Infeksi Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberkulosis paru yang umumnya menyerang paru dan dapat menyebar melalui udara. Beberapa individu berpendapat bahwa faktor seperti pendidikan, kepadatan populasi, ventilasi, dan pencahayaan rumah berperan dalam tingkat kejadian tuberkulosis. Kebaruan penelitian ini terletak pada analisis simultan faktor pendidikan, ventilasi, pencahayaan, dan kepadatan hunian dalam satu model statistik berbasis Multiple Logistic Regression pada konteks wilayah kerja Puskesmas X Kota Batam, yang sebelumnya belum banyak dilaporkan dalam studi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi prevalensi TB di masyarakat sekitar Puskesmas X di Kota Batam. Studi ini menggunakan desain case-control dengan 50 responden, terdiri dari 25 kasus dan 25 kontrol, yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan observasi kondisi perumahan. Hasil menunjukkan bahwa pendidikan rendah meningkatkan risiko TB sebesar 23,40 kali (OR=23,40; p=0,045) dan kepadatan hunian tinggi meningkatkan risiko sebesar 38,65 kali (OR=38,65; p=0,036). Ventilasi tidak memadai meningkatkan risiko 21,49 kali (OR=21,49; p=0,333) dan pencahayaan buruk meningkatkan risiko 73,11 kali (OR=73,11; p=0,028). Kesimpulannya penelitian ini menegaskan bahwa faktor lingkungan fisik rumah maupun karakteristik sosial signifikan dalam penularan TB, serta memberikan bukti lokal terbaru yang dapat menjadi dasar intervensi pencegahan terpadu. Program pencegahan dianjurkan berfokus pada peningkatan edukasi masyarakat, pemenuhan pencahayaan alami, ventilasi optimal, serta pengendalian kepadatan hunian.