Studi ini mengkaji preferensi mahasiswa terkait dua kebijakan perdagangan global: perdagangan bebas dan proteksionisme baru. Sebagai calon pengambil keputusan, mahasiswa perlu memahami manfaat dan risiko kedua kebijakan tersebut karena dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan perkembangan industri dalam negeri. Metode kualitatif digunakan dalam studi ini, yaitu dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa. Skala Likert digunakan untuk mengukur pemahaman mahasiswa tentang perdagangan internasional dan kecenderungan mereka untuk mendukung perdagangan bebas atau proteksionisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi mahasiswa beragam. Beberapa mahasiswa mendukung perdagangan bebas karena meyakini hal itu dapat meningkatkan efisiensi, memperluas kerja sama internasional, dan memperkuat daya saing produk Indonesia. Namun, yang lain memprioritaskan proteksionisme baru karena dianggap efektif dalam melindungi industri dalam negeri, menjaga stabilitas ekonomi, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Secara keseluruhan, mahasiswa cenderung mengambil pendekatan campuran yang membuka akses ke perdagangan internasional sekaligus melindungi sektor-sektor strategis guna mempertahankan perekonomian yang kuat dan kompetitif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman yang kompleks tentang kebijakan perdagangan global dan cenderung memilih pendekatan yang seimbang antara perdagangan bebas dan proteksionisme. Dengan demikian, studi ini dapat menjadi acuan bagi pembuat kebijakan untuk memahami perspektif generasi muda dalam menghadapi tantangan perdagangan global. Selain itu, hasil studi ini juga dapat membantu meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya kebijakan perdagangan global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi tantangan perdagangan global.