Muthia, Alya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ketika Lahir sebagai Perempuan adalah Kutukan: Ekonomi, Patriarki, Kemiskinan, dan Eksploitasi di Asia Tenggara Az Zahra, Diandra; Alziqraf, Muhammad Chevin; Ilfriansyah, Radhitya Kasyifa Hifionda; Muthia, Alya; Azhara, Siti Alya; Pelman, Fiqih Saddam; Pratama, Yudha
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi perempuan di tengah masyarakat Asia Tenggara kerap berarti menghadapi beban berlapis, dihantu kemiskinan yang membatasi ruang hidup dan budaya patriarki yang mengekang kebebasan. Artikel ini berupaya menelusuri bagaimana kedua struktur tersebut saling memperkuat dalam menciptakan rantai eksploitasi terhadap kaum perempuan, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan Kamboja. Melalui pendekatan deskriptif-kritis berbasis studi literatur dan data sekunder dari UN Women, ILO, serta ASEAN Gender Outlook, penelitian ini mengungkap bahwa kemiskinan struktural yang diturunkan lintas generasi serta bias gender yang mengakar telah mendorong banyak perempuan berada di posisi ekonomi yang paling rentan. Akibatnya, banyak dari kaum perempuan bekerja di sektor informal dan menjadi tenaga kerja migran tanpa perlindungan yang memadai akibat eksploitasi modern di era ini. Sistem patriarki kerap menormalisasikan ketimpagan dalam pemahaman bahwa perempuan dianggap sebagai pihak yang “harus berkorban” demi keluarga, sehingga mereka kerap menjadi korban kekerasan, diskriminasi upah. Hingga eksploitasi ekonomi. Di sisi lain, lemahnya kebijakan negara dalam menjamin akses pendidikan dan pekerjaan serta memperparah ketimpangan ini. Artikel ini menegaskan bahwa selama budaya patriarki masih mendominasi struktur sosial dan ekonomi, maka kesetaraan gender di Asia Tenggara hanya akan menjadi wacana utopia tanpa adanya realisasi yang nyata.