p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Cahaya Edukasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KESALAHAN PENGUCAPAN ANAK USIA 3 TAHUN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA nida fitria_2; Nida Fitria
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 4 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: Oktober
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v2i4.223

Abstract

Penelitian ini mengkaji kesalahan pengucapan dalam pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 3 tahun yang berada dalam sorotan publik, dengan fokus pada anak selebritas. Melalui studi kasus terhadap  Moana (putri Ria Ricis), Rayyanza Malik Ahmad, dan Cut Shafiyyah Mecca Al Fatih, penelitian ini menelusuri pola kesalahan fonologis, faktor penyebab, serta dampak intervensi dini. Rekaman media yang tersedia untuk publik dan laporan orang tua dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi bentuk substitusi, penghilangan, dan distorsi dalam ujaran. Moana, yang telah didiagnosis mengalami keterlambatan bicara, menunjukkan kesalahan fonologis yang persisten meskipun menjalani terapi wicara secara berkelanjutan, menyoroti pentingnya stimulasi lingkungan awal dan keterlibatan orang tua. Sebaliknya, Rayyanza menampilkan perkembangan fonologis yang lebih normatif sesuai dengan usianya, sementara Shafiyyah juga menerima terapi wicara dan sensori intensif, yang mengindikasikan adanya pengaruh multifaktorial terhadap artikulasinya. Temuan penelitian menegaskan urgensi diagnosis dini dan intervensi yang konsisten, serta pengaruh lingkungan keluarga dan paparan media terhadap perkembangan bicara. Pertimbangan etis terkait penggunaan data publik anak selebritas juga dibahas. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami bagaimana anak-anak dengan visibilitas tinggi memperoleh bahasa dan menekankan perlunya dukungan terapi wicara yang terarah.
Analisis Afiksasi dalam Lagu Bertaut Karya Nadin Amizah nida fitria_2; Nida Fitria
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 4 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: Oktober
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v2i4.225

Abstract

Penelitian ini menelaah proses afiksasi dalam lirik lagu “Bertaut” karya Nadin Amizah untuk mengungkap bagaimana Pembentukan kata berkontribusi pada pembangunan makna emosional dan rasional antara penulis dan ibunya. Analisis difokuskan pada bentuk prefiks, sufks, serta ketiadaan konfiks dengan tujuan melihat bagaimana afiks tersebut membentuk nuansa ketergantungan, kedekatan batin, dan pewarisan nilai dalam teks. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi setiap bentuk afiks, menentukan fungsi gramatikalnya, dan menafsirkan muatan semantic yang dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa afiksasi dalam lirik ini tidak hanya berperan sebagai pembentuk struktur kata, tetapi juga menjadi perangkat stilistika yang memperkuat tema utama lagu, yakni keterikatan emosional yang tidak terputus antara dua sosok yang saling menopang. Temuan ini menunjukkan bahwa proses morfologis dapat menjadi elemen penting dalam Pembentukan makna puitik pada teks musik.
Fenomena Campur Kode pada Komentar TikTok sebagai Cerminan Identitas Bahasa Generasi Muda nida fitria_2; Nida Fitria, Hadaya Nasywa Fadiyah, Rusda Noor Alfiah, M. Rezqi Fadhillah, Gusti Jaswan Farhan Nafar
Jurnal Cahaya Edukasi Vol 2 No 4 (2025): Jurnal Cahaya Edukasi: Oktober
Publisher : Cahaya Smart Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63863/jce.v2i4.238

Abstract

Penelitian ini menyoroti penggunaan campur kode dalam komentar pengguna TikTok sebagai bentuk identitas berbahasa generasi muda. Praktik campur kode tampak melalui penyisipan unsur bahasa daerah maupun bahasa asing, terutama bahasa Inggris, yang umum dipakai dalam komunikasi informal di media sosial. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik simak-catat untuk memperoleh data komentar yang memuat campur kode. Proses analisis dilakukan melalui tahap reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan untuk mengidentifikasi variasi dan fungsi campur kode tersebut. Temuan menunjukkan bahwa campur kode tidak hanya menjadi sarana ekspresi dan penanda kedekatan sosial, tetapi juga mencerminkan karakter linguistik generasi Z yang luwes, inovatif, dan dipengaruhi oleh budaya digital. Dengan demikian, fenomena ini menggambarkan perkembangan bahasa yang dinamis dalam komunikasi online.