ABSTRACT Pertussis is a respiratory disease caused by Bordetella pertussis that can cause severe morbidity and mortality in infants, especially those with malnutrition. Diarrhea and recurrent respiratory infections are major contributors to growth failure, while stunting, a chronic nutritional problem due to malnutrition and repeated infections in the first thousand days of life, remains a serious issue in Indonesia, with a prevalence of 24.4% in 2021. This study used a qualitative case study design and reported a 6-month-old male infant (An. MRZ) with prolonged cough for one month, recurrent diarrhea more than five times daily, and incomplete immunization history. The patient had been hospitalized twice in the previous two months with severe bronchopneumonia and acute gastroenteritis, and was confirmed positive for Bordetella spp., leading to a diagnosis of pertussis-like cough. Anthropometric measurements revealed severe stunting (weight 5.58 kg and length 58.5 cm). A holistic family medicine approach was implemented, including symptomatic pharmacological therapy, vitamin supplementation, nutritional counseling, catch-up immunization, and parental education on balanced nutrition, infection prevention, and child growth monitoring. After intervention, the child showed weight gain, reduced recurrent infections, and improved developmental stimulation, while the family demonstrated better knowledge about nutrition, immunization, and healthy parenting. Stunting in An. MRZ was found to be caused by both infectious factors such as pertussis, pneumonia, and diarrhea, and non-infectious factors such as inadequate nutrition, delayed complementary feeding, low parental education, and unhealthy living conditions. Keywords: Pertussis, Stunting, Recurrent Diarrhea, Family Medicine. ABSTRAK Pertusis merupakan penyakit saluran pernapasan akibat infeksi Bordetella pertussis yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas berat pada bayi, terutama yang mengalami malnutrisi. Diare dan infeksi saluran pernapasan berulang menjadi penyebab utama kegagalan tumbuh, sementara stunting, yaitu masalah gizi kronis akibat malnutrisi dan infeksi berulang pada seribu hari pertama kehidupan, masih menjadi masalah serius di Indonesia dengan prevalensi 24,4% pada tahun 2021. Studi ini menggunakan desain studi kasus kualitatif pada seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan (An. MRZ) dengan riwayat batuk lama selama satu bulan, diare berulang lebih dari lima kali sehari, serta riwayat imunisasi tidak lengkap. Pasien sebelumnya dua kali dirawat di rumah sakit dengan diagnosis bronkopneumonia berat dan gastroenteritis akut, serta pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil positif Bordetella spp. yang menegakkan diagnosis pertussis-like cough. Hasil antropometri menunjukkan stunting berat (berat badan 5,58 kg dan panjang badan 58,5 cm). Pendekatan kedokteran keluarga yang holistik dilakukan, meliputi terapi farmakologis simtomatik, suplementasi vitamin, konseling gizi, imunisasi kejar, serta edukasi orang tua mengenai gizi seimbang, pencegahan infeksi, dan pemantauan tumbuh kembang. Setelah intervensi, pasien menunjukkan kenaikan berat badan, berkurangnya infeksi berulang, serta perbaikan stimulasi perkembangan, sementara keluarga memiliki pengetahuan lebih baik tentang gizi, imunisasi, dan pola asuh sehat. Stunting pada An. MRZ diketahui disebabkan oleh faktor infeksi seperti pertusis, pneumonia, dan diare, serta faktor non-infeksi seperti kurangnya asupan gizi, keterlambatan pemberian MPASI, pendidikan orang tua yang rendah, dan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Kata Kunci: Pertusis, Stunting, Diare Berulang, Kedokteran Keluarga