Pendahuluan: Prevalensi pengguna rokok tembakau pada remaja di Indonesia terus meningkat dari 7,2% pada tahun 2013 menjadi 9,1% pada tahun 2018, tingkat penggunaannya dianggap dapat dikurangi dengan menggunakan rokok elektrik. Namun sebenarnya rokok elektrik belum dapat disebut sebagai terapi berhenti merokok konvensional karena belum terdapat bukti yang cukup kuat dan dampak penggunaannya pada kesehatan yang tidak dapat dikesampingkan. Sementara itu, beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik juga berdampak buruk bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi pengguna dan faktor determinan yang memengaruhi perilaku penggunaan rokok elektrik pada mahasiswa. Metode: Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang atau cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 410 orang dengan kriteria inklusi berupa mahasiswa aktif Unika Atma Jaya serta orang yang telah setuju untuk menjadi responden penelitian setelah membaca informed consent, dan kriteria eksklusi yaitu responden yang mengisi kuesioner dengan tidak lengkap. Perhitungan sampel dilakukan dengan metode proportional stratified random sampling. Pengambilan data responden menggunakan kuesioner secara daring melalui Google Forms. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Mann-Whitney. Hasil: Prevalensi pengguna rokok elektrik pada mahasiswa sebesar 21,7%. Pada penelitian ini faktor yang berpengaruh pada keputusan penggunaan rokok elektrik adalah jenis kelamin (p<0,001), persepsi (p<0,001), tersedianya suplai (p<0,001), dukungan keluarga (p=0,002), dan dukungan teman (p<0,001). Simpulan: Tingginya tingkat penggunaan rokok elektrik pada mahasiswa menunjukkan perlunya informasi dan edukasi serta promosi kesehatan mengenai dampak merugikan dari penggunaan rokok elektrik.
Copyrights © 2023