Batubara merupakan salah satu komoditas bahan tambang yang jumlahnya melimpah di Indonesia, tetapi untuk pemanfaatan batubara sebagai karbon aktif relatif tinggi dalam dunia industri Indonesia. Batubara Bituminus sangat berpotensi jika dimanfaatkan sebagai karbon aktif karena mempunyai kandungan Fixed Carbon cukup tinggi, yaitu sekitar 54%-80%. Proses pembuatan karbon aktif dilakukan dengan cara karbonisasi menggunakan bahan aktifasi kimia (H3PO4) dan akuades. Perbandingan yang digunakan adalah 50 g batubara, dengan konsentrasi molaritas yang berbeda yaitu 1M; 1,5M dan 2M dengan masing-masing 100 ml larutan asam fospat.Karbon aktif yang dihasilkan dari proses karbonisasi akan diuji kandungan air, kadar abu, kadar zat terbang, dan karbon aktif murni pada sampel setiap formasi.Hasil analisis uji karbon aktif pada batubara diperoleh yaitu pada uji kadar air sampel FPB1 23,0347%, FPB2 21,6975, FPB3 22,7728%, FB1 22,9148, FB2 25,5351, FB3 28,5954, FKB1 25,2824%, FKB2 26,2235% dan FKB3 17,2911% .Pada uji kadar abu sampel FPB1 7,5725, FPB2 6,8703, FPB3 5,1709, FB1 16,8405, FB2 7,1604, FB3 3,9695%, FKB1 6,9336%,FKB2 9,3561 dan FKB3 11,6932%. Pada uji zat terbang sampel FPB1 23,7277%, FPB2 20,0113%, FPB3 267661%, FB1 23,7610%, FB2 18,6258%, FB317,7130%, FKB1 22,1996%, FKB2 19,5844% dan FKB3 25,9126. Pada uji karbon aktif murni sampel FPB1 45,6651%, FPB2 51,4209%, FPB3 45,2909%, FB1 36,4837%, FB2 48,6787%, FB3 49,7221%, FKB1 45,5842%, FKB2 44,8270%, dan FKB3 32,3417%. Kata Kunci: Asam Fospat, Batubara, Formasi, Karbonisasi dan Karbon Aktif
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023