Membuat model matematika adalah kemampuan menerjemahkan situasi realitas ke dalam bahasa matematika. Model matematika sama dengan kemampuan representasi matematis. Ada tiga representasi matematika yang menjadi sorotan dalam penelitian ini yaitu konkrit, piktorial, dan abstrak. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah di kabupaten Bandung Barat sejumlah 51 siswa. Peneliti memilih siswa berdasarkan tingkatan daya juang produktifnya yaitu tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang memiliki daya juang produktif tinggi dapat menjawab ketiga soal dengan benar dengan model matematika abstrak. Siswa yang memiliki daya juang produktif yang sedang dapat menjawab dua soal dengan benar dengan model matematika konkrit dan abstrak. Siswa yang memiliki daya juang produktif yang rendah dapat menjawab satu soal dengan bantuan intervensi/perlakuan dari peneliti guna mendorong daya juang produktif dengan memberikan soal pemecahan masalah dan mengajukan pertanyaan gaya Socrates. Bantuan ini tidak menghilangkan kesempatan siswa untuk aktif berfikir, sebaliknya melalui metode ini siswa dituntut untuk memaknai pengetahuannya. Sebanyak 2% siswa mengerjakan soal dengan menggunakan model matematika konkret dan seluruh siswa yang mengerjakan dengan menggunakan model matematika konkret tersebut dapat menjawab soal dengan benar. Sebanyak 7.5% siswa mengerjakan soal dengan menggunakan model pictorial dan seluruh siswa yang mengerjakan dengan menggunakan model pictorial tersebut dapat menjawab soal dengan benar. Sebanyak 90.5% siswa memilih untuk mengerjakan soal dengan menggunakan model matematika abstrak. Hanya 12.5% siswa yang mampu mengerjakan soal dengan tepat. Sebanyak 78% siswa yang gagal diakibatkan mereka memilih menggunakan model matematika abstrak padahal mereka belum menguasai model matematika abstrak dengan baik.
Copyrights © 2023