Rigid pavement adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama. Beton harus dirawat (curing) agar bagian dalam dari beton tetap dingin, dan tidak terjadi keropos. Ada beberapa metode dalam curing beton, dan perbedaan metode curing akan menghasilkan kekuatan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa perbedaan hasil kuat tekan dari perbedaan metode curing di lapangan, laboratorium, dan tidak dirawat. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Mutu beton yang direncanakan adalah 40MPa.Metode curing yang diteliti adalah metode perlakuan lapangan yaitu ditutup dengan kain geotekstil lalu disiram, metode perlakuan laboratorium yaitu direndam didalam air, dan dibiarkan. Sampel benda uji yang digunakan adalah silinder berdiameter 10cm dengan tinggi 20cm dengan jumlah benda uji 9 buah untuk 1 metode perawatan, dengan total 27 sampel untuk 3 metode perawatan, pengujian kuat tekan dilakukan di umur beton 7, 14, dan 28 hari. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh saat umur beton mencapai 28 hari, kekuatan tertinggi didapatkan pada perawatan direndam dengan hasil 43,35MPa, pada perawatan disiram terjadi penurunan 15,58% dengan nilai 36,59MPa, dan pada beton yang tak dirawat terjadi penurunan 29,82% dengan hasil kuat tekan 30,42MPa. Dapat disimpulkan curing di laboratorium adalah metode perawatan terbaik sementara curing di lapangan tidak bisa mencapai mutu rencana.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022