Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MANAJEMEN KONFLIK DALAM TIM EDUPRENEUR SEBAGAI KATALISATOR INOVASI DI MI Fauzi, Hasan; Salim, Muhlisin
MANAJERIAL : Jurnal Inovasi Manajemen dan Supervisi Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/manajerial.v5i4.7557

Abstract

The purpose of this study is to analyze the forms of conflict, management strategies, and their role as catalysts for innovation within the edupreneur team at MI Roudlotul Huda Terban. The research method used was qualitative with a case study approach. Data were collected through in-depth interviews with foundation administrators, madrasah principals, and teachers, as well as participant observation and documentation studies. Data analysis followed the interactive model of Miles and Huberman. The results showed that: (1) The forms of conflict that emerged consisted of substantive conflicts, such as tensions between teachers' pedagogical visions and the foundation's commercial orientation, as well as affective conflicts resulting from generational dynamics within the team; (2) The effective conflict management strategy implemented was a collaborative approach colored by Islamic values, such as deliberation to find the best solution (mashlahah), strengthening ties, and making congregational prayer a medium for shared reflection; (3) This constructively managed conflict proved to be a catalyst that triggered a number of important innovations, including the birth of the "Creative Student Market" program that teaches the principles of muamalah, the adoption of an integrated digital payment system, and the development of a more interactive tahfiz learning module. The conclusion of this study is that in the context of MI Roudlotul Huda Terban, conflict is not avoided but rather managed productively with value-based strategies, which ultimately encourages the creation of strategic innovations for the advancement of the madrasah. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk konflik, strategi manajemen, dan perannya sebagai katalisator inovasi dalam tim edupreneur di MI Roudlotul Huda Terban. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengurus yayasan, kepala madrasah, dan guru, serta observasi partisipan dan studi dokumentasi. Analisis data mengikuti model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk konflik yang muncul terdiri dari konflik substantif, seperti ketegangan antara visi pedagogis guru dengan orientasi komersial yayasan, serta konflik afektif akibat dinamika generasi dalam tim; (2) Strategi manajemen konflik yang efektif diterapkan adalah pendekatan kolaboratif yang diwarnai nilai-nilai Islam, seperti musyawarah untuk mencari solusi terbaik (mashlahah), mempererat silaturahmi, dan menjadikan shalat berjamaah sebagai media refleksi bersama; (3) Konflik yang dikelola secara konstruktif ini terbukti menjadi katalisator yang memicu sejumlah inovasi penting, di antaranya lahirnya program "Pasar Siswa Kreatif" yang mengajarkan prinsip muamalah, adopsi sistem pembayaran digital yang terintegrasi, dan pengembangan modul pembelajaran tahfiz yang lebih interaktif. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam konteks MI Roudlotul Huda Terban, konflik tidak dihindari melainkan dikelola secara produktif dengan strategi berbasis nilai, yang pada akhirnya justru mendorong terciptanya inovasi-inovasi strategis bagi kemajuan madrasah.
EKSPLORASI STRATEGI GURU DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI POSITIF SEBAGAI BENTUK PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI SD NEGERI 02 SOKOSARI Restalia, Winda; Salim, Muhlisin; Bambang, Bambang
MANAJERIAL : Jurnal Inovasi Manajemen dan Supervisi Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/manajerial.v5i4.7558

Abstract

This qualitative research aims to explore the strategies employed by teachers in building positive communication as a form of marketing educational services at SD Negeri 02 Sokosari. This case study employed a qualitative approach, collecting data through in-depth interviews with teachers, participant observation of teacher interactions with parents and students, and document analysis, including communication agendas. The results revealed that teacher strategies manifested themselves in three main ways. First, empathetic interpersonal communication, where teachers actively listened to parents' concerns and aspirations. Second, transparency of information through regular meetings and a contact book regarding students' academic and behavioral progress. Third, active collaboration with parents in resolving children's learning challenges. This positive communication has been shown to build trust and a strong sense of belonging among parents. Ultimately, this parental satisfaction translates into the most effective form of organic marketing: word-of-mouth recommendations, which strengthen the school's positive image in the community. These findings highlight the critical role of teachers not only as educators but also as marketing spearheads, building the school's reputation through humane and sustainable relationships. The implication of this research is the need for schools to systematically support and develop teachers' capacity in strategic communication. ABSTRAKPenelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi yang diterapkan oleh guru dalam membangun komunikasi positif sebagai bentuk pemasaran jasa pendidikan di SD Negeri 02 Sokosari. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan para guru, observasi partisipatif terhadap interaksi guru dengan orang tua dan siswa, serta analisis dokumen seperti agenda komunikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi guru terwujud dalam tiga bentuk utama. Pertama, komunikasi interpersonal yang empatik, dimana guru aktif mendengarkan keluhan dan aspirasi orang tua. Kedua, transparansi informasi melalui pertemuan rutin dan buku penghubung mengenai perkembangan akademik dan perilaku siswa. Ketiga, kolaborasi aktif dengan orang tua dalam memecahkan masalah belajar anak. Komunikasi positif ini terbukti mampu membangun kepercayaan (trust) dan rasa memiliki yang kuat di kalangan orang tua. Pada akhirnya, kepuasan orang tua ini berubah menjadi bentuk pemasaran organik yang paling efektif, yaitu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang memperkuat citra positif sekolah di masyarakat. Temuan ini menyoroti peran kritis guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai ujung tombak pemasaran yang membangun reputasi sekolah melalui hubungan yang manusiawi dan berkelanjutan. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya sekolah secara sistematis mendukung dan mengembangkan kapasitas guru dalam hal komunikasi strategis.
PROSES PEMBENTUKAN JIWA KEPEMIMPINAN MELALUI PROGRAM "CLASS CAPTAIN" DI KELAS TINGGI SD NEGERI 02 SOKOSARI Atiyah, Atiyah; Restalia, Winda; Khasanah, Nur; Salim, Muhlisin; Bambang, Bambang
MANAJERIAL : Jurnal Inovasi Manajemen dan Supervisi Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/manajerial.v5i4.7559

Abstract

This qualitative research aims to investigate the process of leadership development in students through the “Class Captain” program in upper grades (IV, V, and VI) of SD Negeri 02 Sokosari. This research uses a case study approach to explore the experiences and understanding of participants in depth. Data were collected through participant observation in the classroom, in-depth interviews with six students who had served as Class Captains, two homeroom teachers, and four other students, and supported by study documentation. The research findings reveal that the process of leadership development occurs through three interrelated stages: (1) the Recruitment Stage, which emphasizes the values ??of democracy and sportsmanship through the process of acceptance and voting; (2) the Coaching Stage, where teachers provide guidance and space for students to carry out daily leadership tasks, such as leading prayers and coordinating friends; and (3) the Evaluation Stage, which includes reflection and feedback to build accountability. Through this experiential process, key leadership aspects that develop in students include an increased sense of responsibility, self-confidence, communication skills, initiative, and empathy. The main supporting factors are teacher commitment and active student participation, while the main obstacles are shyness and minor social conflict dynamics. This study concludes that the Class Captain program serves as an effective leadership laboratory, providing crucial hands-on experience in instilling the foundations of leadership character in elementary school students. ABSTRAKPenelitian kualitatif ini bertujuan untuk menginvestigasi proses pembentukan jiwa kepemimpinan siswa melalui program “Class Captain” di kelas tinggi (IV, V, dan VI) SD Negeri 02 Sokosari. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk menggali pengalaman dan pemahaman para partisipan secara mendalam. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan di dalam kelas, wawancara mendalam dengan enam siswa yang pernah menjabat sebagai Class Captain, dua guru wali kelas, serta empat siswa lainnya, dan didukung oleh studi dokumentasi. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa proses pembentukan jiwa kepemimpinan berlangsung melalui tiga tahap yang saling terkait: (1) Tahap Rekrutmen, yang menekankan nilai demokrasi dan sportivitas melalui proses nominasi dan pemungutan suara; (2) Tahap Pembinaan, dimana guru memberikan pendampingan dan ruang bagi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan sehari-hari, seperti memimpin doa dan mengkoordinir teman; dan (3) Tahap Evaluasi, yang melibatkan refleksi dan umpan balik untuk membangun akuntabilitas. Melalui proses eksperiensial ini, aspek-aspek kepemimpinan utama yang berkembang pada siswa mencakup peningkatan rasa tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan komunikasi, inisiatif, dan empati. Faktor pendukung utamanya adalah komitmen guru dan partisipasi aktif siswa, sementara kendala utama adalah rasa malu dan dinamika konflik sosial minor. Penelitian ini menyimpulkan bahwa program Class Captain berfungsi sebagai sebuah laboratorium kepemimpinan yang efektif, memberikan pengalaman langsung yang kritis dalam menanamkan fondasi karakter kepemimpinan pada siswa sekolah dasar.
INOVASI MANAJEMEN KEUANGAN MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN (EDUPRENEURSHIP) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MI Suhermi, Lulut; Salim, Muhlisin; Bambang, Bambang
MANAJERIAL : Jurnal Inovasi Manajemen dan Supervisi Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/manajerial.v5i4.7560

Abstract

Financial limitations are often the main obstacle in improving the quality of learning in Islamic Elementary Schools (MI). Funding from the government and parental contributions (SPP) are often insufficient to finance innovative infrastructure and learning programs. This study aims to analyze how financial management innovation through entrepreneurial activities (edupreneurship) can contribute to improving the quality of learning in MI. This study uses a qualitative approach with a case study method. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews, participant observation, and documentation studies at MI Al-Ikhlas as the research locus. Data were analyzed interactively through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The research findings show that: (1) The implementation of edupreneurship through the "Market Day" program, plant cultivation, and handicraft production has successfully created new sources of income for the madrasah. (2) The resulting funds are managed with an innovative, transparent, and accountable financial management system, including planning, budgeting, implementing, and reporting. (3) The proceeds from this financial management are allocated directly to support improvements in the quality of learning, such as purchasing science teaching aids, procuring literacy-supporting reading materials, and providing training to improve teacher competency. Edupreneurship-based financial management innovation has proven effective not only in increasing the financial independence of madrasas but also significantly impacting the quality of learning input, process, and output. This model can be an alternative solution for other Islamic elementary schools (MIs) to overcome funding constraints while instilling an entrepreneurial spirit in students. ABSTRAKKeterbatasan finansial seringkali menjadi kendala utama dalam peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pendanaan dari pemerintah dan iuran orang tua (SPP) seringkali belum mencukupi untuk membiayai sarana prasarana dan program pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana inovasi manajemen keuangan melalui kegiatan kewirausahaan (edupreneurship) dapat berkontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran di MI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi di MI Al-Ikhlas sebagai lokus penelitian. Data dianalisis secara interaktif melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan edupreneurship melalui program "Market Day", budidaya tanaman, dan produksi kerajinan tangan berhasil menciptakan sumber pendapatan baru bagi madrasah. (2) Dana yang dihasilkan dikelola dengan sistem manajemen keuangan yang inovatif, transparan, dan akuntabel, meliputi perencanaan (planning), penganggaran (budgeting), pelaksanaan (implementing), dan pelaporan (reporting). (3) Hasil dari pengelolaan keuangan ini dialokasikan secara langsung untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran, seperti pembelian alat peraga IPA, pengadaan buku bacaan penunjang literasi, dan pelatihan peningkatan kompetensi guru. Inovasi manajemen keuangan berbasis edupreneurship terbukti efektif tidak hanya dalam meningkatkan kemandirian finansial madrasah tetapi juga secara signifikan berdampak pada peningkatan kualitas input, proses, dan output pembelajaran. Model ini dapat menjadi alternatif solusi bagi MI-MI lain untuk mengatasi keterbatasan dana sekaligus menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik.
INTERNALISASI NILAI KEBERKAHAN MELALUI KEGIATAN EDUPRENEURSHIP ISLAMI DI MI SALAFIYAH DADIREJO Atiyah, Atiyah; Salim, Muhlisin; Bambang, Bambang
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7841

Abstract

This study aims to analyze the process of internalizing the value of blessing through Islamic edupreneurship activities and its impact on the character of students at MI Salafiyah Dadirejo. Methods: This study used a qualitative approach with a case study. Data collection techniques included participant observation, in-depth interviews with the principal, teachers, students, and parents, and documentation studies. Data analysis used the Miles and Huberman interactive model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results indicate that the internalization of the value of blessing in Islamic edupreneurship activities at MI Salafiyah Dadirejo occurs through three main stages: (1) the Value Transformation Stage, where the values ??of honesty (amanah), work ethic (jihad), and social concern (sadaqah) begin in business planning; (2) the Value Transaction Stage, which occurs during a market simulation (Market Day) where students not only engage in buying and selling transactions but also practice greetings, gratitude, and sharing profits; and (3) the Transinternalization Stage, where post-activity reflection and habituation instill the understanding that blessed sustenance is not only about quantity, but also about its usefulness and God's pleasure. As a result, students not only become more independent and self-confident, but also demonstrate a higher level of gratitude, honesty, and caring. This study provides a concrete perspective on how Islamic spiritual values, particularly "blessing," can be systematically internalized through an entrepreneurial approach at the elementary education level, contributing to the development of an independent and meaningful educational ecosystem. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses internalisasi nilai keberkahan melalui kegiatan edupreneurship Islami serta dampaknya terhadap karakter peserta didik di MI Salafiyah Dadirejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dengan kepala madrasah, guru, peserta didik, dan orang tua, serta studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai keberkahan dalam kegiatan edupreneurship Islami di MI Salafiyah Dadirejo dilakukan melalui tiga tahap utama: (1) Tahap Transformasi Nilai, dimana nilai-nilai kejujuran (amanah), etos kerja (jihad), dan kepedulian sosial (sadaqah) diintegrasikan dalam perencanaan bisnis; (2) Tahap Transaksi Nilai, yang terjadi selama simulasi pasar (Market Day) dimana peserta didik tidak hanya bertransaksi jual-beli tetapi juga praktik salam, syukur, dan berbagi keuntungan; dan (3) Tahap Transinternalisasi, dimana refleksi dan pembiasaan pasca-kegiatan menanamkan pemahaman bahwa rezeki yang berkah bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang kebermanfaatan dan keridhaan Allah. Dampaknya, peserta didik tidak hanya menjadi lebih mandiri dan percaya diri, tetapi juga menunjukkan sikap syukur, jujur, dan kepedulian yang lebih tinggi. Studi ini memberikan perspektif konkret tentang bagaimana nilai-nilai spiritual Islami, khususnya "keberkahan", dapat diinternalisasikan secara sistematis melalui pendekatan kewirausahaan di tingkat pendidikan dasar, yang berkontribusi pada pengembangan ekosistem pendidikan yang mandiri dan bermakna.