Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi moderasi beragama berdasarkan pemikiran Abdurrahman Wahid : Studi kasus di SMAN 10 Kota Tangerang Abidin, Zainal; Wijayanti, Euis Dewi; Ependi, Pendi Khoer; Ulum, Moh. Syaeful; Nurjamilah, Lelah; Dewi , Sri Utami
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 5 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i5.854

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi implementasi moderasi beragama di SMAN 10 Kota Tangerang, dengan landasan pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menempatkan keberagaman sebagai anugerah dan pentingnya toleransi dalam kehidupan bersama. Gus Dur, yang dikenal sebagai tokoh pluralisme dan pembela hak asasi manusia, memandang agama sebagai sarana memperkokoh hubungan sosial dalam masyarakat majemuk. Pemikirannya menekankan bahwa agama harus mengajarkan cinta, kemanusiaan, dan kebersamaan tanpa mengorbankan nilai-nilai keyakinan masing-masing individu. Di dunia pendidikan, prinsip moderasi ini diterapkan melalui berbagai kebijakan yang menyesuaikan dengan karakter siswa dalam menghormati perbedaan dan menolak segala bentuk ekstremisme. Dalam penelitian ini, metode kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penerapan moderasi beragama. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh siswa memberikan respons positif, mendukung pentingnya penerapan nilai moderasi beragama. Untuk mengimplementasikan konsep ini secara efektif, SMAN 10 Kota Tangerang telah memasukkan nilai-nilai moderasi dalam kurikulum pendidikan agama Islam dan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini terlihat khususnya dalam Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di mana siswa terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendorong penghormatan terhadap keberagaman dan peningkatan pemahaman lintas agama. Dengan menanamkan nilai-nilai moderasi ini dalam kurikulum dan kegiatan sekolah, kebijakan pendidikan di SMAN 10 mencerminkan pemikiran Gus Dur yang mengutamakan pengembangan karakter siswa sebagai warga negara yang toleran dan siap hidup di tengah keberagaman. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kebijakan berbasis moderasi beragama dapat memperkuat harmoni sosial di kalangan siswa. Nilai-nilai yang diambil dari pemikiran Gus Dur, seperti toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan sikap saling menghormati, memungkinkan siswa untuk berinteraksi dalam lingkungan pendidikan yang aman dan damai. Dengan demikian, pendidikan moderasi beragama yang diterapkan di sekolah tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang agama, tetapi juga membentuk generasi yang toleran dan menghargai keberagaman sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang diajarkan oleh Gus Dur.