Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Gen Z dalam Menjaga Identitas Budaya di Era Digital Jolivina, Josephine; Tumanggor, Raja Oloan; Surjana, Cindy Aurielle; Tania, Sherline; Wijaya, Kimberly; Valencia, Mudita
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i3.32888

Abstract

Perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), membawa dampak signifikan terhadap identitas budaya, terutama bagi generasi muda sebagai penerus bangsa. Identitas budaya mencerminkan jati diri suatu kelompok melalui nilai, tradisi, bahasa, seni, dan praktik sosial, yang berperan dalam membentuk pola pikir dan perilaku individu. Namun, arus modernisasi dan paparan budaya asing menyebabkan sebagian generasi muda menilai budaya lokal kurang relevan dan lebih tertarik pada budaya global. Fenomena ini menimbulkan risiko berkurangnya kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya. Pada sisi lain, AI memiliki potensi untuk mendukung pelestarian budaya melalui digitalisasi, dokumentasi, interpretasi, serta penyebaran informasi budaya secara luas. Penelitian ini menggunakan metode literature review untuk menganalisis peran kritis generasi muda dalam menjaga identitas budaya di era kecerdasan buatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya berperan sebagai konsumen budaya digital, tetapi juga sebagai produsen konten budaya lokal yang mampu merepresentasikan nilai-nilai tradisi dengan cara yang relevan dengan kehidupan modern. Penggunaan AI secara etis dan kritis dapat meningkatkan literasi digital generasi muda sekaligus memperkuat kesadaran mereka terhadap pentingnya pelestarian budaya. Oleh karena itu, keseimbangan antara inovasi teknologi dan pemeliharaan budaya menjadi kunci agar identitas budaya tetap terjaga bagi generasi mendatang. Penelitian ini menegaskan bahwa peran aktif generasi muda dalam konteks digital sangat penting untuk keberlanjutan warisan budaya Indonesia.
SELF-FULFILLING PROPHECY DALAM HUBUNGAN ASMARA: PENGARUH REJECTION SENSITIVITY TERHADAP RELATIONSHIP SATISFACTION DI KALANGAN EMERGING ADULTHOOD Jong, Devi; Valencia, Mudita; Angelika, Fransiska; Shella Riliseptin, Maria; Markus Idulfilastri, Rita
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.7627

Abstract

Romantic relationships during emerging adulthood often present emotional challenges due to individual character differences. One psychological factor that can reduce relationship satisfaction is rejection sensitivity, which may trigger negative reactions and lead to a self-fulfilling prophecy. This study aims to examine the influence of rejection sensitivity on relationship satisfaction among young adults in Indonesia. The research employed a quantitative correlational-predictive approach, involving 213 active university students aged 18–20 who are currently or have previously been in romantic relationships. The instruments used were the Rejection Sensitivity Questionnaire (RSQ) and the Relationship Assessment Scale (RAS), and data analysis was conducted using Pearson correlation and simple linear regression. The results revealed a significant negative relationship between rejection sensitivity and relationship satisfaction (r = -0.281, p < 0.01), with a contribution of R² = 7.9%. The higher an individual’s rejection sensitivity, the lower their perceived relationship satisfaction. These findings highlight the importance of emotional regulation and managing rejection-related anxiety in maintaining the quality of romantic relationships during early adulthood. This study contributes to the literature on interpersonal relationship psychology in Indonesia and may serve as a foundation for preventive interventions in counseling for young couples. ABSTRAK Hubungan asmara pada masa emerging adulthood kerap menghadirkan tantangan emosional akibat perbedaan karakter individu. Salah satu faktor psikologis yang dapat menurunkan kepuasan dalam hubungan (relationship satisfaction) adalah sensitivitas terhadap penolakan (rejection sensitivity), yang berpotensi menciptakan reaksi negatif dan memicu terjadinya self-fulfilling prophecy. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rejection sensitivity terhadap relationship satisfaction pada individu dewasa awal di Indonesia. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional-prediktif, dengan partisipan sebanyak 213 mahasiswa aktif berusia 18–20 tahun yang sedang atau pernah menjalin hubungan asmara. Instrumen yang digunakan adalah Rejection Sensitivity Questionnaire (RSQ) dan Relationship Assessment Scale (RAS), serta analisis data dilakukan melalui uji korelasi Pearson dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan antara rejection sensitivity dan relationship satisfaction (r = -0.281, p < 0.01), dengan kontribusi pengaruh sebesar R² = 7,9%. Semakin tinggi rejection sensitivity seseorang, semakin rendah tingkat kepuasan yang dirasakannya dalam hubungan asmara. Temuan ini menegaskan pentingnya kemampuan regulasi emosi dan penanganan kecemasan penolakan dalam menjaga kualitas hubungan romantis di masa dewasa awal. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur psikologi hubungan interpersonal di Indonesia dan dapat menjadi dasar intervensi preventif dalam konseling pasangan muda.