Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan
Vol 22, No 2 (2023): Oktober 2023

SEBARAN DAN KARAKTERISTIK KONFLIK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DENGAN MANUSIA DI KALIMANTAN TIMUR

Yoyok Sugianto (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia)
Rachmad Budiwijaya (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia PT Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (ECOSITROP), Komplek Talang Sari Regency Cluster Dahlia No. C15 RT 07 Samarinda)
Marlon Ivanhoe Aipassa (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia)
Sukartiningsih Sukartiningsih (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia)
Wawan Kustiawan (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia)
Yaya Rayadin (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia)



Article Info

Publish Date
19 Jun 2023

Abstract

Orangutan di Kalimantan saat ini memiliki status konservasi critically endangered. Kerusakan habitat orangutan menyebabkan orangutan hidup pada lokasi yang berdekatan dengan aktivitas manusia, sehingga rawan menimbulkan konflik antara orangutan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi tentang sebaran dan karakteristik konflik antara orangutan (Pongo pygmaeus) dengan manusia yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui berbagai kejadian konflik antara orangutan dan manusia dilakukan melalui pengamatan deskriptif dan kuisioner. Di Provinsi Kalimantan Timur dalam periode waktu 10 tahun terakhir yakni tahun 2012 hingga 2021, ada 109 kejadian penanganan konflik antara manusia dengan orangutan. Terdapat 67 usaha baik secara rehabilitasi maupun translokasi. Orangutan berjenis kelamin jantan lebih banyak terlibat konflik yakni sebanyak 68 individu, sedangkan orangutan berjenis kelamin betina sebanyak 28 individu. Banyaknya kejadian konflik berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur adalah sebanyak 96 kejadian, dimana orangutan dewasa memiliki kejadian yang paling banyak yakni sebanyak 42 kejadian, dan yang paling sedikit kejadian konfliknya yakni pada kelas umur bayi yaitu sebanyak 8 kejadian konflik. Menurut asal usul atau lokasi konflik, kebun masyarakat menjadi lokasi yang sering terjadi konflik yakni sebanyak 39 kejadian, areal kebun sawit merupakan lokasi terbanyak kedua yang mengalami kejadian konflik yakni sebanyak 17 kali kejadian.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

AG

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Agrifor Journal is a scientific journal that contains writings in the form of research results, book review, conceptual studies, and scientific works in the field of Agriculture and Forestry concerning relevant ...