Setidaknya ada tiga lingkungan yang membentuk kepribadian seorang anak, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial pertemanan. Setelah diasuh hanya oleh lingkungan keluarga, anak anak kemudian mulai masuk ke sekolah usia dini. Sekolahnya berlanjut sampai anak anak tumbuh menjadi remaja tengah, yaitu di jenjang SMA. Jika dihitung, anak anak remaja menghabiskan banyak waktu di sekolah daripada di tempat lain. Karena itu, perlu memperhatikan kualitas lingkungan sekolah demi meningkatkan school well being. School Well-Being dapat diartikan sebagai sekolah yang seluruh siswanya mempunyai rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental, kualitas hidup yang baik, kesehatan secara fisik dan mental agar mampu menyelesaikan tantangan, mencapai kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupan. Untuk mensosialisasikan School WellBeing, peneliti mengadakan seminar yang berjudul Peluang dan Tantangan Mewujudkan School WellBeing pada Sabtu, 17 Desember 2022. Seminar ini dihadiri oleh 135 peserta yang berasal dari guru, dosen, orangtua dan siswa. Setiap peserta diwajibkan untuk mengisi pre test dan post test. Analisis data dilakukan dengan berbantuan program SPSS 25.0 dengan menggunakan teknik Wilcoxon Signed Rank-Test menunjukkan hasil analisis z sebesar -8,488b pada taraf signifikan 0,000 (p>0,05) ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif ada perbedaan antara pengetahuan mengenai school well-being sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) mengikuti webinar.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023