WHO mengestimasikan prevelensi balita kerdil (Stunting) di seluruh dunia sebesar 22% atau sebanyak 149,2 juta. Berdasarkan survei status gizi Indonesia prevalensi stunting pada balita di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2021 pada angka 29,7%. Kasus stunting tertinggi di Sulawesi Tengah berada di Kabupaten Sigi yaitu 40,7%, kasus Stunting tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Biromaru  dengan angka 20,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada anak 0-24 bulan di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional, populasi berjumlah 308 orang, didapatkan sampel sebanyak 174 responden. Penarikan sampel menggunakan metode simple random sampling. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi (p=0,001; OR=3.924; 95% CI=1.754-8.776), pemberian ASI eksklusif (p=0,000; OR=4.582; 95% CI=2.315-9.071), pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) (p=0,003; OR= 3.495; 95% CI=1.553-7.861), dan umur ibu saat hamil (p=0,000; OR=6.846; 95% CI = 3.436-13.637) dengan kejadian stunting pada anak 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi. Pengetahuan ibu tentang gizi, pemberian ASI Ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI dan umur ibu saat hamil merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting di wilayah kerja Puskesmas Biromaru, Kabupaten Sigi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023