Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU DI LEMBAGA PENDIDIKAN AT-TAQWA SURABAYA NUR AINI, ANISAH; , SUPRIYANTO
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, budaya organisasi, motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja guru di Lembaga Pendidikan At-Taqwa Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel 83 responden. Data di analisis menggunakan program SPSS 21.0. Berdasarkan hasil analisis data pada uji T variabel motivasi kerja secara parsial berpengaruh terhadap variabel kinerja guru sebesar 0,000, serta variabel budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap variabel kinerja guru sebesar 0,037. pada uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 14,267. Nilai signifikan variabel motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja guru yang diperoleh adalah sebesar 0,000. Nilai signifikan ini lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, artinya motivasi kerja dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru di Lembaga Pendidikan At-Taqwa Surabaya. Adapun besarnya pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja guru yaitu sebesar 26,3%. Kata Kunci : Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, Kinerja Guru Abstract The purpose of this research to find out the influence of work motivation, organizational culture, work motivation and organization culture on teacher performance at At-Taqwa Educational Institutions Of Surabaya. This study uses a quantitative method with a sample of 83 respondents, namely all teachers at the At-Taqwa Foundation Surabaya. The research data was analyzed using the SPSS 21.0 program. Based on the results of data analysis on the T test the variable work motivation partially affects the teacher performance variables by 0,000, and organizational culture variables partially affect the teacher performance variables by 0.037. in the F test shows the Fcount value is 14.267. Significant value of work motivation and organizational culture variables on teacher performance obtained is equal to 0,000. This significant value is smaller than the alpha value of 0.05, thus H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that work motivation and organizational culture together influence the performance of teachers at At-Taqwa Educational Institutions Of Surabaya.. The magnitude of the influence of work motivation and organizational culture on teacher performance is equal to 26.3%. Keywords: Work Motivation, Organizational Culture, Teacher Performance
Menghadapi Perubahan dengan Emotional Quotient Leadership: Studi pada TK Islam Safinah Nur Aini, Anisah
Tanzhim: Jurnal Dakwah Terprogram Vol 3 No 1 (2025)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/tanzhim.v3i1.38

Abstract

Setiap organisasi dihadapkan dengan perubahan. Namun tidak selalu perubahan dalam organisasi akan mampu membawa pada kemajuan. Faktanya, perubahan baik kecil, bertahap, berkelanjutan maupun secara transformasional berefek pada resistensi, penolakan, dan konflik yang mengancam organisasi. Perlunya pemimpin yang siap dan sigap dalam menghadapi situasi tersebut. Artikel ini menyoroti model kepemimpinan berbasis EQ untuk merespon permasalahan resistensi terhadap perubahan transformasional yang tidak jarang membawa pada konflik dan perpecahan di organisasi. Perlunya menghadirkan model kepemimpinan berbasis EQ dalam situasi tersebut untuk menghadirkan nuansa perubahan bukan paksaan namun bersifat empatif yang mampu diterima dan dipelajari oleh anggota. Tujuan pada artikel ini yakni menyusun model penerapan kepemimpinan berbasis EQ untuk merespon perubahan yang terjadi pada TK Islam Safinah. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil dari kajian ini, dengan menerapkan kepemimpinan berbasis EQ memberikan pola baru dalam merespon perubahan, memberikan budaya yang saling empatif. Kontribusi pada artikel ini memberikan gambaran penerapan model kepemimpinan berbasis EQ untuk merespon perubahan pada TK Islam Safinah maupun di organisasi dakwah.
Emotional Quotient Leadership Umar bin Khattab dalam Situasi Krisis Nur Aini, Anisah; Dimas Wahyudi, Mukhammad
Tanzhim: Jurnal Dakwah Terprogram Vol 3 No 2 (2025)
Publisher : STID Al Hadid Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/tanzhim.v3i2.54

Abstract

Setiap organisasi kerap menghadapi dinamika yang mengancam eksistensi, salah satu dinamika tersebut yakni situasi krisis. Situasi krisis dapat menimbulkan ancaman bagi keberlangsungan organisasi, menurunnya legitimasi dan kepercayaan terhadap pemimpin dalam mengatasi situasi tersebut. Diperlukan kepemimpinan yang mampu mengelola situasi krisis agar organisasi tetap solid, adaptif sehingga mampu keluar dari situasi tersebut. Diperlukan kepemimpinan dalam situasi krisis yang tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual semata, melainkan juga kecerdasan emosional untuk mengelola dinamika psikologis dan sosial yang terjadi. Hal ini tampak dalam kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab saat menghadapi krisis besar, yaitu kelaparan pada Tahun Ar-Ramadah atau Tahun Abu. Artikel ini mengkaji penerapan Emotional Quotient Leadership Umar bin Khattab dengan menelaah pada dimensi kesadaran diri, regulasi emosi, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Metode yang digunakan adalah studi kualitatif pustaka. Hasil temuan menunjukkan bahwa Umar bin Khattab konsisten menampilkan kecerdasan emosional dalam situasi krisis dengan menjaga kesederhanaan hidup, mengendalikan emosi di tengah kepanikan, menumbuhkan motivasi spiritual, hadir dengan penuh empati bersama rakyat, dan membangun jejaring sosial untuk memperluas solusi. Implikasi dari kajian ini menegaskan bahwa pemimpin perlu menempatkan kecerdasan emosional sebagai fondasi kepemimpinan, sehingga mampu menjaga stabilitas, memperkuat solidaritas, dan memastikan keberlangsungan organisasi khususnya pada organisasi dakwah dalam menghadapi situasi krisis.