Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

METODE MUHADDITSIN DI ERA MODERN Adriansyah Adriansyah
Jurnal Ushuluddin Vol 24, No 1 (2016): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v24i1.1362

Abstract

Pasca era tadwin, hampir seluruh disiplin ilmu di dunia Islam, termasuk kajian hadits, “berjalan di tempat”. Sungguhpun demikian, perhatian dan pemeliharaan terhadap hadits masih tetap digemari oleh para intelektual. Begitu pula di era modern, hadits tetap menjadi objek kritik yang tidak hanya dilakukan oleh umat Islam sendiri, melainkan juga orangorang luar, seperti Barat. Imperialisme Barat terhadap dunia Islam di masa lampau hingga kini menjadi awal sejarah betapa umat Islam hanya mampu “bertahan” ketimbang “menyerang”. Munculnya karya-karya pembelaan dan reaktif terhadap trend Barat dalam mengkritisi dan menghujat hadits, maka karya-karya tersebut menjadi trend dan metodologi lain yang dilakukan pemerhati hadits di era modern ini
POLA KAJIAN HADIS AKADEMIK DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI (PTKIN) DI INDONESIA (Studi Skripsi Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru dan UIN Imam Bonjol Padang) Adriansyah NZ
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama Vol 19 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v19i2.2907

Abstract

The study of hadith at the Indonesian Islamic College (PTAI) has a pattern, variety and characteristics in accordance with their respective characteristics. The various types and forms of courses offered in the study of hadith indicate a continuous dynamic. The Department of Interpretation of the Hadith of Raden Fatah UIN in Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru and UIN Imam Bonjol Padang in the field of Hadith Science, took refuge, which has resulted in many alumni. Ideally their works are disseminated to the public in order to obtain positive impact on religious life. The reality is not the case, to this day no one has seriously searched through research. This research is important to know the pattern and typical study of academic hadith that develops on students of the interpretation of hadith, especially the study program of Hadith at UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru and UIN Imam Bonjol Padang and provide adequate contributions in the development of hadith studies in Indonesia. So far, the most dominant model of hadith study in thesis writing of the student of UIN Raden Fatah Palembang and UIN Imam Bonjol Padang is hadith fiqh. While UIN Syarif Kasim Pekanbaru is more inclined towards the criticism of hadith (naqd al-hadith). Theme of the thesis study most in demand by students of the Raden Fatah UIN Palembang and UIN Imam Bonjol is a matter of shari'a, in contrast to UIN Syarif Kasim Pekanbaru, it is more inclined to the theme of the traditions of worship. The methodology of the study of academic hadith studies used by students in conducting hadith research is textual, intertextual and contextual.
Distingsi Studi Hadis di PTKIN UIN Raden Fatah Palembang Adriansyah NZ; Beko Hendro
Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v21i2.7420

Abstract

Along with the change in nomenclature regarding the Naming of Islamic Religious Colleges, Faculties, Departments at Islamic Universities in the Decree of the Minister of Religion Number 36 of 2009, then the Decree of the Minister of Religion was strengthened by the Decree of the Director General of Islamic Education Number 3389 of 2013 where the scientific study of Hadith made into two study programs, namely the Science of the Koran and Tafsir (IAT / IQT) and the Science of Hadith (ILHA). In further developments, the study of hadith at the State Islamic Religious College (PTKIN) Indonesia has a pattern, variety and characteristics according to their respective peculiarities. The various types and forms of courses offered in hadith studies indicate a continuous dynamic. After conducting a study and discussion of the distinction of hadith studies in the Hadith Science Study Program curriculum of Raden Fatah State Islamic University Palembang and its relevance to the Distinction of Higher Education at Raden Fatah State Islamic University Palembang, the authors conclude that there is a relationship and connection between the distinction of UIN Raden Fatah Palembang and the study. hadith contained in the Hadith Science Study Program curriculum, namely the Malay Islamic Civilization Distingsi. This relevance is evidenced by at least four courses contained in the Hadith Science Study Program curriculum that support the Higher Education Distinction of Raden Fatah State Islamic University, Palembang. The four courses are; 1) Malay Islamic Studies, 2) Tahfiz Hadith Arbain Imam al-Tarmasi, 3) Study of the Archipelago Hadith and 4) Living Hadith. Judging from the hadith study map, there are three domains of hadith study, namely ulumul hadith (theoretical), hadith (understanding) and the study of hadith characters / books. The four subjects mentioned above describe the scope of all hadith studies connected to the distinction of the Raden Fatah State Islamic University of Palembang, namely Malay Islamic Civilization. In another part, some of the researches of Hadith Science Study Program lecturers also strengthen the existence of the distinction of Malay Islamic Civilization contained in the works of Hadith Science Study Program lecturers.
Tradisi Jajuluk (Pemberian Nama) Dalam Pernikahan Adat (Studi Living Hadis Pada Suku Komering di Kota Palembang) Adriansyah NZ; Beko Hendro; Mu'min Mu'min
Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.681 KB) | DOI: 10.15575/diroyah.v6i2.13310

Abstract

Abstract: There is a tradition in South Sumatra that is guided by the Prophet's hadith about giving good names to his descendants. It is the Komering Tribe in Palembang who are trying to bring it to life by making it a tradition, which is commonly called the jajuluk tradition. This paper specifically examines the jajuluk tradition in traditional weddings in the city of Palembang. By using the cultural anthropology method of Clifford Geerz and the living hadith approach, it was concluded that the Prophet’s hadith about giving a good name by the Komering Palembang tribe was developed into a tradition with the name jajuluk. They are of the view that jajuluk contains six meanings, namely jajuluk as prayer, jajuluk as identity, reviving ancestral names, as a symbol or sign of being married, strengthening family ties, and meaning friendship. These six meanings of jajuluk prove that every tradition rooted in society has its own specialties in the local area and must be preserved. Abstrak: Terdapat sebuah tradisi di Sumatera Selatan yang berpedoman pada hadis Nabi tentang pemberian nama baik bagi anak-keturunannya. Adalah Suku Komering di Palembang yang berusaha menghidupkannya dengan menjadikan sebuah tradisi, yakni lazim disebut dengan tradisi jajuluk. Tulisan ini secara spesifik mengkaji tentang tradisi jajuluk dalam pernikahan adat di kota Palembang. Dengan menggunakan metode antropologi kebudayaan Clifford Geerz dan pendekatan living hadis, didapati kesimpulan bahwa hadis Nabi tentang pemberian nama yang baik, oleh suku Komering Palembang dikembangkan menjadi sebuah tradisi dengan nama jajuluk. Mereka berpandangan bahwa jajuluk itu mengandung enam makna, yaitu jajuluk sebagai doa, jajuluk sebagai identitas, menghidupkan nama leluhur, sebagai simbol atau tanda telah menikah, mempererat tali hubungan keluarga, dan bermakna silaturahmi. Keenam makna jajuluk ini membuktikan, bahwa setiap tradisi yang mengakar dalam masyarakat memiliki keistimewaan tersendiri di daerah setempat dan harus tetap dijaga kelestariannya. 
METODOLOGI IMAM AL-THAHAWI DALAM MENYELESAIKAN MUSYKIL AL-HADIS DENGAN PENDEKATAN MUBHAM AL-HADIS Almunadi Almunadi; Adriansyah Adriansyah
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 6, No 2 (2017): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.166 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v6i2.2338

Abstract

Kritik sanad dan matan hadis sangat diperlukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi ke-shahih-an sebuah hadis. Pandangan para Muhadditsin menegaskan bahwa ke-shahih-an sanad hadis bukan jaminan mutlak bagi ke-shahih-an matannya. Seringkali sebuah hadis dinilai shahih atau hasan dari sisi sanadnya, namun sejatinya hadis tersebut tidak demikian, karena tercederai oleh unsur-unsur syaz dan ‘illat yang bukan saja berada pada sanadnya, tetapi juga dapat muncul pada matannya. Secara umum, makna musykil hadis diklasifikasikan kepada dua kategori ; mukhtalaf al-hadis dan hadis yang mengandung makna samar. Musykil hadis kategori kedua adalah hadis yang tidak mengandung unsur kontradiktif dengan semua hadis atau dengan lainnya tetapi hanya mengandung makna samar dan karenanya memerlukan penjelasan. Untuk menyelesaikan problematika yang terdapat dalam hadis tersebut, al-Thahawi melakukan penjelasan maknanya.
Analisis Model Pembelajaran Konstruktivistik Interaktif Dalam Kitab Hadis Arbain Karya Imam Nawawi Adriansyah Adriansyah; Azhar Azhar
Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan Vol 6 No 1 (2023): Sustainable
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu, IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/kjmp.v6i1.3445

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji model pembelajaran konstruktivisme yang terdapat dalam kitab hadis Arbain karya Imam Nawawi. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik memiliki multipleapproach (pendekatan pembelajaran mencakup semua teori dalam pendekatan pembelajaran) telah mampu dan berhasil dalam mendidik sahabatnya menjadi manusia yang berkeadaban. Di antara model pembelajaran yang diterapkan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya adalah model pembelajaran konstruktivisme. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menelusuri literatur (kajian pustaka) yang menunjang dalam kajian ini berupa buku, artikel dan referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dilakukan pemaknaan (syarah) serta menghubungkannya dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Temuan dalam penelitian ini adalah