Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Kapasitas Respons Tanggap Bencana Berbasis Gender, Budaya, Dan Kelas Sosial Izza Fajria; Baiq Lily Handayani
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.71

Abstract

Indonesia is considered a disaster laboratory because of its geographical location. The proximity of disaster events to everyday life means that people need to have the capacity to respond to disasters wisely. Analysis of the ability to respond to disasters is seen according to gender stratification, culture and social class which greatly influence actions and efforts in dealing with disasters. Differences in response to gender often place women as a more vulnerable group. The existence of cultural diversity causes procedures and beliefs related to disasters to be different. Social class also creates inequality for people's ability to deal with disasters, especially for the lower class group. Differences in the ability to respond to disasters can be used as a reference for increasing community capacity in dealing with disasters. This article was written using the literature study method from previous research references, journals, books, and some other relevant literature, such as legal documents. Indonesia dianggap sebagai laboratorium bencana sebab letak geografisnya. Dekatnya kejadian bencana dengan kehidupan sehari-hari menyebabkan masyarakat perlu memiliki kapasitas respons tanggap bencana secara bijak. Analisis kemampuan merespons bencana dilihat menurut stratifikasi gender, budaya, dan kelas sosial yang sangat berpengaruh pada tindakan dan upaya dalam menghadapi bencana. Perbedaan respons pada gender seringkali menempatkan perempuan menjadi kelompok yang lebih rentan. Adanya keragaman budaya menyebabkan tata cara dan kepercayaan terkait bencana menjadi berbeda-beda. Kelas sosial juga memberikan ketimpangan bagi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana terutama bagi kelompok kelas bawah. Perbedaan kemampuan dalam merespons bencana dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Artikel ini ditulis menggunakan metode studi literatur dari referensi riset terdahulu, jurnal, buku, dan beberapa literatur lain yang relevan, seperti dokumen legal.
Pemaknaan Konsep Nrimo bagi Masyarakat di Wilayah Banjir Dusun Biting, Desa Kutorenon, Lumajang Aisha Vierginia; Baiq Lily Handayani
Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development Vol 4 No 2 (2022): Juli-Desember 2022
Publisher : Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52483/ijsed.v4i2.81

Abstract

Dusun Biting merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Lumajang yang sering dilanda banjir karena letak geografisnya yang berada ditengah-tengah aliran anak sungai Bondoyudo. Pernyataan tersebut diperkuat dengan rekor baru banjir terbesar di Kabupaten Lumajang yang terjadi di Dusun Biting dan sekitarnya pada tahun 2021. Akibatnya, masyarakat mengalami kerugian mulai dari segi ekonomi, fisik, hingga psikis. Akan tetapi, meski mengetahui bahwa wilayah tempat tinggalnya merupakan daerah rawan banjir, warga tetap memilih untuk bertahan dengan menghadapi kemungkinan banjir yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pemaknaan falsafah Jawa nrimo bagi masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Biting yang didominasi etnis Jawa memiliki sikap batin yang kuat sebagai bentuk resiliensi pasca bencana. Sikap tersebut merupakan bagian dari falsafah Jawa nrimo yang yakini sebagai petunjuk arah dalam menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik.