This Author published in this journals
All Journal Jurnal Medis Umum
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS STATUS FISIK AMERICAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGIST (ASA) TERHADAP KEJADIAN POST OPERATIVE NAUSEA AND VOMITING (PONV) PADA PASIEN DENGAN GENERAL ANESTHESIA Suyuthi, Imam; W, Agung; W, Nugroho Ari
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i02.23049

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan yang sering muncul pasca anestesi adalah timbulnya mual dan muntah atau postoperatif mual dan muntah (PONV) yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien pasca operasi. Insiden PONV sekitar 20-30%, meningkat 70-80% pada pasien berisiko tinggi. Terdapat beberapa faktor risiko namun tidak semua mempunyai dampak yang sama pada kelompok populasi yang berbeda. Tujuan: Untuk menganalisis status fisik American Society Of Anesthesiologist (ASA) terhadap kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada pasien dengan general anesthesia. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis survey analytic yang bersifat cross-sectional. Sampel diambil dengan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling sebesar 65 responden. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi pasien yang diperoleh melalui observasi rekam medik pasien, dan Skor APAIS. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Regresi Linear Sederhana . Hasil: Kejadian PONV pada pasien dengan general anestesi dengan status fisik ASA II mengalami PONV sedang sebesar 14 responden (45,2%). Terdapat 3 responden (11.1%) dengan status fisik ASA I mengalami PONV berat. Pada uji regresi linear sederhana didapatkan hasil bahwa status fisik ASA dengan Kejadian Post Operative Nausea Vomiting pada Post General anesthesia, dengan Nilai sig pada person regresi linear sederhana menunjukan nilai sig. <0,05 yaitu 0,004. Hal tersebut menunjukan bahwa status fisik ASA berhubungan dengan PONV berpengaruh signifikan. Secara umum durasi operasi dengan kejadian PONV berhubungan dengan general anesthesia. Kesimpulan: Adanya hubungan status fisik ASA dengan kejadian PONV pada Post general Anestesi.
Analisis Status Fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) Tehadap Kejadian Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) pada Pasien dengan General Anesthesia Suyuthi, Imam; W, Siswanto Agung; W, Nugroho Ari
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 1 No 3 (2024): Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v1i3.24768

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan yang sering muncul pasca anestesi adalah timbulnya mual dan muntah atau postoperatif mual dan muntah (PONV) yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien pasca operasi. Insiden PONV sekitar 20-30%, meningkat menjadi 70-80% pada pasien berisiko tinggi. Terdapat beberapa faktor risiko PONV, namun tidak semua faktor risiko mempunyai dampak yang sama pada kelompok populasi yang berbeda. Tujuan: untuk menganalisis status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) tehadap kejadian post operative nausea and vomiting (PONV) pada pasien dengan general anesthesia. Metode: Metode penelitian ini menggunakan jenis survey analytic yang bersifat cross-sectional. Sampel diambil dengan tehnik non-probabilty sampling jenis consecutive sampling sebesar 65 responden. Instrument dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi pasien yang diperoleh melalui observasi melalui rekam medik pasien, dan Skor APAIS. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Regresi Linear Sederhana . Hasil: kejadian Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) pada pasien dengan general anesthesi dengan status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) II mengalami Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) sedang sebesar 14 responden (45,2%). Serta terdapat 3 responden (11.1%) dengan status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) I mengalami Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) berat. Pada uji regresi linear sederhana di dapatkan hasil bahwa status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) dengan Kejadian Post Operative Nausea Vomiting pada Post General anestesi, dengan Nilai sig pada person regresi linear sederhana menunjukan nilai sig. <0,05 yaitu 0,004. Hal tersebut menunjukan bahwa status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) berhubungan dengan Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) berpengaruh signifikan. Secara umum durasi operasi dengan kejadian Post Operative Nause Vomiting (PONV) berhubungan dengan general anesthesia. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan adanya hubungan status fisik American Society Of Anesthesiologis (ASA) dengan kejadian Post Operative Nausea Vomiting pada Post general Anestesi.
Perbedaan Anestesi Metode ERACS dan Non-ERACS terhadap Penurunan Rasa Nyeri pada Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya Rista Nabilah, Widya; Rochman, Syaiful; Dwi Ariningtyas, Ninuk; Suyuthi, Imam
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 2 No 3 (2025): JurnalMU: Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i3.28597

Abstract

Latar Belakang: Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) merupakan pendekatan terbaru dalam manajemen perioperatif yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi rasa nyeri pascaoperasi. Tujuan: Menganalisis perbedaan efektivitas metode anestesi ERACS dan non-ERACS dalam menurunkan nyeri pascaoperasi pada pasien sectio caesarea. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari 96 pasien post-SC yang dibagi dalam dua kelompok berdasarkan metode anestesi yang diterima, yaitu 48 pasien ERACS (bupivakain intratekal dengan morfin) dan 48 pasien non-ERACS (bupivakain intratekal dengan petidin intramuskular). Tingkat nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) pada jam kedua pascaoperasi. Hasil: Dari hasil analisis uji chi-square menunjukkan bahwa pasien yang menerima metode ERACS mengalami nyeri lebih ringan dibandingkan kelompok non-ERACS (p<0,05). Kesimpulan: Metode anestesi ERACS lebih efektif dalam menurunkan rasa nyeri dan mempercepat pemulihan pasca sectio caesarea dibandingkan dengan metode non-ERACS. Penerapan metode ini dapat menjadi rekomendasi dalam manajemen perioperatif operasi sesar untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan mempercepat pemulihan.