Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Organoleptic Quality of Corn Flour (Zea mays l.) by Oven Method Abriana, Andi; Tenri Fitriyah, Andi; Laga, Suriana; Sumiati, Sumiati
jurnal1 VOLUME 3 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Hasanuddin University Food Science and Technology Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/canrea.v3i1.234

Abstract

Diversification of processed corn into flour increases corn value. Corn flour is a fine grain from dried corn. This study was carried out to determine the organoleptic quality of corn flour (texture, color, and aroma) through the drying process by the oven method. The best moisture test of dried corn flour was at 80°C, with 7.5% of moisture content, and 3 hours of the drying process. The organoleptic test showed a different score of aroma, color, and texture at various temperatures. Based on panelist assessments showed that 3.71 of aroma score (rather like), 3.86 of color score (rather like), and 2.86 of texture (like moderately) at 60°C; 3.71 of aroma, color, and texture score (like) at 70°C; 4.14 of aroma score (like), 3.71 of color score (rather like), and 4.86 of texture score (like very much) at 80°C. The best result from organoleptic evaluation test was corn flour by drying at 80 ° C with 4.24 of average score and included preferred category.
PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KUALITAS OLAHAN BUAH NAGA Maulana, Zulkifli; Fitriyah, Andi Tenri; Razak, Zulkifli
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 16 No. 3 (2016): Ecosystem Vol 16 No 3, Oktober-Desember 2016
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah naga kaya akan vitamin A dan C, mineral serta karbohidrat. Buah naga mengandung kalium, zat besi, protein, kalsium dalam jumlah yang cukup baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Zat-zat ini menetralkan racun dalam darah, meningkatkan daya penglihatan dan mencegah hipertensi dan sejumlah manfaat lainnya. Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandung protein yang mampu mengurangi metabolisme badan dan menjaga kesehatan jantung. Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (menjaga panas tubuh); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat). Prospek inilah buah naga dapat dijadikan sebagai sebuah ide cemerlang untuk membuka lahan bisnis baru bagi mereka yang berjiwa entrepreneur. Selain itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran. Berdasarkan kualitas kandungannya buah naga sangat baik untuk di kembangkan sebagai makanan kesehatan. Berdasarkan data BPS kecamatan Pallangga diperoleh bahwa produksi buah naga tahun 2012 adalah sebesar 18.370 ton/tahun. Petani belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengolahan buah naga menjadi berbagai produk olahan buah naga untuk meningkatkan nilai jualnya. Pengolahan diversifikasi berbagai produk olahan buah naga (dodol, selei, dan tea buah naga ) merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kelompok tani buah naga Desa Bonto Ramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui metode pelatihan dan penerapan teknologi tepat guna diversifikasi berbagai produk olahan buah naga (dodol, selei, dan teh buah naga) kepada kelompok tani mitra. Permasalahan lain adalah pemasaran hasil produk olahan buah naga. Melalui Penyuluhan, pelatihan, pembinaan dan penerapan strategi pemasaran dan teknologi tepat guna, diharapkan adanya peningkatan pemasaran dan produksi olahan buah naga. Tujuan kegiatan pengabdian ipteks bagi masyarakat (IbM) adalah untuk meningkatkan mutu buah naga dan olahan produknya dengan menggunakan teknologi tepat guna. Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok Tani Mario dan kelompok usaha Sinar Jaya desa Bonto Ramba kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa
POTENSI PEMANFAATAN AGROINDUSTRI WALUH KUNING SEBAGAI PELUANG USAHA DAN MAKANAN KESEHATAN Fitriyah, Andi Tenri; -, Baharuddin
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 16 No. 3 (2016): Ecosystem Vol 16 No 3, Oktober-Desember 2016
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Bune, Kecamatan Libureng Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah di Sulawesi-Selatan penghasil Waluh (Labu) kuning terbesar. Sebagai bahan pangan, waluh kuning kaya akan vitamin A dan C, mineral serta karbohidrat. Buah ini mengandung zat yang berguna bagi kesehatan antara lain zat karotenoid yang berbentuk beta karoten. Komponen dalam labu kuning berfungsi melindungi mata dari katarak juga serangan kanker, jantung, diabetes, ginjal, disentri demam, serta mengandung penawar racun dan cacing pita. Berdasarkan kualitas kandungannya waluh kuning sangat baik untuk dikembangkan sebagai makanan kesehatan. Berdasarkan data BPS Kecamatan Libureng diperoleh bahwa produksi Waluh kuning tahun 2012 adalah sebesar 18.370 ton/tahun. Pada dasarnya petani menjual buah waluh ke pedagang pengumpul dalam keadaan segar. Kandungan gizi daging buah dalam 100 gram bahan yaitu: Energi 292 kal, Air 91,23, Protein 14g, Lemak 0,35g, Karbohidrat 6,66 g, Kalsium 457mg, Fosfor 648 mg, Zat Besi 1,49 Vit mg, vit A 18010 SI, Vit B 0,0811 mg, Vit C 5212mg dan bagian yang dapat dimakan 77 %. (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1996). Petani belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengolahan waluh/ labu kuning menjadi berbagai produk olahan waluh untuk meningkatkan nilai jualnya. Kendala lain adalah bahwa biasanya buah waluh yang melimpah tidak semuanya laku terjual sehingga menyebabkan kerugian yang besar bagi petani. Pengolahan diversifikasi berbagai produk olahan waluh (dodol, selei, tepung dan kue waluh/Labu kuning) merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh kelompok tani waluh Desa Bune Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Permasalahan lain pada mitra tempat dilaksanakan program IbM di Desa Bune Kecamatan Libureng Kabupaten Bone adalah masalah pemasaran hasil produk olahan. Melalui penyuluhan, pelatihan, pembinaan dan penerapan strategi pemasaran dan teknologi tepat guna, diharapkan adanya peningkatan pemasaran dan produksi olahan waluh/ labu kuning. Tujuan kegiatan pengabdian pangan ipteks bagi masyarakat (IbM) adalah untuk meningkatkan mutu buah waluh dan olahan produknya dengan menggunakan teknologi tepat guna. Kelompok masyarakat program ipteks bagi masyarakat (IbM) sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok usaha Harapan Emas dan kelompok tani Mamminasata desa Bune kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Kegiatan pengabdian ini berupa penggalangan kelompok sasaran yaitu kelompok usaha Harapan Emas dan kelompok Tani Buah Waluh Mamminasata sebagai produsen Buah Waluh. Penyuluhan tentang fungsi dan pentingnya teknologi tepat guna yang akan diterapkan khususnya kepada kelompok usaha Harapan Emas yaitu perbaikan teknologi tepat guna dalam proses pembuatan selei, dodol, dan tepung waluh kuning.
IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA TAPIOKA RAKYAT DESA TODDOTOA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Andi Tenri Fitriyah
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.502 KB)

Abstract

Proses produksi gula dari singkong dapat dibuat dengan teknologi sederhana di pedesaan hasilnya berupa sirup glukosa dan tepung glukosa yang terutama digunakan untuk keperluan usaha makanan dan minuman. Gula singkong dapat tersedia dengan mudah dan murah , maka minuman dan jajanan pun bisa menggunakan gula singkong sebagai pemanis dari pada pemanis buatan yang tidak sehat. Satu fakta teramat penting , tentang gula yang harganya melambung terus. Kebutuhan gula Indonesia mencapai 3,3 juta ton/tahunsementara produksi dalam negeri hanya 1,7 juta ton atau 51,5 persen dari kebutuhan nasional. Dalam upaya membuka peluang produksi glukosa di pedesaan , pengembangan produksi sirup glukosa dan fruktosa untuk skala pedesaan yang dapat diaplikasikan pada tapioca rakyat. Pada usaha tapioka rakyat , pengeringan tapioka sering menjadi masalah karena masih mengandalkan sinar matahari. Pada musim hujan pengeringan tentu akan terganggu sehingga mutu pati yang dihasilkan kurang baik dan harga jualnya rendah . Dengan demikian upaya mengembagkan produksi sirup glukosa dan fruktosa dari pati basah diharapkan dapat menin gkatkan nilai tambah bagi petani. Rendemen pati ubi kayu sekitar 15-25 persen dan rendemen menjadi sirup glukosa 80-95 persen dari pati kering. Mutu proses produksi sirup glukosa dapat ditingkatkan dengan cara peruses likuifikasi, sakarifikasi, penjernihan dan penetralan, serta evaporasi. Tujuan kegiatan pengabdian pangan ipteks bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan mutu tapioka rakyat dan sirup glukosa / gula cair yang dihasilkan dari pengolahan pati tapioka, dengan menggunakan teknologi tepat guna. Sirup glukosa secara enzimatis dapat dikembangkan di desa Toddotoa, karena tidak banyak menggunakan bahan kimia sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan. Kelompok masyarakat program pangan ipteks bagi masyarakat (IbM) sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok usaha Tapioka Rakyat “Tapioka Jaya” dan kelompok tani ubi kayu “Sinar Jaya” Desa Toddotoa Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Rencana kegiatan pengabdian ini berupa penggalangan kelompok sasaran yaitu kelompok usaha Tapioka Rakyat dan kelompok Tani Ubi kayu “Sinar Jaya” sebagai produsen ubi kayu. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan mengadakan survey kelokasi dimana industry mitra selama ini melakukan kegiatan. Penyuluhan tentang fungsi dan pentingnya teknologi tepat guna yang akan diterapkan , khususnya kepada kelompok usaha tapioka rakyat “Tapioka Jaya” yaitu perbaikan teknologi tepat guna ( proses likuifikasi, sakarifikasi, penjernihan, penetralan dan evap orasi ) dan perbaikan proses pasca panen ubi kayu yaitu : menghilangkan susut hasil, dan pengupasan dilakukan dengan alat mekanis yang sebelumnya harus dicuci bersih untuk menghilangkan kandungan silicon
Organoleptic Quality of Corn Flour (Zea mays l.) by Oven Method Andi Abriana; Andi Tenri Fitriyah; Suriana Laga; Sumiati Sumiati
jurnal1 VOLUME 3 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Hasanuddin University Food Science and Technology Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/canrea.v3i1.234

Abstract

Diversification of processed corn into flour increases corn value. Corn flour is a fine grain from dried corn. This study was carried out to determine the organoleptic quality of corn flour (texture, color, and aroma) through the drying process by the oven method. The best moisture test of dried corn flour was at 80°C, with 7.5% of moisture content, and 3 hours of the drying process. The organoleptic test showed a different score of aroma, color, and texture at various temperatures. Based on panelist assessments showed that 3.71 of aroma score (rather like), 3.86 of color score (rather like), and 2.86 of texture (like moderately) at 60°C; 3.71 of aroma, color, and texture score (like) at 70°C; 4.14 of aroma score (like), 3.71 of color score (rather like), and 4.86 of texture score (like very much) at 80°C. The best result from organoleptic evaluation test was corn flour by drying at 80 ° C with 4.24 of average score and included preferred category.
ANALISIS MUTU ORGANOLEPTIK KOPI BUBUK ARABIKA (Coffea arabica) BITTUANG TORAJA Andi Tenri Fitriyah; Dody Kape; Baharuddin Baharuddin; Ratri Retno Utami
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 1 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i1.6902

Abstract

Kopi arabika (Coffea arabica) mempunyai mutu cita rasaterbaik dibandingkan jenis kopiyang lain, dengan ciri biji berbentuk putih kehijauan dan daun hijau tua. Secara umum,pengolahan kopi di Indonesia terdiri dari pengolahan secara kering, secara basah, dan luwak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kopi arabika secara organoleptik (warna, tekstur,aroma, rasa) melalui proses pengolahan bahan baku (kering, basah, luwak). Berat biji kopiarabika untuk masing-masing perlakuan adalah 1000 gram. Setelah dilakukan prosespengolahan, biji kopi disangrai dan digiling, dilakukan analisis rendemen dan kadar air, kemudiandilakukan penyeduhan dengan air panas 500 mL. Setelah itu dilakukan pengamatan sensori(warna, tekstur, aroma, rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi padaperlakuan luwak yaitu 95,7% dan kadar air yang tertinggi pada perlakuan kering yaitu 4,86%,dimana kadar air ini sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu maksimal7%. Berdasarkan uji organoleptik, warna terbaik adalah perlakuan basah dengan nilai sebesar4,49; tekstur terbaik adalah perlakuan kering sebesar 3,85; dan aroma serta rasa terbaik adalahperlakuan luwak dengan nilai masing-masing sebesar 5,17 dan 3,83.
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PERMEN COKELAT TIRAMISU Andi Tenri Fitriyah; Hendra Saputra Setiawan; Abdul Halik; Baharuddin Baharuddin; Ratri Retno Utami; M. Mukhlis Afriyanto
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7685

Abstract

Daun jambu biji mengandung tanin yang dapat berperan sebagai antioksidan, anti diare, dan anti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi perbandingan terbaik antara cokelat tiramisu dengan ekstrak daun jambu biji dan mengetahui kadar air, total lemak, serta sifat organoleptik dari cokelat tiramisu yang dihasilkan. Perlakuan penelitian yaitu cokelat tiramisu dengan konsentrasi (100%, 95%, 90%, 85%) dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%). Analisis data menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa semakin banyak ekstrak daun jambu yang ditambahkan akan mengakibatkan kadar air semakin tinggi, kadar lemak semakin rendah, dan sifat organoleptik yang semakin tidak disukai panelis. Kadar lemak permen cokelat tiramisu dengan penambahan ekstrak daun jambu biji yang dihasilkan dalam penelitian ini masih memenuhi SNI 7934:2014 Cokelat dan produk-produk cokelat
PRODUCTION MANAGEMENT OF CRUDE PALM OIL (CASE STUDY AT “X” COMPANY Baharuddin Baharuddin; Kadek Rantawan; Andi Tenri Fitriyah; Ratri Retno Utami; Nurhayati Nurhayati; Mulono Apriyanto
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7536

Abstract

Factors that influence Crude Palm Oil (CPO) production is the increase in CPO consumption and with the implementation of CPO production process management, it can meet domestic and export demand. The purpose of this study was to determine the application of CPO production process management at “X” Co. This research has been conducted from May to June 2018. The data collection technique was purposive sampling with descriptive analysis. The results obtained indicate that based on the implementation of production management, improvements are still needed through increasing CPO production by increasing the capacity of production machines from 2.5 tons per lorry to 10 tons per lorry. In addition, it is also necessary to improve the quality of human resources and products to increase the company's competitiveness. Keywords: management, production, demand, CPO, planning
THE USE SKIN STARCH OF JACKFRUIT (Artocarpus heterophyllus) AND CHITOSAN IN A BIOPLASTIC PRODUCTION WITH THE ADDITION OF VIRGIN COCONUT OIL (VCO) AS PLASTICIZER Hamsina Hamsina; Indra Jaya; Nani Anggraini; Andi Tenri Fitriyah; Ruslan Hasani
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 2 (2022): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i2.7821

Abstract

This study aims to determine the best concentration on the comparison of jackfruit skin starch and chitosan with the addition of virgin coconut oil (VCO) as a plasticizer and the characteristics of bioplastics. The research method consisted of the following steps: extracting jackfruit skin starch using two processes, namely the delignification process and the bleaching process. The production of bioplastics was carried out with the following treatments: Jackfruit skin starch: chitosan, each with a ratio of P1= 100%:0%; P2 = 85%:15%; P3 = 70%:30% and P4 = 55%:45% with the addition of VCO of 10% of the total starch of jackfruit skin and chitosan and stirred for 1 hour until homogeneous. The resulting solution was then printed on a glass mold with a size of 20 x 15 cm and dried in an oven at 60oC for 6 hours. The bioplastics were cooled at room temperature for 6 hours then removed from the glass plate and stabilized in a desiccator before being analyzed. Data analysis used the Completely Randomized Design (CRD) method with 4 treatment levels and three replications. The results showed that the addition of chitosan and VCO had a very significant effect (p<0.05) on the characteristics of bioplastics. The best treatment ratio was obtained in the ratio of jackfruit skin starch: chitosan 55%:45% with each thickness value of 0.1682 mm, tensile strength of 0.5933 MPA, 20% water absorption and 50% biodegradability test which can be degraded for 3 weeks.
Analisis Pemasaran Beras Premium Pada PB Citra Lestari Di Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Hermawan, Dedi; Salam, Suryawati; Fitriyah, Andi Tenri
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4319

Abstract

Marketing premium rice is an important factor in the continuity ofdistribution of premium rice to consumers. This research aims to determine marketing channels, marketing costs, marketing margins, marketing profits and marketing efficiency of premium rice. This research was conducted at the PB Citra Lestari Factory in Bontotallasa Village, Simbang District, Maros Regency. Research data was analyzed using marketing channel analysis, costs, margins, profits and marketing efficiency of premium rice. The results of this research show that there are 2 marketing channels for premium rice at PB Citra Lestari in Bontotallasa Village. The marketing margin in marketing channel I is IDR 5,000 per kilogram and the margin in marketing channel II is IDR 5,500 per kilogram. Marketing channel I is the most efficient marketing channel compared to marketing channel II. Pemasaran beras premium menjadi faktor yang penting dalam kelangsungan pendistribusian beras premium sampai ke konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya pemasaran, besar margin pemasaran, keuntungan pemasaran, dan efisiensi pemasaran beras premium. Penelitian ini dilakukan pada Pabrik PB Citra Lestari di Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis saluran pemasaran, biaya, margin, keuntungan, dan efisiensi pemasaran beras premium. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua saluran pemasaran beras premium di PB Citra Lestari yang terdapat di Desa Bontotallasa. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 5.000,- per kilogram dan margin pada saluran pemasaran II sebesar Rp 5.500,- per kilogram. Saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran II.