Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Atomistik Leucippus Sebagai Analogi Filosofis dalam Pembelajaran Matematika di SMA Soekarno, Gustina Anugerahwati; Anasari, Tri; Abdillah, Definka Puan Shalika; Sulistiyowati , Nourma Ayu; Fauziati, Endang
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.4000

Abstract

Skor PISA matematika Indonesia yang rendah mengindikasikan perlunya pergeseran fokus pembelajaran dari aspek prosedural ke pemahaman konseptual dan bernalar kritis. Matematika sering dianggap abstrak karena metode pengajaran kurang mendorong berpikir kritis. Penelitian ini menawarkan kerangka filosofis atomistik Leucippus untuk menyusun dan memperkaya pemahaman konsep yang mendalam di tingkat SMA. Penelitian kualitatif ini, melalui wawancara dan observasi, menganalisis penerapan analogi atomistik Leucippus. Konsep atomistik dianalogikan sebagai elemen fundamental atau konsep prasyarat yang tak terbagi dalam matematika (unit dasar). Implikasi Analogis konsep atomistik dalam Pembelajaran yaitu Keteraturan Atom diibaratkan sebagai struktur materi yang hierarkis, bergerak dari konsep sederhana ke konsep kompleks. Gerak Atom diibaratkan sebagai proses belajar dan penurunan rumus yang menunjukkan interaksi dan hubungan antar konsep. Penerapan analogi ini telah diimplementasikan guru dalam Penyusunan Bahan Ajar yang terstruktur secara sistematis dari dasar ke kompleks, Penurunan Rumus Bertahap dengan selalu menghubungkan kembali ke konsep prasyarat (atom) dan Diagnosis Kesulitan yang berfokus pada penguasaan konsep per atom (unit dasar) sebelum beralih ke konsep yang lebih rumit, memungkinkan remedial yang lebih efisien. Kesimpulannya, analogi atomistik Leucippus terbukti memberikan kerangka konseptual yang efektif bagi guru untuk menyusun pembelajaran. Pendekatan ini memfasilitasi pemahaman bahwa pengetahuan matematika dibangun secara hierarkis, deduktif, dan konsisten dari unit-unit dasar yang saling berinteraksi, berpotensi meningkatkan pemahaman konseptual murid secara signifikan. Integrasi filsafat atomistik dalam pedagogi matematika mampu menggeser paradigma pembelajaran dari mekanistik menjadi reflektif-struktural.
Analisis SWOT Faktor Internal Sekolah untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sulistiyowati, Nourma Ayu; Anasari, Tri; Abdillah, Definka Puan Shalika; Soekarno, Gustina Anugerahwati; Narimo, Sabar; Anif, Sofyan
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.4089

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap bagaimana sekolah dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) yang berpotensi menghambat perkembangan sekolah. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran kuisioner, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi internal sekolah. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data, ditemukan bahwa sekolah memiliki kekuatan (strengths) yang sangat dominan dengan persentase mencapai 86%. Kekuatan ini tercermin pada kompetensi guru yang baik, lingkungan sekolah yang kondusif, serta hubungan kerja sama yang harmonis antara guru, siswa, dan pimpinan sekolah. Faktor-faktor tersebut menjadi fondasi penting bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Selanjutnya hasil analisis pada kelemahan (weaknesses) menunjukkan persentase 63%. Beberapa aspek yang perlu ditingkatkan antara lain pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran yang belum optimal, motivasi belajar siswa yang cenderung rendah, serta kurangnya kegiatan pengembangan profesional guru secara berkelanjutan. Kondisi ini mengindikasikan perlunya strategi perbaikan yang lebih terarah. Dengan mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki dan secara simultan mengatasi berbagai kelemahan tersebut, MTs Yosodipuro Pengging memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan dan mencapai standar pendidikan yang lebih baik.