Penelitian ini membahas fenomena migrasi komuter pada mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang menempuh jarak 20 kilometer atau lebih setiap hari untuk mencapai kampus. Migrasi komuter dipahami sebagai perjalanan bolak-balik harian tanpa perubahan domisili tetap, yang pada konteks mahasiswa sering dipilih karena alasan ekonomi, kenyamanan tinggal bersama keluarga, serta akses transportasi yang relatif mudah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada 12 mahasiswa komuter dari berbagai angkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kenyamanan keluarga merupakan alasan paling dominan bagi mahasiswa untuk tetap tinggal di rumah, diikuti pertimbangan finansial dan aturan keluarga. Namun, perjalanan yang cukup jauh memunculkan berbagai dampak terhadap aktivitas akademik, seperti keterlambatan hadir di kelas, berkurangnya waktu belajar mandiri, kelelahan fisik, serta kesulitan dalam mengikuti kegiatan kelompok yang membutuhkan kehadiran langsung. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun pola komuter lebih efisien dari segi biaya, terdapat konsekuensi terhadap kedisiplinan waktu, efektivitas belajar, dan partisipasi akademik. Oleh karena itu, diperlukan dukungan kebijakan kampus seperti penjadwalan kelas yang lebih fleksibel dan fasilitas pembelajaran daring untuk membantu mahasiswa komuter mengoptimalkan aktivitas akademik mereka.