Education in inclusive schools has its own characteristics that distinguish it from regular schools. In inclusive schools, diverse students both regular students and children with special needs—learn together in the same environment. This condition requires teachers to have adaptive learning strategies so that all students can be served well. Therefore, assessment is a crucial step that must be taken, because through assessment, teachers can understand the needs, potential, and learning obstacles of each child. This is in line with the practices implemented at Al Firdaus Elementary School, Surakarta, as one of the inclusive schools that consistently develops equality-based educational services. This study used a descriptive qualitative approach with observation and interview methods. The research subjects included the Inclusion Coordinator, Class Teachers, and Special Assistant Teachers (GPK) at Al Firdaus Elementary School, Surakarta. The results show that assessment is a fundamental aspect in developing learning programs. Through assessment, teachers can design learning activities that are appropriate to the needs of each child, so that learning can be optimally enjoyed by all students, both regular and special needs. Assessments at Al Firdaus Elementary School in Surakarta are conducted twice a year, at the beginning of the new school year and at the beginning of each semester. Assessment results serve a dual purpose: as a guideline for identifying a child's disability and as a basis for developing a Smart Plan for each semester. Thus, assessments serve not only as a measuring tool but also as a key foundation for designing inclusive, adaptive, and equitable learning programs. Abstrak Pendidikan di sekolah inklusi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan sekolah reguler. Di sekolah inklusi, peserta didik yang beragam—baik siswa reguler maupun anak berkebutuhan khusus—belajar bersama dalam satu lingkungan yang sama. Kondisi ini menuntut guru untuk memiliki strategi pembelajaran yang adaptif agar semua siswa dapat terlayani dengan baik. Oleh karena itu, asesmen menjadi langkah penting yang harus dilakukan, karena melalui asesmen guru dapat memahami kebutuhan, potensi, serta hambatan belajar masing-masing anak. Hal ini sejalan dengan praktik yang diterapkan di SD Al Firdaus Surakarta sebagai salah satu sekolah inklusi yang konsisten mengembangkan layanan pendidikan berbasis kesetaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi dan wawancara. Subjek penelitian meliputi Koordinator Inklusi, Guru Kelas, dan Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD Al Firdaus Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asesmen menjadi aspek fundamental dalam penyusunan program pembelajaran. Melalui asesmen, guru dapat merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak, sehingga pembelajaran dapat dinikmati secara optimal oleh seluruh siswa, baik reguler maupun berkebutuhan khusus. Asesmen di SD Al Firdaus Surakarta dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal tahun ajaran baru dan awal semester. Hasil asesmen berfungsi ganda: sebagai pedoman untuk mengidentifikasi jenis disabilitas yang dimiliki anak, sekaligus sebagai dasar penyusunan Smartplan pembelajaran untuk setiap semester. Dengan demikian, asesmen tidak hanya berperan sebagai alat ukur, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam merancang program pembelajaran yang inklusif, adaptif, dan berkeadilan.
Copyrights © 2024