Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RESISTENSI INSEKTISIDA PADA AEDES AEGYPTI: MEKANISME BIOLOGIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGENDALIAN DENGUE Irawati, Nur Bebi Ulfah; Hermawati, Luluk; Awalina Zulfa, Hilizza; Fitrina Nasution, Silvia
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Vol. 10 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/mtj.v10i2.1977

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan global dengan Aedes aegypti sebagai vektor utama penularan. Penggunaan insektisida kimia masih menjadi strategi utama dalam pengendalian vektor, namun efektivitasnya semakin menurun akibat berkembangnya resistensi terhadap insektisida. Artikel ini merupakan tinjauan literatur terhadap 36 studi yang dipublikasikan pada 2015–2025 untuk mengeksplorasi mekanisme resistensi Ae. aegypti dan implikasinya terhadap pengendalian dengue. Hasil analisis menunjukkan bahwa resistensi berkembang melalui mekanisme metabolik, target-site (mutasi pada gen VGSC dan ace-1) yang dapat menimbulkan fenomena knockdown resistance (kdr), sementara peningkatan aktivitas enzim metabolik seperti esterases, glutation-S-transferase, dan sitokrom P450 berperan dalam detoksifikasi insektisida, penetrasi kutikula, serta resistensi perilaku nyamuk. Paparan jangka panjang terhadap insektisida juga dapat memicu ekspresi gen baru terkait struktur kutikula, metabolisme energi, dan protease, yang turut memperkuat resistensi. Faktor manusia, lingkungan, dan biologi nyamuk turut mempercepat proses seleksi resistensi. Resistensi yang meluas terbukti menurunkan efektivitas fogging, larvasida, dan insektisida rumah tangga, sehingga meningkatkan risiko penularan dengue. Sebagai respon, pendekatan alternatif seperti rotasi insektisida, penggunaan bioinsektisida, teknologi genetik, serta surveilans resistensi adaptif dinilai penting untuk memperkuat Integrated Vector Management (IVM). Temuan ini menegaskan bahwa resistensi insektisida bukan sekadar isu biologis, melainkan tantangan multidimensional yang menuntut strategi pengendalian terpadu dan berkelanjutan guna menekan insidensi dengue.