Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif sebagai Salah Satu Faktor Penentu Keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Harmeida Risa
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 2 No. 4 (2015): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dilakukan sejak bayi lahir sampai usia enam bulan. Kedua praktek pemberian ASI ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi yang optimal. Inisiasi menyusui dini dilakukan dalam 30 menit sampai 1 jam setelah bayi dilahirkan. Bayi diberi kesempatan menyusu sendiri denganmembiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMD dapat mengurangi angka kematian bayi sebesar 22%. Pemberian ASI eksklusif sebaiknya diberikan selama enam bulan, namun masih banyak ibu yang memberikan ASI tidak secara eksklusif selama enam bulan. Pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan perilaku ibu. Dilihat dari data yang telah ada bahwa pemberian inisiasimenyusui dini dan ASI eksklusif masih dibawah standar terutama di Provinsi Lampung. Pemberian IMD dan ASI eksklusif pada bayi dipengaruhi oleh pengetahuan yang di dapat dari pengalaman, umur, tingkat pendidikan dan lain-lain. Sedangkan perilaku ibu juga mempengaruhi, bisa dari faktor internal berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal berasal dari lingkungan. Hubungan IMD dan ASI eksklusif telah dibuktikan melalui beberapa penelitian, antara lain menyatakan bahwabayi mulai menyusu dini dalam 1 jam pertama akan meningkatkan ASI eksklusif dan lama menyusui. Simpulan, tingkat pengetahuan ibu tentang IMD dan ASI eksklusif sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pemberian ASI eksklusif. [J. Agromed Unila 2015; 2(4):456-461]Kata kunci: asi eksklusif, imd, pengetahuan, perilaku
Hubungan antara Personal Hygiene dan Status Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri di Natar Harmeida Risa; Efrida Warganegara; Ermin Rachmawati; Hanna Mutiara
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kecacingan di Indonesia relatif tinggi yaitu sebesar 22,6% dengan mayoritas penderita adalah balita dan murid sekolah dasar. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kecacingan adalah personal hygiene yang buruk. Kecacingan dapat menyebabkan status gizi anak menjadi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dan status gizi dengan infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar negeri di Natar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SDN di Natar bulan Oktober-November 2015. Subjek penelitian adalah 50 orang siswa kelas 1 sampai kelas 6. Hubungan antara personal hygiene dan status gizi dengan infeksi kecacingan diuji dengan uji statistik Chi-square dengan menggunakan software komputer. Penilaian personal hygiene dilakukan dengan menggunakan kuesioner, penilaian status gizi melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan serta uji laboratorium dengan metode apung untuk penilaian infeksi kecacingan. Dari 50 responden, 62% mengalami infeksi kecacingan dengan jenis Ascaris lumbricoides. Status gizi berdasarkan IMT/U kategori kurus 10%, normal 80%, gemuk 6% dan sangat gemuk 4%. Prevalensi kebersihan kuku 64%, alas kaki 60%, dan cuci tangan 62% kategori tidak baik. Terdapat hubungan antara kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, dan kebiasaan cuci tangan dengan infeksi kecacingan dengan masing-masing p value 0,002, 0,009, dan 0,000. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan infeksi kecacingan dengan p value 0,80. Terdapat hubungan antara personal hygiene dengan infeksi kecacingan namun tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan infeksi kecacingan.Kata Kunci: infeksi kecacingan, personal hygiene, status gizi