Intestinal parasitic infections are a widespread global health issue and a leading cause of illness worldwide. School-aged children, particularly, are more vulnerable to contracting worm infections, emphasizing the need to prevent the harmful effects of these parasites. A survey of fecal examinations among elementary school children in Indonesia revealed a 25% prevalence of worm infections. The unequal distribution of health education in Indonesian society has led to a lack of awareness and understanding among the public, especially elementary school children, regarding healthy living practices to prevent these infections. To address this issue, a community service team has initiated a program to enhance knowledge about worms and promote healthy living behaviors through direct counseling. The success of this initiative is gauged by assessing the increase in post-test scores compared to pre-test scores. A total of 88 students from grades 4 and 5 participated in this program, achieving an average pre-test score of 94.70 points and an average post-test score of 97.35 points, indicating a 2.8% improvement in knowledge. While the post-test scores showed only a modest increase, the initiative aims to encourage the continued practice of healthy living behaviors among participants to prevent future illnesses. The team remains hopeful that participants will integrate these habits into their daily lives, reducing the risk of infections in the future. ABSTRAK Infeksi parasit usus merupakan penyakit endemis global dan merupakan penyebab utama angka kesakitan di seluruh dunia. Anak-anak, terutama anak usia sekolah, lebih berisiko tertular penyakit infeksi cacing, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mencegah dampak cacingan tersebut. Hasil survei pemeriksaan feses pada anak sekolah dasar di Indonesia, ditemukan prevalensi kecacingan sebesar 25%. Pemerataan tingkat pendidikan kesehatan yang terjadi di masyarakat Indonesia masih belum merata, menyebabkan kurangnya wawasan dan kesadaran masyarakat khususnya anak sekolah dasar untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Edukasi terkait kecacingan jarang dilakukan di mitra. Maka tim pengabdian masyarakat bermaksud melakukan program peningkatan pengetahuan kecacingan dengan menerapkan perilaku hidup sehat. Metode yang digunakan adalah penyuluhan secara langsung. Keberhasilan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dinilai dengan adanya peningkatan nilai postes dibandingkan nilai pretes. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 88 orang siswa-siswi yang berasal dari kelas 4 dan 5. Rerata nilai pretes dari kegiatan ini adalah 94,70 poin, dan rerata nilai postes adalah 97,35 poin. Hal ini menunjukkan adalah peningkatan pengetahuan sebesar 2,8%. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan tidak menunjukkan adanya pengetahuan yang signifikan karena hanya sebesar 2,8% Nilai tinggi yang diperoleh peserta baik pada pretes dan postes mungkin dapat menunjukkan pengetahuan peserta sudah baik mengenai perilaku hidup bersih dalam mencegah penyakit cacingan. Meskipun dengan nilai tinggi yang diperoleh peserta kegiatan bakti kesehatan, tim tetap berharap peserta tetap menerapkan perilaku hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak akan timbul penyakit di kemudian hari.