Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Berpikir kritis merupakan berpikir secara langsung terhadap sesuatu yang dituju atau sebagai kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan sebuah kesimpulan yang akan diambil dari beberapa faktor pendukung untuk membuat suatu keputusan. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian nonequivalent control grup design dengan Sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dengan berbagai pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X.7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.8 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata persentase N-gain pada kelas eksperimen yakni sebesar 61,34%. Berdasarkan hasil rata-rata pesentase N-gain penggunaan model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) pada kelas eksperimen masuk dalam kategori cukup efektif. Sedangkan rata-rata persentase N-gain pada kelas kontrol sebesar 45,85%. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model konvensional pada kelas kontrol masuk dalam kategori kurang efektif. Berdasarkan hasil data persentase N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dengan siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional.
Copyrights © 2024