Media sosial membuat informasi dapat dengan mudah diakses tanpa batas jarak dan waktu. Namun, kemudahan ini tidak jarang dimanfaatkan oleh oknum atau kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu (hoaks). Terutama selama masa pandemi Covid-19 berbagai hoaks terus beredar dari awal mula munculnya virus hingga cara penanganan. Salah satu penyebab maraknya hoaks yang beredar di media sosial karena kurangnya tingkat literasi digital. Maka dari itu, untuk meningkatkan literasi digital melawan hoaks Covid-19 di media sosial dilakukan sosialisasi buku saku melalui webinar dengan sasaran utama adalah mahasiswa Indonesia yang memiliki peran sebagai agen perubahan. Teori yang digunakan yaitu nine steps of strategic planning public relations oleh Ronald D Smith dan metode Community Based Research (CBR). Melalui kegiatan webinar buku ini, terjadi peningkatan persentase literasi digital mahasiswa sebesar 10,41% mengenai pemahaman dalam menerima informasi hoaks. --- Social media has made information to become accessible regardless of distance and time. However, this benefit tends to be misused by irresponsible individuals to spread fake news (hoaxes). During the Covid-19 pandemic particularly, numerous hoaxes were spread starting from the origin of the virus to the ways of treating it. One of the causes of hoaxes spreading on social media was the lack of digital literacy. Therefore, to increase digital literacy against Covid-19 hoaxes on social media, pocketbook socialization is carried out through webinars. The target is Indonesian students as agents of change. The theory used is the nine steps of strategic planning public relations by Ronald D Smith and the Community based research (CBR) method. Through this book's webinar activity, there was an increase of students' digital literacy percentage by 10.41% regarding the understanding of receiving false information.
Copyrights © 2022