The Street Clowns in Banjarmasin City as a Life Survival Strategy

Muhammad Adhitya Hidayat Putra (Social Studies Education Department, Postgraduate School of the Indonesian University of Education)
Akhmad Munaya Rahman (Geography Education Department, FKIP Lambung Mangkurat University)
Jumriani Jumriani (Social Studies Education Department, FKIP Lambung Mangkurat University)
Ersis Warmansyah Abbas (Social Studies Education Department, FKIP Lambung Mangkurat University)
Bambang Subiyakto (Social Studies Education Department, FKIP Lambung Mangkurat University)

The Innovation of Social Studies Journal
Vol 2, No 2 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, March 2021

Permasalahan perekonomian di masa pandemi Covid-19 menjadi satu polemik yang berkepanjangan. Hilangnya pekerjaan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan harian menjadi fokus permasalahan perekonomian tersebut. Masyarakat dituntut untuk berpikir dan bereaksi terhadap kondisi tersebut untuk bertahan hidup. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan satu strategi bertahan hidup dengan cara menjadi badut jalanan. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara komprehensif. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menguraikan bahwa faktor pendorong menjadi badut jalanan adalah tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup. Perihal ini bermakna bahwa permasalahan ekonomi menjadi permasalahan utama sehingga pelaku memilih menjadi badut jalanan. Badut jalanan di Banjarmasin menjadi pilihan pekerjaan yang digandrungi oleh masyarakat menengah ke bawah. Dalam mendapatkan pekerjaan ini diperlukan hubungan pertemanan (networking). Di samping itu, diperlukan pembiasaan diri untuk hidup berhemat karena pendapatan tidak pasti setiap harinya.