taught. In this study the authors used three songs by Stereopony as expression pattern learning material of intermediate basic level or equivalent N4. Results from this study indicate that there are 15 basic-intermediate level expression patterns found on the 3 lyrics. Then the authors find meaning and function of the expression patterns from various sources, and search the examples of the patterns that use in a variety of contexts. The song and its functions and examples expected to be material that can facilitate learners in understanding the patterns of sentence. Keyword: expression patterns, learning material, lyrics
ANALISIS KEISHIKI MEISHI TOKI, KORO, DAN SAI SEBAGAI SINONIM DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Sutisna, Mochamad Agung; Bachri, Aep Saeful; Sudjianto, Sudjianto
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i3.5568

Abstract

Bahasa terlahir secara alamiah dan mempunyai kata-kata yang artinya kembar yang biasa kita sebut sinonim (ruigigo). Sebagai bahasa yang mempunyai banyak kata untuk mengekspresikan sesuatu, dalam bahasa Jepang terdapat banyak ruigigo yang menyeluruh dari semua kelas kata, diantaranya dalam verba, nomina, adjektiva, adverbial, partikel, dan sebagainya. Fokus dalam penelitian ini adalah tiga keishiki meishi dari kelas meishi (nomina) yang berfungsi membangun makna dalam sebuah kalimat disebut. Ketiga keishiki meishi ini yaitu toki, koro, dan sai yang sama-sama mempunyai padanan arti “pada saat” dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan, persamaan juga perbedaan, serta untuk mengetahui apakah ketiga keishiki meishi toki, koro, dan sai ini dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitik. Dengan metode ini dapat ditemukan perbedaan dan persamaan, kondisi penggunaan, makna dan probabilitas saling menggantikannya. Hasil penelitian ini adalah toki, koro dan sai dapat diartikan “pada saat” dalam bahasa Indonesia sedangkan koro dapat pula kita artikan “sekitar”. Keishiki meishi toki dan dua keishiki meishi lainnya yaitu koro dan sai dapat saling menggantikan dalam kondisi apapun kecuali saat toki mengiringi kondisi yang tidak dapat diiringi oleh sai. Disisi lain, keishiki meishi koro dan sai memerlukan banyak syarat agar dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat bahasa Jepang, maka dari itu jarang ditemukan. Semua subtitusi memengaruhi makna kalimat, jangkauan periode, dan penekanan dari kalimat itu sendiri.  Language was born naturally and has word that have “twin meaning” with other words called synonym word (ruigigo). As language which is have a tons of expression, Japanese have so many ruigigo that spreaded in class word including noun, verb, adverb, ect. Especially in class word noun, focus on this research is about to analyse three formality-noun which is not mention the meaning of the word itself but build the meaning of the sentence. The “three” of formality-noun are toki, koro, and sai that have meaning “pada saat” in Indonesia. Purpose of this research is to find, to research the utilities, differences/equality, and to analyse the atmosphere, condition as possibility to replacing each others in Japanese sentence. This research using descriptive analytic research method. This method will find out an equality/difference, utility condition, meaning, and possibility of replace as answer of the problems. The result of this reaserch is toki, koro and sai could translated “pada saat” in Indonesia directly while koro has meaning “sekitar” in Indonesia as well. Density of synonym that showed by three formality-noun toki, koro, and sai make toki could replacing koro and sai in every single condition except when toki accompanying with condition which is sai cannot. In other side, koro and sai has a little chance to be replaceable in sentence because koro and sai have a tons of requirement to replacing each other. All of the substitution have impact to meaning, period, and emphasize of the sentence.
Indonesian JSL Students Beliefs and Learning Strategies in Kanji Learning Bachri, Aep Saeful; Firmansyah, Dian Bayu; Sudjianto, Sudjianto
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 2, No 2 (2017): JAPANEDU Volume 2 Issue 2, December 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v2i2.8818

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui beliefs serta strategi belajar yang digunakan oleh pembelajar bahasa Jepang sebagai bahasa kedua (JSL Indonesia) dalam mempelajari huruf kanji. Penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti tentang hubungan antara beliefs yang dimiliki oleh JSL Indonesia terhadap pembelajaran kanji dan strategi belajar kanji yang digunakan oleh pembelajar JSL Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif statistik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data berupa angket dan interview. Ada dua jenis angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket Beliefs About Language Learning Inventory (BALLI) dan angket Strategy of Inventory Language Learning (SILL). Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa/i Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia. Dari hasil penelitian di lapangan, diketahui bahwa pembelajar JSL memiliki beliefs yang positif terhadap proses penguasaan kanji serta menganggap kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran kanji, dapat diatasi dengan pemilihan strategi belajar kanji yang tepat. Pengampu mata kuliah kanji juga dianggap memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu pembelajar JSL Indonesia, terutama dalam memperkenalkan strategi-strategi belajar kanji yang efektif dalam proses penguasaan kanji. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Metacognitive-Compensation strategies dengan. Dari temuan penelitian di atas, disarankan agar pengampu mata kuliah kanji selalu mengevaluasi keefektifan metode ajar yang digunakan untuk membantu pembelajar dalam mengembangkan strategi belajar kanji mereka, serta membimbing pembelajar agar menghindari strategi belajar kanji yang tidak efektif seperti penggunaan kartu kanji untuk mengingat kanji.  The major purpose of this study were to find out about which kind of beliefs and learning strategies are used by Japanese as second language (JSL) students in studying Japanese character (kanji). In addition, this study also aims to examine how kanji learning beliefs relate to the use of kanji learning strategies by Indonesian university JSL students. This study was conducted with descriptive statistic method, using Lickert scale type survey questionnaire and short interviews. The self report survey questionnaire Beliefs About Language Learning Inventory (BALLI) and Strategy of Inventory Language Learning (SILL), was used to examine learners' beliefs in kanji learning and to determine about learning kanji strategies used by Indonesian JSL students. The subject in this current research were the Indonesia University of Education students who are majoring Japanese language as their second language. Survey questionnaire result showed that overall learners have a positive beliefs on the process of acquiring kanji and also consider that the difficulties experienced in kanji learning process, can be solve by employ appropriate kanji learning strategies. They also believe that teachers have an important role in providing them a wider range of appropriate kanji learning strategies, that help them to acquire kanji in more effective ways. The significant correlation found between Metacognitive-Compensation strategies and kanji learning beliefs. While negative correlation found between Association strategies and students beliefs. Based on these findings, it is highly recommends that teachers need to consider the effectiveness of teaching methods used, in order to help student develop their learning strategies and to aware them about the ineffective kanji learning strategies found in this study such as using kanji card to memorize a new kanji, etc.
Penerapan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Bahasa Jepang (Sakubun) Aneros, Noviyanti; Permatasari, Intan; Bachri, Aep Saeful; Juangsih, Juju
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.4239

Abstract

Keterbatasan ide/gagasan, kurangnya penguasaan kosakata dan gramatika bahasa Jepang menjadi faktor penyebab pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan untuk menuangkan dan mengembangkan ide ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media audiovisual dapat membantu pembelajar untuk menuangkan dan mengembangkan ide/gagasan ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Pengumpulan dan analisis data diperoleh dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan One Grup Pre-Test and Post-test Design. Penelitian ini melibatkan 19 orang pembelajar bahasa Jepang yang sedang mengambil mata kuliah menulis tingkat menengah (chukyu sakubun) di salah satu universitas di Bandung.  Instrumen pengambilan data menggunakan tes tulis, observasi dan angket. Dari hasil analisis data terbukti bahwa ada kenaikan nilai rata-rata secara signifikan setelah menggunakan media audiovisual pada pembelajaran sakubun, yaitu dilihat dari nilai rata-rata pretest, 54,5 menjadi 86,1 untuk rata-rata nilai posttest. Selain itu, data angket menunjukkan sebagian besar pembelajar setuju, penggunaan media audiovisual dapat membantu mereka dalam pembelajaran menulis karangan bahasa Jepang (sakubun).  
Penerapan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Bahasa Jepang (Sakubun) Aneros, Noviyanti; Permatasari, Intan; Bachri, Aep Saeful; Juangsih, Juju
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.4239

Abstract

Keterbatasan ide/gagasan, kurangnya penguasaan kosakata dan gramatika bahasa Jepang menjadi faktor penyebab pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan untuk menuangkan dan mengembangkan ide ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media audiovisual dapat membantu pembelajar untuk menuangkan dan mengembangkan ide/gagasan ketika menulis karangan bahasa Jepang (sakubun). Pengumpulan dan analisis data diperoleh dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan One Grup Pre-Test and Post-test Design. Penelitian ini melibatkan 19 orang pembelajar bahasa Jepang yang sedang mengambil mata kuliah menulis tingkat menengah (chukyu sakubun) di salah satu universitas di Bandung.  Instrumen pengambilan data menggunakan tes tulis, observasi dan angket. Dari hasil analisis data terbukti bahwa ada kenaikan nilai rata-rata secara signifikan setelah menggunakan media audiovisual pada pembelajaran sakubun, yaitu dilihat dari nilai rata-rata pretest, 54,5 menjadi 86,1 untuk rata-rata nilai posttest. Selain itu, data angket menunjukkan sebagian besar pembelajar setuju, penggunaan media audiovisual dapat membantu mereka dalam pembelajaran menulis karangan bahasa Jepang (sakubun).  
MAJAS SIMILE DAN METAFORA DALAM LAGU-LAGU KARYA OFFICIAL髭男DISM Driyawijaya, Randhyka Elga; Sudjianto; Bachri, Aep Saeful
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 9 No. 3 (2023): Pendidikan dan Budaya Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v9i3.65187

Abstract

This research aims to describe the similes and metaphors in the songs by OFFICIAL髭男DISM. This research is a qualitative descriptive research. The two figure of speech that are the focus of this research are simile (直喩) and metaphor (隠喩). The data collection technique used in this research is the method of listening and recording, After the data is collected, the data is analyzed using the content analysis method. Researchers collected data from 13 songs and found 15 sentences of similes and 7 metaphors
Analisis Kontrastif Makna Peribahasa Jepang dan Indonesia yang Terbentuk dari Kata Uang dan Emas Pratama, Lutphia Rizki; Herniwati, Herniwati; Bachri, Aep Saeful
Jurnal Sakura : Sastra, Bahasa, Kebudayaan dan Pranata Jepang Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JS.2024.v06.i02.p03

Abstract

Peribahasa digunakan untuk mengungkapkan baik saran ataupun kritikan yang tidak dapat disampaikan secara lugas dengan perkataan biasa. Peribahasa biasanya menggunakan objek lain seperti binatang, tumbuhan, unsur alam, dan lainnya sebagai objek perumpamaan. Salah satu contohnya yaitu peribahasa yang menggunakan kata uang (kane) dan emas (kin) sebagai objek perumpamaannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pada peribahasa Jepang dan Indonesia yang memiliki makna peribahasa dan terbentuk dari kata yang sama. Penelitian ini akan dikaji dengan menggunakan teori lingustik kognitif dan kontrastif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kamus peribahasa Jepang jitsuyou kotowaza kanyouku jiten dan kamus peribahasa Inonesia. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan 2 peribahasa kane dalam bahasa Jepang yang memiliki makna peribahasa yang sama dengan peribahasa uang dalam bahasa Indonesia. Tidak ditemukan peribahasa kin yang memiliki makna yang sama dengan peribahasa emas dalam bahasa Indonesia, tetapi ditemukan 1 peribahasa kin yang memiliki makna peribahasa yang sama dengan peribahasa uang dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Sufiks Hi, Ryou, dan Kin yang Bermakna ‘Biaya’ dalam Asahi & Yomiuri Shibun: Kajian Morfosemantik Wibawa, Galih Mahesa; Rasiban, Linna Meilia; Bachri, Aep Saeful
KIRYOKU Vol 8 (2024): Kiryoku: Jurnal Studi Kejepangan (Special Edition)
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v1i1.51-62

Abstract

The suffixes ~kin, ~ryou, and ~hi have different kanji but the same meaning and usage, which often makes it difficult for Japanese learners to distinguish their use when writing Japanese sentences. Therefore, the purpose of this study is to find out how the formation process and the meaning and ability of these suffixes in substituting each other. The method used in this research is descriptive qualitative. The data sources are taken from Asahi Shibun and Yomiuri Shinbun newspapers published on March 24 to 28, 2023. Based on the analysis, it is found that the suffixes ~kin, ~ryou, and ~hi belong to the classification of compound words formed from content morpheme + setsuji. Based on the word class, they are categorized as kin'in hyouji suffixes, which are nouns that show currency. Based on the vocabulary classification, the suffix can be attached to wago, kango, and konshugo type words but cannot be attached to gairaigo. Based on their semantic objects, the suffix ~kin mean 'money' which has a definite monetary value, the suffix ~ryou means 'rate' which is to give or get something in return, and the suffix ~hi means 'cost' as it is to the word to which it is attached. Then based on the substitution results, from the 20 data found, only 7 data can replace each other in terms of kanji formation, and from the 7 data only 3 data can substitute each other in terms of meaning.