Di era digital, arus informasi yang cepat telah memicu krisis literasi digital yang ditandai dengan maraknya penyebaran hoaks dan misinformasi. Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam memperkuat kesadaran kritis peserta didik melalui landasan ontologis dan epistemologis yang berakar pada filsafat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana ontologi dan epistemologi pendidikan Islam dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran literasi digital guna menangkal hoaks dan meningkatkan kompetensi epistemik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan yang menelaah literatur otoritatif dari jurnal, buku, dan sumber digital terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ontologi PAI memandang manusia sebagai makhluk rasional dan bertanggung jawab yang aktif membangun pengetahuan dalam realitas fisik maupun digital, sementara epistemologi menekankan pentingnya verifikasi (tabayyun), validasi etis, serta pencarian kebenaran berdasarkan wahyu dan akal. Integrasi nilai-nilai ini dalam pembelajaran PAI melalui problem-based learning, latihan cek fakta, dan diskusi etika digital terbukti meningkatkan literasi kritis dan kesadaran moral siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penguatan nilai ontologis dan epistemologis Islam dalam pendidikan menjadi kunci untuk membentuk peserta didik yang literat digital, beretika, dan kritis dalam menghadapi misinformasi di era post-truth