Perbedaan gaya mengajar antar guru di sekolah dasar sering menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa, terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan partisipasi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan gaya mengajar demokratis dan otoriter yang diterapkan oleh guru kelas rendah di sekolah dasar serta dampakterhadap keterlibatan kognitif, dan perilaku siswa. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kualitatif di Sekolah Dasar Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan melalui trigulasi Teknik, meliputi wawancara mendalam dengan guru kelas, observasi non-partisipan pada proses pembelajaran, dan analisis dokumentasi seperti RPP dan hasil evaluasi siswa. Unit analisis (kasus) adalah perbeddaan gaya mengajar yang diterapkan oleh dua guru adalah kunci dalam kondisi anak didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya mengajar demokratis mendorong partisipasi aktif, kepercayaan diri, dan motivasi siswa. Sementara gaya otoriter menekankan kedisiplinan namun membatasi kreativitas dan inisiatif. Tiga tema utama teridentifikasi: (1) Karakteristik Gaya Mengajar (2) Alasan Penerapan, serta (3) Dampak Terhadap Siswa. Temuan ini menjawab tujuan penelitian dengan menunjukkan bahwa perbedaan gaya mengajar mempengaruhi dinamika kelas dan motivasi siswa secara signifikan. Penelitian ini berkontribusi memberikan model praktik baik (best practice) yang dapat direplikasi oleh pendidk di Sekolah Dasar dengan kondisi serupa untuk meningkatkan kompetensi pedagogic guru sesuai Kurukulum Merdeka. Kata kunci: Gaya Mengajar Demokratis, Gaya Mengajar Otoriter, Keterlibatan Siswa, Sekolah Dasar, Kurikulum Merdeka.