Penggunaan beton semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Penggunaan beton sebagai salah satu pilihan disebabkan karena beton memiliki sifat kuat tekan yang tinggi. Core drill adalah suatu metode pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti kuat tekan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuat tekan beton dengan perbandingan 1PC:2PS:3KR pada ukuran silinder 15 x 30 cm, dan perbandingan 1PC:2PS:3KR pada ukuran silinder 10 x 15 cm, 10 x 18 cm, 10 x 20 cm, dengan agregat halus (muntilan, kali bodri, dan singorojo). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan eksperimen. Sampel penelitian ini menggunakan beton keras dengan mengganti agregat halus pasir muntilan, kali bodri, dan singorojo. Pengujian menunjukan nilai kuat tekan beton dengan perbandingan 1PC:2PS:3KR dengan ukuran silinder 15 x 30cm dengan agregat halus umur 14 hari nilai kuat tekan beton (muntilan : 10,19 Mpa, kali bodri ; 8,90 Mpa, singorojo : 8,90 Mpa) dan umur 21 hari (muntilan : 11,22 Mpa, kali bodri : 9,73 Mpa, singorojo : 9,34 Mpa). Pengujian menggunakan cetakan variasi geometri silinder (10 x 20cm, 10 x 18cm, 10 x 15cm) mempengaruhi nilai kuat beton dan pemakaian agregat halus yang berbeda (pasir muntilan, kali bodri, dan singorojo) juga mempengaruhi nilai kuat tekan beton. Dari hasil perbandigan 1PC:2PS:3KR penggunaan pasir muntilan lebih disarankan untuk material kontruksi beton karena nilai kuat tekan beton pasir muntilan lebih tinggi.Kata Kunci: Pasir Muntilan, Kali Bodri, Singorojo, Kuat Tekan
Copyrights © 2022