Sukartiningsih Sukartiningsih
Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua JL. Penajam Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEBARAN DAN KARAKTERISTIK KONFLIK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DENGAN MANUSIA DI KALIMANTAN TIMUR Yoyok Sugianto; Rachmad Budiwijaya; Marlon Ivanhoe Aipassa; Sukartiningsih Sukartiningsih; Wawan Kustiawan; Yaya Rayadin
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i2.6828

Abstract

Orangutan di Kalimantan saat ini memiliki status konservasi critically endangered. Kerusakan habitat orangutan menyebabkan orangutan hidup pada lokasi yang berdekatan dengan aktivitas manusia, sehingga rawan menimbulkan konflik antara orangutan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi tentang sebaran dan karakteristik konflik antara orangutan (Pongo pygmaeus) dengan manusia yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui berbagai kejadian konflik antara orangutan dan manusia dilakukan melalui pengamatan deskriptif dan kuisioner. Di Provinsi Kalimantan Timur dalam periode waktu 10 tahun terakhir yakni tahun 2012 hingga 2021, ada 109 kejadian penanganan konflik antara manusia dengan orangutan. Terdapat 67 usaha baik secara rehabilitasi maupun translokasi. Orangutan berjenis kelamin jantan lebih banyak terlibat konflik yakni sebanyak 68 individu, sedangkan orangutan berjenis kelamin betina sebanyak 28 individu. Banyaknya kejadian konflik berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur adalah sebanyak 96 kejadian, dimana orangutan dewasa memiliki kejadian yang paling banyak yakni sebanyak 42 kejadian, dan yang paling sedikit kejadian konfliknya yakni pada kelas umur bayi yaitu sebanyak 8 kejadian konflik. Menurut asal usul atau lokasi konflik, kebun masyarakat menjadi lokasi yang sering terjadi konflik yakni sebanyak 39 kejadian, areal kebun sawit merupakan lokasi terbanyak kedua yang mengalami kejadian konflik yakni sebanyak 17 kali kejadian.
Keanekaragaman Vegetasi pada Beberapa Umur Revegetasi di Lahan Reklamasi Pascatambang Batubara PT Indominco Mandiri, Kalimantan Timur Rudy Harsono; Rachmad Budiwijaya Suba; Wawan Kustiawan; Marlon Ivanhoe Aipassa; Sukartiningsih Sukartiningsih; Yaya Rayadin
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.589-599

Abstract

Umur reklamasi, keanekaragaman vegetasi dan kimia tanah (total N) merupakan faktor kunci yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan reklamasi sehubungan dengan pemulihan keanekaragaman hayati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi yang tumbuh pada lahan reklamasi dengan beberapa umur tanam dan mencari pengaruh serta korelasi antara umur tanam dengan keanekaragaman dan kehadiran jenis vegetasi pada berbagai umur tanam pada lahan reklamasi PT Indominco Mandiri yang berada di wilayah Kutai Timur, Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan pada lahan reklamasi dengan tahun penanaman tahun penanaman 2020, 2015. 2010, 2005 dan 2000 yang selanjutnya diberi kode IMM2, IMM7, IMM12, IMM 17 dan IMM 22. Metode yang digunakan adalah dengan plot dan survey. Data dianalisis untuk mengetahui kerapatan dan basal area per hektar, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indek kemerataan, indeks kekayaan jenis, indeks dominansi dan indeks similaritas. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 38 spesies dari 18 famili baik yang ditanam maupun tumbuh alami. Dengan demikian, disimpulkan bahwa semakin tua umur tanam, semakin tinggi basal area dan kerapatan jenis per hektar, dengan semakin bertambahnya umur tanaman rehabilitasi maka semakin bertambah pula jenis keragaman pohon yang hadir atau yang tumbuh secara alami.