Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

A Characterization of Super Wideband Planar Antenna With Cpw Feed And Circular Shape Patch Mahendra Diwasasri Reka Pravyana; Agus Dwi Prasetyo; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 9, No 2 (2022): April 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Super-wideband (SWB) antenna become eagerly demanding to cover both short and long range transmission for ubiquitous services because UWB antenna are not efficient enough to diverse the communication systems. Distinctively, SWB does not have predefined range of operating frequency and need to maintain a return loss less than -10 dB and VSWR less than 2 over the entire frequency range of 10:1 bandwidth ratio whereas UWB should attain an absolute minimum bandwidth of 500 MHz or a minimum fractional bandwidth of 20%. This thesis use insertion of slot method to improve the bandwidth ratio of 1-30 GHz on the antenna system expected to achieve SWB. This thesis also use microstrip circular patch, the tapered coplanar waveguide (CPW) feed and spline curved ground plane method. This thesis gradually simulated and analyzed 4 model SWB planar antenna with tapered CPW feed, circular shape patch, and curved spline groundplane using slot in frequency range of 1-30 GHz. Simulated with FR4 substrate with 4.3 dielectric constant, and thickness of 1.6 mm. The SWB planar antenna with tapered CPW feed, circular shape patch, and curved spline groundplane using slot have achieve total bandwidth of 96.01% (single-band) that achieve SWB bandwidth ratio of 13.91:1. The final result managed to get a SWB antenna that works in 2.1579 - 30 GHz and deeper minimum return loss at -45.5482 GHz. Keyword— ultra wideband antenna, super wideband antenna, coplanar waveguide, ground plane, microstrip circular patch antenna, slot antenna.
Sistem Pengendalian Dan Pengarahan Antena Bts Untuk Sistem Komunikasi Pemantau Sungai Citarum Aldo Alessandro Tukat; Rina Pudji Astuti; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perangkat monitoring kualitas air sungai citarum membutuhkan sistem pengiriman data secara real-time. Kecocokan arah pancaran antara antena di BTS dengan antena di perangkat monitoring sangat perlu diperhatikan, khususnya antena yang memiliki pola pancaran directional, karena penyimpangan arah pancaran antara antena TX dengan RX dapat mengakibatkan level daya terima sinyal tidak optimal dan berpengaruh ke kinerja pengiriman data real-time. Untuk mengatasi penyimpangan arah pancaran antara antena di BTS dengan antena di perangkat monitoring, maka pada antena penerima dirancang sebuah sistem pengarahan antena secara otomatis. Dengan menentukan koordinat letak objek dan ketinggian yang ingin di tracking menggunakan bantuan sensor GPS U-blox NEO-6M dan BMP 180. Kemudian setelah menentukan koordinat objek, proses selanjutnya meneruskan data latitude, longitude dan altitude yang didapat dari sensor GPS dan BMP 180 ke mikrokontroler dan akan diolah, lalu stasiun kontrol menginstruksikan penggerak untuk mencari sudut polarisasi sesuai data yang telah diterima. Hasil yang didapatkan dari pengujian sistem pengendalian dan pengarahan antena pada BTS ini menunjukan pengolahan data dari longitude, latitude dan altitude berhasil dikonversi menjadi output azimut. Blok kendali pengarahan antena berhasil melakukan tracking setiap blok Mobile Monitoring Device berpindah jarak dan koordinat posisi dengan error sudut sebesar 13.80 atau 7.6% dan jarak maksimal komunikasi antara perangkat monitoring mobile dengan kendali pengarahan antena sejauh 70 meter. Kata Kunci: Citarum, Monitoring, Real-time, BTS, Antena, Tracking Abstrak The monitoring instrument for Citarum river water quality requires a real-time data transmission system. It is important to pay attention to the compatibility of the beam direction between BTS antenna and monitoring device antenna, especially antennas with directional beam pattern. It is underlined that the deviation of the beam direction between TX and RX antennas can lead to suboptimal signal reception power levels and affect real-time data transmission performance. To overcome the deviation of beam direction between BTS antenna and monitoring device antenna, in the receiving antenna an automatic antenna alignment system is designed. It can be done by determining the coordinates of object location and the altitude of tracking using sensors of GPS U-blox NEO-6M and BMP 180. After determining the object coordinates, the next process is to forward the latitude, longitude, and altitude to the microcontroller to be processed. Then, the control station instructs moving system to find the polarization angle based on the available data. The results obtained from testing done on the controlsystem and direction of BTS antenna showed that data in from longitude, latitude and altitude have been succesfully converted into azimuth and distance outputs. The antenna alignment control block succesfully succesfully tracked every block of Mobile Monitoring Device change in distance and coordinates with an angle error of 13.80 or 7.6%. In addition, the maximum communication distance between Mobile Monitoring Device and the antenna alignment control was 70 meters. Keyword : Citarum, Alignment, Monitoring, Real-time, BTS, Antenna, Tracking
Antena Mimo 4×2 Susunan 2 Elemen Mikrostrip Patch Sirkular 3,5 Ghz Untuk Bts 5g (mimo 4×2 Of 2 Circular Patch Microstrip Antenna Array 3,5 Ghz For Bts 5g) Wahyu Ananda Sabilla Pradina; Heroe Wijanto; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kebutuhan pada komunikasi nirkabel yang semakin pesat mengakibatkan pengembangan komunikasi nirkabel mengarah pada komunikasi 5G. Saat ini, komunikasi 5G memiliki rentang frekuensi yang terbatas. Di Asia, frekuensi 3,5 GHz sebagai kandidat frekuensi yang disarankan masih digunakan oleh komunikasi satelit. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini berfokus pada perancangan dan simulasi antena MIMO 4x2 susunan 2 elemen patch sirkular yang bekerja pada frekuensi 3,5 GHz. Bahan yang digunakan untuk substrat adalah FR-4 dengan konstanta dielektrik 4,3 dan ketebalah bahan 1,6 mm. Antena yang dirancang disesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk komunikasi 5G. Berdasarkan simulasi pada Tugas Akhir ini didapatkan bahwa antena MIMO 4x2 susunan 2 elemen patch sirkular memiliki nilai VSWR 1,15 pada frekuensi kerja 3,5 GHz untuk masing-masing antena. Bandwidth yang dihasilkan memiliki lebar paling sempit sebesar 211,4 MHz pada antena keempat dan paling lebar sebesar 214,3 MHz pada antena kedua. Sedangkan untuk nilai mutual coupling tertinggi sebesar -41,126 dB. Serta gain yang dihasilkan adalah 6,784 dB dan 6,906 dB dengan pola radiasi unidireksional. Kata kunci : antena, MIMO, susunan, 5G Abstract The need for wireless communication is increasing rapidly resulting in the development of wireless communication is directed to 5G communication technology. However, 5G communication has a limited frequency range. In Asia, 3.5 GHz as the recommended frequency candidate are still used by satellite communications. So we need a system to overcome these problems. This final project focuses on the design of MIMO 4x2 of circular patch micrstrip antenna array that operates at 3.5 GHz frequency. The substrate used is FR-4 with dielectric constant 4.4 and thickness 1.6. The antennas are adjusted to the specifications needed to optimize the work of 5G. Based on simulation of this undergraduated thesis, the results of MIMO 4x2 of 2 circular patch microstrip antenna array has VSWR 1,15 at frequency 3.5 GHz for each antenna. The resulting bandwidth has the narrowest bandwidth of 211.4 MHz on the fourth antenna and the widest at 214.3 MHz on the second antenna. While the highest mutual coupling value of - 41,126 dB. And the resulting gain is 6,784 dB and 6,906 dB with a unidirectional radiation pattern. Keywords: antenna, MIMO, array, 5G
Sistem Antena Pemancar Multiple Input Miltiple Output (MIMO) 2x2 Dengan 2 Elemen Array Untuk Base Tranceiver Station (BTS) Sistem Pemantau Sungai Citarum Pada Industrial, Scientific, And Medical (ISM) Band 5725-5875 Mhz Adnan Adzhani; Rina Pudji Astuti; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 9, No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Perangkat monitoring BTS sungai Citarum memerlukan sistem transmisi yang bisa mengirimkan data secara real time. Oleh karena itu dibutuhkan sistem antena yang mampu mengakomodasikan persyaratan tersebut. Untuk meningkatkan kinerja dari antena salah satunya dengan menggunakan teknik MIMO. Teknik MIMO menggunakan lebih dari satu antena baik disisi pemancar mauupun disisi penerima. Antena mikrostrip memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki harga yang relatif murah untuk biaya fabrikasinya, ukurannya relatif kecil, dan hampir mampu bekerja disemua frekuensi kerja karena memiliki frekuensi yang fleksibel, menggunakan ISM Band yang bekerja pada rentang frekuensi 5725 MHz sampai 5875 MHz. Pada penelitian ini Sistem Antena Pemancar MIMO 2x2 dengan 2 elemen array patch rectangular dengan arah orientasi antena 90° (Posisi 2) yang paling sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan menghasilkan VSWR 1,0858 yang bekerja pada rentang frekuensi 5,669-5,979 GHz, bandwidth 310 MHz, dan gain 5,931 dB. Pola radiasi yang dihasilkan adalah unidirectional dan polarisasi yang dihasilkan adalah elips. Kata Kunci— MIMO, Array, Gain, Bandwidth, Polarisasi, Pola Radiasi
Sistem Antena Pemancar Mimo (2×8) Menggunakan Multi Substrat 3 Layer Dan Reflektor Pada Frekuensi 3,5 Ghz Untuk Komunikasi 5g Emerson Gabariel Ambarita; Rina Pudji Astuti; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi sistem komunikasi yang semakin meningkat setiap tahunnya memicu semakin tingginya permintaan kecepatan akses internet. Teknologi yang mampu memberikan layanan internet dengan kecepatan tinggi dan mencakup semua wilayah yaitu teknologi 5G(fifth generation). Teknologi 5G memiliki kelebihan seperti data rate yang tinggi, bandwidth yang lebar, mengurangi latency, meningkatkan kapasitas kanal dan lebih hemat energi. Antena yang digunakan dalam teknologi 5G menggunakan sistem MIMO(Multiple Input Multiple Output). Sistem MIMO berfungsi mengurangi pemantulan dan scattering gelombang serta untuk menaikkan kapasitas kanal dengan menggunakan lebih dari satu antena di penerima dan pengirim.Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan antena massive MIMO di sisi pemancar dengan susunan 2x8 16 elemen yang menggunakan frekuensi 3,5 GHz. Bentuk patch yang dipilih yaitu bentuk circular . Bahan yang digunakan untuk lapisan substrat yaitu FR-4 dengan permitivitas dielektrik 4,3 dan ketebalan 1.6 mm serta bahan untuk lapisan groundplane, patch dan feedline yaitu tembaga (copper). Teknik pencatuan yang digunakan catuan microstrip linefeed.Metode yang digunakan dalam perancangan antena antara lain multi substrat 3 layer untuk meningkatkan bandwidth dan reflektor untuk meningkatkan gain.Hasil yang didapatkan adalah antena yang memiliki nilai VSWR ≤1,5 dengan polaradiasi unidireksional dengan gain ≥ 6,5 dB, bandwidth ≥ 100 MHz dan mutual coupling ≤-20 dB. Kata kunci : antena, MIMO, 5G ,gain,bandwidth, mutual coupling Abstract The development of technology communication system is increasing every year triggers the increasing high demand of speed internet access. The technology that can provide internet services at high speed and cover all the areas, namely 5G technology(fifth generation). 5G technology has the advantages such as high data rate, wide bandwidth, reducing latency, increasing channel capacity and more energy efficient. In this research done by designing the antenna MIMO at the transmitter side with the arrangement of the 2x8 16 elements using a frequency of 3.5 GHz. The shape of the patch using shape circular . The material chosen for the substrate layer that is FR-4 with dielectric permittivity 4.3 and thickness of 1.6 mm and the material for the layer groundplane, the patch and the feedline, i.e. copper (copper). Feeding techniques used ration microstrip linefeed.The methods used in the design of the antenna between the other multisubstrate 3 of the layer to improve the bandwidth and the reflector to increase the gain. The results obtained are an antenna that has a VSWR value of ≤1.5 with unidirectional polarity with a gain of ≥ 6.5 dB, bandwidth ≥ 100 MHz and mutual coupling ≤-20 dB. Keyword : antenna, MIMO, 5G, gain, bandwidth,mutual coupling
Pengaruh Penggunaan Isolation Wall pada Sistem Antena MIMO dengan Polarisasi Circular Terhadap Penurunan Mutual Coupling Kurniadi, Akhdan; Yunita, Trasma; Astuti, Rina Pudji
eProceedings of Engineering Vol. 10 No. 3 (2023): Juni 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-Saat ini banyak dilakukan penelitian tentang antena MIMO untuk mendukung teknologi nirkabel, karena dapat meningkatkan kapasitas kanal dengan menggunakan multi antena pada sisi Tx maupun Rx. Tetapi karena antena MIMO menggunakan elemen antena yang banyak, maka perlu dilakukan pengaturan pada setiap elemennya untuk mengurangi efek mutual coupling. Tugas Akhir ini mengusulkan teknik perbaikan nilai mutual coupling yang dapat meminimalisir efek mutual coupling. Teknik yang digunakan yaitu penambahan isolation wall yang diletakkan antara elemen antena 2x4 dengan frekuensi 3,5 GHz. Susunan antena yang digunakan adalah 2x4 dengan polarisasi circular co-polarization dan cross-polarization. Kemudian dilakukan penambahan isolation wall di antara elemen antena, dan dianalisis nilai mutual coupling yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan polarisasi antena MIMO secara cross-polarization dengan menggunakan isolation wall menghasilkan nilai mutual coupling terendah dengan nilai -52,399 dB antara elemen 3 dan 8 pada frekuensi 3,5 GHz. Sebelum ditambahkan isolation wall nilai mutual coupling yang dihasilkan adalah -44,378 dB. Hal tersebut membuktikan bahwa penambahan isolation wall dapat membuat nilai mutual coupling semakin rendah.Kata Kunci-polarisasi sirkular, isolation wall, mutual coupling
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO 2x2 PATCH CIRCULAR MENGGUNAKAN METODE DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK MENINGKATKAN GAIN DAN MEMPERKECIL MUTUAL COUPLING Syahputra, Reza Julian; Nugroho, Bambang Setia; Yunita, Trasma
eProceedings of Engineering Vol. 10 No. 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi telekomunikasi yangberkembang saat ini adalah generasi ke-5. 5Gmembutuhkan akses data yang sangat cepat. Untukmendukung teknologi 5G. Penelitian ini mengusulkanantena susunan dengan teknik Multiple Input MultipleOutput (MIMO) dan ditambahkan metode DefectedGround Structure (DGS) untuk perbaikan gain danmutual coupling. Antena yang telah dirancang dandirealisasikan adalah antena mikrostrip MIMO2x2array patch circular. Bentuk DGS yang digunakanadalah double dumble untuk menurunkan nilai mutualcoupling pada frekuensi 3,5 GHz. Selain itu jugadigunakan teknik array untuk meningkatkan gain.Perancangan antena mikrostrip menggunakan softwaredesain. Berdasarkan hasil simulasi antena MIMO 2x2array tanpa metode DGS nilai mutual coupling yangdihasilkan sebesar –33,96 dB, sedangkan dengan metodeDGS adalah sebesar –52,28 dB. Namun pada hasilpengukuran dengan metode DGS nilai mutual couplingyang dihasilkan lebih tinggi yaitu sebesar -44,75 dB,tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan hasilsimulasi tanpa metode DGS. Hasil simulasi antenatunggal tanpa metode array dan DGS menghasilkan nilaigain sebesar 2,941 dBi, sedangkan dengan metode arraydan DGS nilai gain adalah sebesar 4,696 dBi. Padapengukuran nilai gain yang dihasilkan sebesar 4,142dBi, terdapat perbedaan sebesar 0,554 dBi. Hal inidisebabkan oleh fabrikasi dan pengukuran yang tidakideal.Kata Kunci : Mutual Coupling, Gain, DGS, MIMO, 5G,Circular, Array.
ANTENA MIMO PATCH SIRKULAR MENGGUNAKAN METODE DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) DENGAN MUTUAL COUPLING PALING RENDAH Pinasthika, Aria Maulana; Setia Nugroho, Bambang; Yunita, Trasma
eProceedings of Engineering Vol. 10 No. 6 (2023): Desember 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi 5G saat ini memerlukan dukungan dari sisi perangkat, salah satunya adalah antena. Teknologi antena yang dikembangkan saat ini adalah teknik Multiple Input Multiple Output (MIMO). Penggunaan jumlah elemen antena yang lebih dari satu merupakan salah satu tantangan dalam melakukan desain antena MIMO. Salah satu parameter penting dari sistem antena MIMO adalah mutual coupling Pada penelitian ini telah dirancang antena mikrostrip frekuensi 2,3 GHz dengan menambahkan metode proximity untuk pencatuan dan DGS untuk mengurangi mutual coupling. Antena microstrip ini dirancang dengan menggunakan patch circular dan menggunakan polarisasi elips dengan metode catu proximity yaitu metode dengan catuan berada diantara 2 substrat dan juga penambahan metode Defected Ground Structure (DGS) dumbbell yang berfungsi untuk menurunkan nila mutual coupling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pengaturan polarisasi pada antena MIMO setiap elemen antena memiliki polarisasi yang sama dengan konfigurasi RHEP pada simulasi software nilai S32 memiliki nilai -37,36 dB setelah menggunakan Metode DGS dapat menurunkan nilai mutual coupling yaitu sebesar -48.63 dB pada mutual coupling antara elemen 2 dan 3 dan juga sebaliknya. Dengan perbandingan nilai hasil pengukuran dan simulasi pada antena MIMO dengan menggunakan DGS dengan penurunan nilai yaitu sebesar -12,92 dB pada elemen 2 dan 3 dan juga sebaliknya.Kata Kunci : Mutual Coupling, DGS, MIMO, 5G, Circular.